• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Ancaman Besar Dibalik Aksi Teror Perempuan

Keterlibatan perempuan dalam aksi terorisme sekarang sudah tidak lagi sebagai korban doktrinisasi suami, melainkan pelaku aksi terorisme.

Nur Rafika Hamidah Nur Rafika Hamidah
26/02/2021
in Publik
0
Aksi Teror

Aksi Teror

180
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ketika mendengar pelaku aksi terorisme, yang langsung terbayang dibenak kita adalah kaum lelaki. Para pria berjenggot dan bercelana cingkrang menyuarakan ideologi takfiri. Menggemakan dalil-dalil agama dengan tafsir kontekstual yang salah. Berjihad dengan keberanian penuh mengorbankan diri sendiri, memang identik dengan maskulinitas pria. Seorang teroris akan merasa maskulinitasnya meningkat ketika mampu mengorbankan dirinya untuk menghancurkan hidup manusia lain.

Pelaku aksi terorisme ini mengajak para istri dan keluarganya agar terlibat dalam aksinya. Istri berperan sebagai pelindung, pembantu, bahkan pemberi dana untuk suaminya dalam melakukan aksi. Perempuan terkenal dengan loyalitasnya kepada suami. Maka mudah sekali menurut dan patuh terhadap perintah suaminya.

Istri-istri teroris ini mendapat pengaruh besar dari suami mereka. Teroris yang sudah dibaiat biasanya dibekali kemampuan untuk merekrut anggota lain. Sehingga bukan hal yang sulit untuk meyakinkan istrinya bahwa keyakinan yang dia percayai itu benar.

Sang istri disuguhkan berbagai dalil agama, dan kesalahan-kesalahan logika dalam penafsirannya. Perempuan yang hanya mengedepankan emosi daripada logika bisa langsung mempercayai suaminya. Dalam keadaan keyakinan dan emosi yang lebih menonjol, nalar akan kehilangan fungsinya. Seseorang bisa dengan mudah percaya atau menerima ajaran apapun tanpa kritikan.

Keterlibatan perempuan dalam aksi terorisme sekarang sudah tidak lagi sebagai korban doktrinisasi suami, melainkan pelaku aksi terorisme. Di antara perempuan yang dipidana akibat kasus terorisme adalah. Putri Munawaroh (istri Nurdin M. Top), Inggrid Wahyu Cahyaningsih (istri Sugeng Waluyo yang membantu pelaku teroris Bom Cimanggis), Munfiatun (istri kedua Nurdin M. Top) menyembunyikan pelaku aksi terorisme.

Baca Juga:

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

Ketika Sejarah Membuktikan Kepemimpinan Perempuan

Qiyas Sering Dijadikan Dasar Pelarangan Perempuan Menjadi Pemimpin

Membantah Ijma’ yang Melarang Perempuan Jadi Pemimpin

Lalu ada pula nama-nama Rasidah binti Subari (istri Husaini bin Ismail (buronan kasus pemboman di Singapura), Ruqayah binti Husen (istri Umar Patek), Deni Carmelita (istri Pepi Fernando pelaku bom buku dan bom Serpong), Rosmawati yang ikut terlibat dalam pendanaan untuk kelompok Santoso, dan Arina Rahma istri ketiga Nurdin M. Top yang turut serta dalam menyembunyikan pelaku.

Perempuan-perempuan yang terlibat pada kasus terorisme diatas adalah para istri pelaku. Mereka direkrut melalui jalur keluarga oleh suaminya. Namun beberapa tahun terakhir, keterlibatan perempuan di aksi terorisme sudah merambah ke jalur yang lebih ekstrim. Banyak perempuan yang terlibat langsung sebagai eksekutor aksi terorisme.

Hal ini terbukti dengan adanya kasus bom panci yang rencananya diledakkan di istana kepresidenan pada tahun 2016 oleh Dian Yulia Novita. Dian mengenal paham radikalisme dari suaminya sendiri. Bom yang rencananya ia ledakkan juga hasil rakitan suaminya. Namun, rencana Dian gagal karena gerak-geriknya telah diketahui lebih dulu oleh aparat.

Keberanian Dian untuk melakukan aksi terorisme di istana kepresidenan memicu perempuan-perempuan jihadis lainnya lebih berani melakukan tindakan. Di akhir tahun 2016, Ika Puspitasari tertangkap karena terlibat mendanai aksi terorisme yang dikoordinatori oleh suaminya sendiri. Pada tahun-tahun selanjutnya Umi Delima, Puji Kuswati, Siska Puspitarini, dan temannya juga tertangkap karena terlibat dalam kasus terorisme.

Keterlibatan perempuan dalam kasus terorisme memberikan kegelisahan tersendiri di kalangan masyarakat. Harits Abu Ulya, seorang pengamat terorisme dari The Community Ideologica Islamic Analyst menjelaskan bahwa pelibatan perempuan dan anak merupakan sebuah pesan baru dari jaringan JAD.

Tujuannya adalah untuk mengaburkan jejak teroris laki-laki. Keberadaan pelaku aksi teror perempuan dan anak menjadi solusi agar lepas dari pantauan polisi. Jarangnya keterlibatan perempuan dalam aksi terorisme membuat perempuan lebih tidak dicurigai oleh aparat.

Selain itu keterlibatan perempuan sebagai pelaku aksi terorisme, seperti yang dilakukan oleh Dian Yulia Novita merupakan suatu bentuk penentangan budaya patriarki oleh para teroris. Perempuan yang dinilai lemah dan penakut pada budaya patriarki, ditentang keras oleh para jihadis ini. Mereka menantang maskulinitas laki-laki untuk berani melakukan pengorbanan lebih dari yang dilakukan oleh para perempuan ini.

Kasus-kasus rencana aksi terorisme yang dilakukan oleh Dian Yulia, Ika Puspitasari, dan Siska telah digagalkan oleh aparat. Terbukti dari kasus terorisme yang dilakukan oleh perempuan sendirian, tidak pernah berhasil. Kasus terorisme baru berhasil, ketika dilakukan oleh satu keluarga seperti kasus bom di Surabaya oleh Puji.

Rencana pengeboman istana negara yang dilakukan oleh Dian dan rekannya merupakan keberanian yang melampaui batas. Istana kepresidenan adalah tempat vital yang dijaga sangat ketat oleh aparat. Cukup sulit untuk menembus keamanan dari istana kepresidenan. Namun Dian tetap melakukannya, sehingga tertangkap aparat sebelum berhasil mengeksekusi aksi terornya.

Embel-embel teroris perempuan pertama di Indonesia yang disandang Dian, seolah-olah menjadi motor bagi ekstrimis laki-laki untuk lebih giat dan berani melakukan amaliah, sekaligus menjadi ajakan keras bagi ekstrimis perempuan lain untuk berani melakukan amaliah.

Aksi teror yang dilakukan oleh Dian seolah bukan menyuarakan tujuan utama para teroris untuk membentuk negara Islam. Namun justru untuk menteror aparat bahwa jemaah mereka sudah ada dari berbagai kalangan. Baik perempuan, laki-laki bahkan anak-anak, dan tidak terbatas oleh gender dan usia lagi.

Secara statistik, memang bisa jadi angka keterlibatan perempuan masih terbilang kecil jika dibandingkan dengan laki-laki. Namun keterlibatan perempuan dalam gerakan radikalisme diperkirakan akan senantiasa mengalami peningkatan di masa mendatang.

Kemensos melansir data 78% deportan anggota ISIS adalah perempuan dan anak yang tersebar di 12 Provinsi. Paham ekstrimis radikalisme cukup mudah menyebar dikalangan perempuan. Kecepatan penyebaran paham radikalisme ini dipicu dengan banyaknya ekstrimis perempuan yang berani untuk melakukan amaliah.

Tentunya keberadaan para teroris perempuan ini menjadi tantangan besar bagi aparat dan masyarakat secara keseluruhan. Perempuan cenderung sangat loyal terhadap sesuatu yang telah dia yakini. Oleh karena itu sulit untuk melakukan deradikalisasi para perempuan yang telah terpengaruh paham radikalisme.

Maka tindakan pencegahan adalah cara yang sangat tepat untuk menghentikan pertumbuhan kaum ekstrimis perempuan. Salah satu yang dapat kita lakukan adalah dengan selalu merangkul para teman perempuan kita, agar tidak salah dalam bersosial media dan memilih kelompok sosial. Semoga Allah selalu melindungi kita dan orang-orang yang kita cintai dari kesesatan pikir dan perbuatan. []

Tags: ekstremismepencegahanPerdamaianperempuanRadikalismetoleransi
Nur Rafika Hamidah

Nur Rafika Hamidah

Terkait Posts

Inses

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Inses

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

17 Mei 2025
Kashmir

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

16 Mei 2025
Nakba Day

Nakba Day; Kiamat di Palestina

15 Mei 2025
Nenek SA

Dari Kasus Nenek SA: Hukum Tak Lagi Melindungi yang Lemah

15 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version