• Login
  • Register
Sabtu, 19 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Begini Cara Rasulullah Memperlakukan Perempuan di Masanya

"Kami semula tidak menganggap perempuan penting. Ketika Islam datang dan Allah menyebut mereka, kami baru menyadari bahwa ternyata mereka juga memiliki hak mereka atas diri kami." (Umar bin Khattab)

Lutfiana Dwi Mayasari Lutfiana Dwi Mayasari
22/09/2022
in Hikmah, Rekomendasi
0
Cara Rasulullah Memperlakukan Perempuan

Cara Rasulullah Memperlakukan Perempuan

700
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dakwah yang Nabi Muhammad SAW bawa di tengah bangsa Arab bukanlah perjalanan yang mudah. Tidak semua ajaran Nabi, khususnya tentang bagaimana memanusiakan perempuan bisa bangsa Arab terima. Laki-laki yang sebelumnya memiliki sifat superior, pasti tidak terima jika harus disamakan dengan perempuan yang sebelumnya berada di bawah kekuasaannya. Sehingga ada cara Rasulullah memperlakukan perempuan di masa itu.

Naasnya, sikap diskriminatif bangsa Arab yang berbarengan dengan ajaran syariat agama Islam tersebut, anggapannya salah satu bagian dari ajaran agama Islam. Sehingga banyak stigma buruk yang ternisbatkan kepada Islam, akibat ketidaksiapan bangsa Arab untuk menerima perempuan sebagai manusia yang utuh.

Padahal, ayat-ayat al-Quran yang memanusiakan perempuan adalah sebuah gagasan yang progresif dan revolusioner di tengah tradisi dua peradaban sebelumnya. Maka menjadi sangat tidak lazim, jika al-Quran yang sangat menghargai kedudukan laki-laki dan perempuan sebagai sama-sama makhluk Tuhan ini justru menjadi alat untuk mendiskreditkan kedudukan perempuan.

Kedudukan Perempuan di Masa Nabi Muhammad

Cara rasulullah memperlakukan perempuan di masa beliau adalah praktik yang berdasar pada syariat Islam. Tak hanya pada perempuan, misi nabi Muhammad adalah memanusiakan manusia. Sehingga, nilai yang ia usung adalah nilai kesetaraan dan menolak kelas sosial. Hal yang pertama kali beliau tekankan adalah kesamaan derajat manusia di hadapan Allah.

Umar bin Khatab sebagaimana dikutib oleh Kyai Husein Muhammad (2007) menyatakan:

Baca Juga:

Mengapa Perempuan Ditenggelamkan dalam Sejarah?

Mengapa Sejarah Ulama, Guru, dan Cendekiawan Perempuan Sengaja Dihapus Sejarah?

Ketika Zakat Profesi Dipotong Otomatis, Apakah Ini Sudah Adil?

Sound Horeg: Antara Fatwa Haram Ulama’ dan Hiburan Masyarakat Kelas Bawah

“Kami semula tidak menganggap perempuan penting. Ketika Islam datang dan Allah menyebut mereka, kami baru menyadari bahwa ternyata mereka juga memiliki hak mereka atas diri kami.”

Beberapa praktik baik Nabi Muhammad dalam memanusiakan perempuan, tampak dalam hal-hal berikut ini:

Pertama, memberi hak waris, di masa sebelum disyariatkannya Islam, perempuan tidak diberi hak atas waris. Kedua, izin untuk ikut berperang. Nabi Muhammad tidak melarang perempuan untuk terlibat dalam perpolitikan. Dalam Qs at-Taubah ayat 71 ada pernyataan bahwa “laki-laki dan perempuan adalah auliya bagi sebagian yang lain.”

Kerjasama Laki-laki dan Perempuan

Auliya dalam ayat tersebut dimaknai sebagai kerjasama, bantuan dan penguasaan. (Quraisy Shihab, 2007) Beberapa perempuan yang terjun di medan perang antara lain Aisyah, Ummu Salamah, Shafiyyah, Layla al-Ghaffariyah, Ummu Sinam al-Aslamiyah.

Ketiga, memperoleh Hak Politik. Adapun kaum perempuan yang terjun di dunia politik antara lain Fathimah binti Rasulullah, Athika binti Yazid ibn Muawiyah, Ummu Salamah binti Ya’qub, al-Khayzaran binti Athok. Keempat, bebas memilih pekerjaan. Para perempuan di masa Nabi diberi hak untuk memilih pekerjaan baik di dalam maupun di luar rumah.

Antara lain, Khadijah bini Khuwailid seorang saudagar kaya, Zaynab binti Jahsy seorang penyamak kulit hewan, Ummu Salim binti Malhan berprofesi sebagai perias pengantin, Qilat Ummi Bani Anmar seorang wiraswasta yang sukses, al-Syifa sebagai sekretaris Umar bin Khattab dan pernah menerima tanggung jawab untuk mengatur pasar di Madinah. (Nasaruddin Umar, 2010)

Kelima, mendapat hak pendidikan. Beberapa tokoh perempuan yang tercatat menguasai keilmuan antara lain Aisyah Ra sebagai perawi dan kritikus hadits, as-Sayyidah Sakinah putri Husain dan as-Syaikhah Syuhrah sebagai salah satu guru Imam Syafii.

Cara Rasulullah Memperlakukan Perempuan

Dari penjabaran tentang kedudukan perempuan dari masa ke masa tersebut, dapat kita simpulkan bahwa Islam memberikan posisi dan kedudukan yang setara antara laki-laki dan perempuan. Islam pulalah yang mengeluarkan perempuan dari penjara kenistaan pada peradaban besar sebelumnya. Nabi Muhammad saw. adalah tokoh yang sangat memuliakan perempuan, bahkan beliau memberikan hak pada perempuan untuk mengakses berbagai bidang sebagaimana laki-laki.

Dari sikap Nabi Muhammad saw. tersebut, kita juga bisa mengambil pelajaran bahwa segala bidang pekerjaan layak bagi perempuan dan laki-laki. Pekerjaan tidak memiliki jenis kelamin, dan kompetisi terbaik adalah kompetisi berbasis kemampuan. Bukan kompetisi berbasis jenis kelamin.

Maka jika ada beberapa kelompok yang berusaha mendomestikasi perempuan dengan menggunakan narasi ekstremis, maka perlu kita ajukan kajian historisitas untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif. Hubungan laki-laki dan perempuan sebagaimana tercatat dalam al-Quran harus kita kaji menggunakan dua kacamata baik dari perspektif laki-laki maupun perempuan. Karena teks bukan milik jenis kelamin tertentu. []

Tags: islamperadabansahabat nabisejarahSunah NabiZaman Nabi
Lutfiana Dwi Mayasari

Lutfiana Dwi Mayasari

Dosen IAIN Ponorogo. Berminat di Kajian Hukum, Gender dan Perdamaian

Terkait Posts

Nabi Saw

Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

18 Juli 2025
rajulah al-‘Arab

Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

18 Juli 2025
Sejarah Perempuan

Mengapa Perempuan Ditenggelamkan dalam Sejarah?

18 Juli 2025
Mengantar Anak Sekolah

Mengantar Anak Sekolah: Selembar Aturan atau Kesadaran?

18 Juli 2025
Rabi’ah al-Adawiyah

Belajar Mencintai Tuhan dari Rabi’ah Al-Adawiyah

18 Juli 2025
Sejarah Perempuan dan

Mengapa Sejarah Ulama, Guru, dan Cendekiawan Perempuan Sengaja Dihapus Sejarah?

17 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Penindasan Palestina

    Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kehamilan Perempuan Bukan Kompetisi: Memeluk Setiap Perjalanan Tanpa Penghakiman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan
  • Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab
  • Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID