• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Beban dan Diskriminasi Ganda PRT

Redaksi Redaksi
26/10/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
PRT

PRT

307
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Jika PRT mereka anggap manusia miskin dan berkualitas rendah, sementara perempuan juga dipandang sebagai entitas subordinat laki-laki. Maka kekerasan terhadap PRT perempuan menjadi berganda. 

Mubadalah.id – Pandangan-pandangan soal domestifikasi perempuan saja merupakan hasil pemikiran yang tidak kritis. Fakta-fakta sosial justru menunjukkan bahwa kaum perempuan memiliki kemampuan fisik, mental, dan kecerdasan intelektual yang relatif sama atau bahkan melebihi laki-laki.

Ketika laki-laki menyerah dan tak berdaya terhadap tekanan ekonomi yang bertubi-tubi akibat kriSis, justru perempuan tampil bekerja untuk menolong keluarganya dengan menanggung seluruh risiko.

Kisah kerja para PRT, misalnya, memperlihatkan bahwa tugas dan kewajiban yang mereka emban sesungguhnya begitu berat. Meski dalam kontrak atau perjanjian telah ada aturan waktu. Namun pada kenyataannya mereka bekerja tanpa kenal istirahat yang cukup.

Sesungguhnya fakta ini menunjukkan bahwa profesi sebagai PRT bukanlah pekerjaan ringan sebagaimana dipersepsi oleh banyak orang.

Baca Juga:

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

Mengapa PRT Identik dengan Perempuan?

Kritik Syaikh Al-Ghazali atas Diskriminasi Kesaksian Perempuan

Mempertegas Diksi Perempuan untuk Menjelaskan Ketimpangan Gender itu Nyata

Kehadiran perempuan di ruang publik untuk kerja-kerja sosial, ekonomi, budaya, dan politik telah menjadi bagian dari sejarah Islam masa Nabi dan para sahabat.

Khadijah istri Nabi adalah pedagang besar yang sukses. Sedangkan ‘Aisyah, yang juga istri beliau, dikenal sebagai intelektual paling cerdas dan pemimpin politik terkemuka pada masanya. Ini berarti bahwa perempuan bukan hanya entitas reproduktif tetapi juga produktif.

Fakta Sosial

Fakta sosial lainnya juga memperlihatkan bahwa perempuan banyak yang memiliki keahlan relatif lebih baik dibanding laki-laki.

Jika masih ada fakta yang menunjukkan jumlah laki-laki yang ahli lebih banyak dari perempuan, maka hal itu bukan soal potensi inheren perempuan atau karena kodrat perempuan. Tetapi semata merupakan konstruksi sosial yang telah berlangsung berabad lamanya dalam bentuk pembatasan akses pendidikan bagi perempuan.

Konstruksi sosial inilah yang kemudian melahirkan ketidakadilan dan kekerasan. Dan tentunya, ketidakadilan dan kekerasan merupakan pelanggaran terhadap hak-hak manusia.

Jika PRT mereka anggap manusia miskin dan berkualitas rendah, sementara perempuan juga dipandang sebagai entitas subordinat laki-laki. Maka kekerasan terhadap PRT perempuan menjadi berganda, sebagai PRT dan sebagai perempuan itu sendiri. Bahkan kekerasan terhadap mereka adalah pelanggaran hak-hak asasi berganda. []

Tags: BebanDiskriminasiGandaPRT
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Wahabi

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

30 Juni 2025
Taman Eden

Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

30 Juni 2025
Beda Keyakinan

Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

30 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Fikih yang Berkeadilan: Mengafirmasi Seksualitas Perempuan

29 Juni 2025
Sakinah

Tafsir Sakinah

28 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Mari Hentikan Pengontrolan Seksualitas Perempuan

28 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Toxic Positivity

    Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
  • Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID