• Login
  • Register
Jumat, 9 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

AS atau Iran, Harus Berpihak Kemana?

Aspiyah Kasdini RA Aspiyah Kasdini RA
10/01/2020
in Publik
0
world, war 3
15
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Tagar WW3 (world war 3) menjadi viral setelah kematian pemimpin pasukan Elite Quds Iran, Mayor Jendral Qaseem Soleiman, oleh pasukan udara Amerika Serikat atas arahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Soleiman menjadi target serangan rudal yang terjadi di Bandara Internasional Baghdad pada Jumat (03/01/2020) dini hari waktu setempat. Kematian James Bond Iran ini menuai banyak reaksi, terutama dari para pejabat Iran dan pemimpin tertingginya, Ayatollah Ali Khamanei, yang bersumpah akan balas dendam atas tewasnya jendral top mereka tersebut.

Pihak gedung putih Amerika Serikat memberikan pernyataan terkait peristiwa ini, bahwasanya Soleimani dan Pasukan Quds bertanggung jawab atas kematian ratusan warga Amerika Serikat maupun koalisi, dan serangan terhadap markas Amerika Serikat di Irak.

Peristiwa ini tidak luput menjadi perbincangan di jagat maya, bahkan ada pula yang menghubung-hubungkan dengan ramalan yang diduga dikatakan oleh penjelajah waktu yang memprediksi bahwa akan terjadi perang dunia ketiga pada tahun 2020 yang akan berlangsung selama tiga tahun. Tiga tahun untuk durasi perang yang singkat namun memakan banyak korban. Membaca pemberitaan demikian saja sudah membuat bulu kuduk merinding, tidak dapat dibayangkan apabila hal tersebut tidak sekedar ramalan.

Terlebih setelah Iran mengibarkan bendera merah di kota suci Qom, yang kabarnya merupakan bentuk seruan untuk berperang dan pembalasan dendam. Konflik antar dua negara ini bukanlah peristiwa baru, namun lebih mencuat ketika Jendral Soleimani tewas.

Alih-alih sekadar mengetahui, tidak sedikit masyarakat kita juga yang ikut terprovokasi atas peristiwa ini. Apakah harus berpihak kepada Amerika sang negara adidaya, ataukah kepada Iran sang negara mayoritas Islam Syi’ah?

Baca Juga:

Kisah Luna Maya, Merayakan Perempuan yang Dicintai dan Mencintai

Aurat dalam Islam

Mengapa Waktu Berlalu Cepat dan Bagaimana Mengendalikannya?

Benarkah Menikah Menjadi Bagian dari Separuh Agama?

Ashfiyah Auliyaillahil Basiro, magister Damai dan Resolusi Konflik Universitas Pertahanan, mengatakan bahwa yang perlu kita lakukan bukan pembelaan atas kebenaran yang dilakukan oleh Amerika Serikat ataupun Iran, melainkan KEMANUSIAAN yang akan terjadi bila pernyataan perang dikeluarkan. Karena pembelaan atau keterpihakan terhadap salah satu pihak tidak akan menghasilkan sesuatu yang menguntungkan, namun mendiamkannya juga tidak memberikan hal yang baik. Oleh karena itu, diperlukan intervensi negara-negara lain agar perdamaian dunia bisa terus dilakukan.

Entah itu Amerika Serikat, Iran, ataupun negara lainnya adalah negara yang memiliki warga yang tentunya mengidam-idamkan kondisi negara yang stabil, aman, damai, jauh dari kekerasan, agar tercipta kehidupan dengan kedamaian.

Alangkah menyedihkannya apabila menjalani kehidupan dengan diliputi kesedihan, kehilangan, ketakutan, kelaparan, dan segala bentuk kekerasan. Maka bukan lagi mengecam Amerika Serikat ataupun Iran, yang wajib dikecam adalah tindakan-tindakan yang mendukung kedua negara untuk mengangkat senjata; yang wajib dikecam pula segala bentuk aktifitas yang dapat merenggut hak asasi kemanusiaan untuk dapat hidup aman dan damai.

Baik Amerika Serikat maupun Iran, sama halnya dengan negara lainnya yakni saudara-saudara kita semua. Di kedua negara tersebut hidup saudara-saudara sesama makhluk Allah Swt.; umat Muslim juga dilindungi di keduanya; prajurit-prajurit yang bertugas pun merupakan bagian dari kita yang memiliki anak, istri, orang tua, kerabat yang mengharapkan keselamatannya; maka sudah seyogyanya kita mendukung agar mereka senantiasa mendapatkan ketenangan dalam beribadah dan bermuamalah.

Akhirnya, tentu banyak tindakan maupun pendapat para pihak sebagai bentuk reaksi atas peristiwa ini, namun penulis hanya ingin sedikit menuliskan sebuah himbauan seorang Wali Mursyid, Abah Anom, kepada ikhwannya untuk melaksanakan salat sunah Lidaf’il Bala’i setelah salat sunah ba’d Isya. Imbauan ini dikeluarkan ketika invasi Amerika Serikat di Irak, tepatnya ketika terjadi pemboman pada tahun 2003.

Tidak ada kalimat keterpihakkan pada salah satu pihak oleh beliau, di akhir maklumatnya beliau menuliskan, “Demikian agar segenap para ikhwan/akhwat TQN Pondok Pesantren Suryalaya mengetahui dan melaksanakan Maklumat ini dengan penuh kesadaran dan rasa tulus ikhlas. Semoga Allah Swt. memberikan perlindungan dan terciptanya kedamaian dunia. Amin Ya Robbalalamin.” Dan semoga kedamaian dunia benar-benar tercapai, Amin. Wallah A’lam bi al-Shawwaab.[]

Aspiyah Kasdini RA

Aspiyah Kasdini RA

Alumni Women Writers Conference Mubadalah tahun 2019

Terkait Posts

Vasektomi untuk Bansos

Vasektomi untuk Bansos: Syariat, HAM, Gender hingga Relasi Kuasa

9 Mei 2025
Vasektomi

Tafsir Sosial Kemanusiaan: Vasektomi, Kemiskinan, dan Hak Tubuh

8 Mei 2025
Barak Militer

Mengasuh dengan Kekerasan? Menimbang Ulang Ide Barak Militer untuk Anak Nakal

7 Mei 2025
Jukir Difabel

Jukir Difabel Di-bully, Edukasi Inklusi Sekadar Ilusi?

6 Mei 2025
Budaya Seksisme

Budaya Seksisme: Akar Kekerasan Seksual yang Kerap Diabaikan

6 Mei 2025
Energi Terbarukan

Manusia Bukan Tuan Atas Bumi: Refleksi Penggunaan Energi Terbarukan dalam Perspektif Iman Katolik

6 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kritik Kesaksian Perempuan

    Kritik Syaikh Al-Ghazali atas Diskriminasi Kesaksian Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tafsir Sosial Kemanusiaan: Vasektomi, Kemiskinan, dan Hak Tubuh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keheningan Melalui Noble Silence dan Khusyuk sebagai Jembatan Menuju Ketenangan Hati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Saksi Perempuan Menurut Abu Hanifah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jangan Nekat! Pentingnya Memilih Pasangan Hidup yang Tepat bagi Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Kisah Luna Maya, Merayakan Perempuan yang Dicintai dan Mencintai
  • Aurat dalam Islam
  • Mengapa Waktu Berlalu Cepat dan Bagaimana Mengendalikannya?
  • Benarkah Menikah Menjadi Bagian dari Separuh Agama?
  • Vasektomi untuk Bansos: Syariat, HAM, Gender hingga Relasi Kuasa

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version