• Login
  • Register
Rabu, 9 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Featured

Baju Keseharian Santri Tahun 1990-an

Nisa Alwis Nisa Alwis
20/06/2019
in Featured, Pernak-pernik, Personal
0
Baju Keseharian Santri

Baju Keseharian Santri

56
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Begitulah suasana hingga awal 90an. Baju keseharian kami sebagai santri ya kaos atau kemeja. Celana atau rok span panjang untuk bawahan. Jilbab tidak ada yang panjang. Gamis malah belum ada yang pakai. Santri putra, kiai dan para ustad tidak ada yang bercelana cingkrang.

Saya menikmati suasana salat jamaah. Santri putri menempati area masjid depan, yang putra di shaf-shaf dekat imam. Sambil menunggu iqomat, dari sela tirai putih terlihat satu persatu mereka melangkah cepat. Hening. Hanya aneka sarung rapih-rapih berkelebat. Saya tidak pernah tahu, salah satu di antara yang paling rapih itu kelak jadi suamiku.

Outfit kami ya simpel, nyaman. Bukan penghalang kegiatan. Kami dibina percakapan bahasa Arab dan Inggris. Punya kegiatan seni budaya, olahraga dan pramuka. Diajarkan akhlak mulia, cinta tanah air dan bela bangsa.

Lulus tahun 93. Ayahanda mendukung saja pilihan kuliah anaknya. Beliau kiai dengan pandangan terbuka. Siapa bilang jurusan filsafat itu sesat. Adik saya memilih kuliah bidang seni karawitan. Beliau pun tak keberatan. Lautan ilmu bebas nilai pencerah kehidupan.

Di Ciputat, banyak sumber baru dari Timur dan Barat. Meski sebagai mahasiswa saya suka mojok, tetapi bersyukur duduk di kelas pak Komarudin Hidayat, pak Said Aqil Siraj, ibu Zakiyah Darajat, dan lain-lain. Serta Pak Quraisy Shihab, rektor kami masa itu.

Baca Juga:

Melawan Perundungan dengan Asik dan Menyenangkan

Ketika Perempuan Tak Punya Hak atas Seksualitas

Relasi Imam-Makmum Keluarga dalam Mubadalah

Mengebiri Tubuh Perempuan

Ada gerakan dakwah di kampus, saya tak tertarik. Sudah 7 tahun sebagai santri dan lulus, saya ingin eksplore yang lain. Mungkin peserta kajian ada yang baru belajar abatasa, atau ada level advance juga. Saya tidak tahu. Lebih ingin tahu bagaimana mendaki gunung. Suka melihat teman-teman terampil wall climbing, sambil diskusi-diskusi sana sini.

Mei 98, saya berjaket almamater ikut aksi di Senayan. People power yang sesungguhnya. Tentu tak ada teriakan takbir mengusung bendera Palestina. Tidak ada. Mahasiswa berbagai kampus berhimpun demi reformasi. Orde Baru sudah terlalu lama berkuasa. Power tends to corrupt; absolute power corrupts absolutely.[]

Nisa Alwis

Nisa Alwis

Terkait Posts

Seksualitas

Ketika Perempuan Tak Punya Hak atas Seksualitas

9 Juli 2025
Tubuh Perempuan

Mengebiri Tubuh Perempuan

9 Juli 2025
Pengalaman Biologis Perempuan

Mengapa Pengalaman Biologis Perempuan Membatasi Ruang Geraknya?

9 Juli 2025
Pelecehan Seksual

Stop Menormalisasi Pelecehan Seksual: Terkenal Bukan Berarti Milik Semua Orang

9 Juli 2025
Perjanjian Pernikahan

Perjanjian Pernikahan

8 Juli 2025
Pernikahan Tradisional

Sadar Gender Tak Menjamin Bebas dari Pernikahan Tradisional

8 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Pernikahan Tradisional

    Sadar Gender Tak Menjamin Bebas dari Pernikahan Tradisional

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kemanusiaan sebagai Fondasi dalam Relasi Sosial Antar Manusia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perempuan Lebih Religius Daripada Laki-laki?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Pengalaman Biologis Perempuan Membatasi Ruang Geraknya?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengebiri Tubuh Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Melawan Perundungan dengan Asik dan Menyenangkan
  • Ketika Perempuan Tak Punya Hak atas Seksualitas
  • Relasi Imam-Makmum Keluarga dalam Mubadalah
  • Mengebiri Tubuh Perempuan
  • Mengapa Perempuan Lebih Religius Daripada Laki-laki?

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID