• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Bahaya Child Grooming di Sekolah: Ketika yang Seharusnya Digugu dan Ditiru Menjadi Pelaku

Child grooming adalah salah satu teknik memanipulasi pikiran anak atau remaja dengan tujuan tertentu seperti eksploitasi dan pelecehan seksual

Nela Salamah Nela Salamah
04/10/2024
in Publik
0
Bahaya Child Grooming

Bahaya Child Grooming

1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – “Puluhan Siswi di Salah Satu SMA Negeri Pekalongan Diduga Jadi Korban Pelecehan Oleh Guru BK”, begitu kira-kira judul berita yang saya baca dari akun Instagram @pekalonganinfo. Ini adalah gambaran ketika guru yang seharusnya digugu dan ditiru malah menjadi pelaku dan merusak masa depan muridnya sendiri.

Selain berita tersebut, belum lama ini juga sosial media ramai dengan video asusila antara guru dan murid. Video tersebut menuai berbagai macam komentar netizen.

Satu hal yang membuat saya prihatin atas dua peristiwa di atas adalah tanggapan netizen yang sering kali menyalahkan korban (siswa). “Halah suka sama suka itu”. Atau yang lebih parah “Guru BK nya pasti ganteng makanya mau dilecehin wkwk”, jujur saya hanya bisa geleng-geleng kepala membaca ketikan netizen +62 ini.

Untuk membantah komentar dan pola pikir absurd netizen tersebut, perlu kita pahami bahwa maraknya pelecehan seksual oleh oknum guru tidak terjadi secara tiba-tiba. Namun, bisa jadi pelecehan tersebut melalui proses yang sistematis yakni dengan menggunakan metode child grooming.

Child Grooming Itu Apa?

Child grooming adalah salah satu teknik memanipulasi pikiran anak atau remaja dengan tujuan tertentu seperti eksploitasi dan pelecehan seksual. Dalam kasus yang sudah penulis paparkan di awal, guru BK menggunakan posisinya untuk memanipulasi siswi dengan cara melakukan wawancara secara bergantian.

Baca Juga:

Hukuman Bagi Pelaku dan Penyebab Aborsi

Kim Soo Hyun, Relasi Kuasa, dan Luka Child Grooming yang Tak Terlihat

Menilik Child Grooming dan Kasus Kim Sae Ron

Kekerasan Seksual dan Disabilitas dalam Perspektif Mubadalah

Pertanyaan wawancara yang seharusnya berkaitan dengan kesehatan sekolah dan pencegahan kenakalan remaja tidak pelaku tanyakan. Siswa justru menerima pertanyaan-pertanyaan menyimpang yakni pertanyaan melanggar privasi dan bersifat seksual. Pendekatan yang guru BK lakukan ini menjadi salah satu ciri bahwa dalam kasus tersebut pelaku (guru BK) melakukan child grooming.

Pada kasus kedua, saya memperoleh informasi bahwasannya siswa hidup sendirian tanpa orang tua. Bisa kita simpulkan bahwa tindakan child grooming oleh pelaku (guru) adalah membangun kepercayaan korban dengan memberi perhatian ekstras, hadiah, atau bahkan janji-janji

Akan sangat berbahaya lagi, karena melalui child grooming pelaku dapat mengontrol hubungan dengan korban. Perlaku mengendalikan hubungan dengan mendorong korban yakni anak atau remaja untuk merahasiakan interaksi mereka.

Dampak Child Grooming

Melansir dari halodoc, child grooming membawa dampak yang tidak main-main. Korban dari tindakan ini dapat membawa trauma  yang mendalam akibat pelecehan seksual bahkan hingga mereka dewasa.

Selain trauma, korban dari bahaya child grooming memiliki resiko masalah psikologis yakni depresi dan gangguan kecemasan. Dampak lainnya juga korban kehilangan rasa percaya diri dan melakukan isolasi sosial.

Pencegahan yang Bisa Dilakukan

Dampak negatif yang mengincar korban child grooming tidak bisa kita sepelekan begitu saja. Oleh karena itu butuh pencegahan efektif lewat kerja sama banyak pihak. Adapun pencegahan tersebut antara lain:

Pertama, peningkatan kesadaran dan edukasi; yakni berkaitan dengan edukasi mengenai pendidikan seksual, keksetaraan gender dan juga child grooming untuk siwa, tenaga pendidik bahkan orang tua.

Kedua, pengawasan ketat kebijakan sekolah; yakni berkaitan dengan implementasi kebijakan yang lebih tegas untuk mencegah iteraksi tidak pantas antara guru dan murid.

Ketiga, penyediaan tempat pelaporan dan dukungan; yakni pemberian ruang aman bagi korban untuk melapor dan mendukung mereka secara psikologis. Pada salah satu kasus di atas, sekolah sebegai lembaga pendidikan justru melindungi pelaku dan terksesan menutup-nutupi kasus sehingga memakan banyak korban pelecehan.

Bahaya Child grooming yang mengarah pada pelecehan seksual bisa siapapun lakukan, kapanpun dan di manapun. Bahkan oleh sosok yang harusnya digugu dan ditiru pada lembaga pendidikan formal. Setelah melihat dua kasus di atas, sudah menjadi tugas kita bersama untuk melindungi korban dan mengawal kasus ini sampai tuntas. []

Tags: Child GroomingKasus Pelecehan Seksualkekerasan seksual di sekolahKorban Pelecehan Seksualpelakurelasi guru dan murid
Nela Salamah

Nela Salamah

Perempuan yang ingin namanya abadi melalui tulisan.

Terkait Posts

Inses

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Inses

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

17 Mei 2025
Kashmir

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

16 Mei 2025
Nakba Day

Nakba Day; Kiamat di Palestina

15 Mei 2025
Nenek SA

Dari Kasus Nenek SA: Hukum Tak Lagi Melindungi yang Lemah

15 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version