• Login
  • Register
Senin, 7 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Antara Teks dan Konteks: Meneguhkan Kesetaraan Gender dalam Islam

Teks tidaklah berdiri sendiri, tetapi merupakan refleksi dari situasi peristiwa kehidupan yang nyata yang senantiasa mengalami proses perubahan dan dinamis.

Redaksi Redaksi
08/04/2025
in Hikmah, Pernak-pernik
0
gender

gender

972
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Respons atau sikap kaum Muslimin atas isu-isu gender sangatlah beragam, meskipun mereka mengacu pada sumber referensi yang sama.

Hal ini karena keberagaman pandangan yang muncul dari perbedaan mereka dalam membaca atau memahami teks. Sebagian memahaminya secara tekstual/harfiyyah, dan menganggapnya sebagai kebenaran final, tanpa harus mempertimbangkan aspek argumen rasional maupun realitas di luarnya.

Sementara pandangan yang lain membaca teks dengan segenap makna terdalamnya, dan holistik, terutama keberadaannya yang tidak bisa lepas dari ruang dan waktu yang melingkupnya.

Teks tidaklah berdiri sendiri, tetapi merupakan refleksi dari situasi peristiwa kehidupan yang nyata yang senantiasa mengalami proses perubahan dan dinamis.

Setiap pendapat pikiran adalah refleksi dari diri yang hidup dari lingkungannya masing-masing. Saya yakin bahwa setiap keputusan dirumuskan dalam kerangka kemaslahatan sosial.

Baca Juga:

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

Tafsir Sakinah

Pandangan yang terakhir ini menarik hati saya, dan saya percaya bahwa pesan-pesan agama yang ditulis dalam teks-teks keagamaan selalu mengandung logika rasional, tujuan, dan ruh kemanusiaan.

Tujuan ini dapat dipelajari dan diusahakan untuk diwujudkan. Ia bersifat rasional, dan bukan masalah yang harus terkait dengan kebenaran skriptural semata. Dari sini, saya ingin menyatakan sekali lagi bahwa kedudukan laki-laki dan perempuan adalah sama dan setara.

Dengan demikian, dalam aspek gender, perempuan mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan hak dan kewajiban laki-laki dan mempunyai kedudukan dan fungsi yang setara dengan laki-laki.

Kesetaraan manusia, menurut saya, adalah konsekuensi paling bertanggungjawab atas pengakuan keimanan kita kepada keesaan Allah dan sejalan dengan visi kemanusiaan Islam.

Atas dasar ini, keadilan dan kemaslahatan sosial harus kita tegakkan. Keadilan adalah bertindak proporsional, dengan memberikan hak dan akses kepada siapa saja yang memilikinya. Bukan berdasarkan atas jenis — kelamin tertentu atau katagori-katagori primordialitasnya dan identitas-identitas sosial yang lain.

“Tuhan tidak menilaimu dari wajah dan tubuhmu, melainkan dari hati dan tindakanmu” (hadits dalam Shahih Muslim). []

Tags: AntaraGenderislamKesetaraankonteksMeneguhkanteks
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Bekerja adalah bagian dari Ibadah

Bekerja itu Ibadah

5 Juli 2025
Bekerja

Jangan Malu Bekerja

5 Juli 2025
Bekerja dalam islam

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

5 Juli 2025
Kholidin

Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

5 Juli 2025
Sekolah Tumbuh

Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

4 Juli 2025
Oligarki

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

4 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Ulama Perempuan

    Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia
  • Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial
  • Surat yang Kukirim pada Malam

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID