• Login
  • Register
Selasa, 17 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Belajar Cara Mendidik Anak Dari Nyai Hj Yuchanidz Noersalim

Semasa hidup, Almarhumah selalu menekankan kedisiplinan dalam belajar kepada putra dan putrinya. Karena bagi Almarhumah, ilmu memiliki kedudukan yang sangat penting

Shofi Puji Astiti Shofi Puji Astiti
22/09/2021
in Keluarga
0
yuchanidz noersalim ibunda Gus Baha

yuchanidz noersalim ibunda Gus Baha

993
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ibunda Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Bahauddin Noersalim, Nyai Hj Yuchanidz Noersalim wafat pada usia 75 tahun. Almarhumah merupakan istri KH. Noersalim Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Kragan, Narukan, Kab.Rembang.

Almarhumah meninggalkan 7 anak, yaitu H. Nasirul Makhasin Wakil Bupati Rembang periode 2001-2006, Kiai Abdul Ro’uf (alm), KH Ahmad Baha’uddin (Gus Baha’), Mufadlotul Izzah, Abdul Khakim, Anggota DPRD Kabupaten Rembang periode 2014-2019 Ziamul Umam (Gus Umam), dan Gus Fuad.

Disiplin Menuntut Ilmu

Semasa hidupnya Almarhumah, selalu menekankan kedisiplinan dalam belajar kepada putra dan putrinya. Karena bagi Almarhumah, ilmu memiliki kedudukan yang sangat penting. Seperti pendapat Imam Ghazali bahwasannya “Esensi dari ilmu adalah untuk mengetahui apa itu ibadah dan ketaatan”.

Sedangkan berdasarkan Imam Syafi’I “Barangsiapa belum pernah merasakan pahitnya menuntut ilmu walau sesaat, ia akan menelan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya”. Dan dalam QS Al-Mujadalah ayat 11 juga terdapat firman Allah yang berbunyi:

يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجاتٍ

Baca Juga:

Melihat Istri Marah, Benarkah Suami Cukup Berdiam dan Sabar agar Berpahala?

Multitasking itu Keren? Mitos Melelahkan yang Membebani Ibu Rumah Tangga

Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir Bagian II

Ketika Rumah Tak Lagi Aman, Rumah KitaB Gelar Webinar Serukan Stop Kekerasan Seksual Anak di Lingkup Keluarga

“Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang mendapat ilmu” (QS Al-Mujadalah ayat 11).

Hal ini menjadi dasar Almarhumah mencaintai ilmu, memuliakan ilmu dan menekankan kepada putra putrinya untuk belajar secara sungguh-sungguh. Almarhumah juga menekankan putra-putrinya untuk disiplin untuk khidmah pada ilmu, khidmah pada agama, dan selalu dermawan kepada siapapu.

Adapun alasan Allah mengangkat derajat para ahli ilmu menurut KH. Hasyim Asy’ari adalah karena mereka dapat mengaplikasikan ilmu mereka dalam kehidupannya. Dengan bekal ilmu yang manusia miliki, ia akan semakin bermanfaat seluas-luasnya dalam keluarga, masyarakat, nusa dan bangsa. Serta semakin bijak dalam menyikapi perbedaan, semakin toleran dengan keragaman agama, budaya, ras, adat istiadat dan lain sebagainya. Dan tidak mudah merasa paling benar, paling baik dan paling pintar.

Adapun kemuliaan hadir di majelis ilmu di antaranya jika hadir dengan adab yang baik maka akan memberikan manfaat dan keberkahan kepada kita semua. Meskipun kita tidak paham dan hafal dengan ilmu yang kiai atau ustadz ajarkan.

Terkait dengan keutamaan mencari ilmu, KH Hasyim Asy’ari menyebutkan hadits Nabi “Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah subhanahu wata’ala akan memberinya jalan menuju surga” (HR Ahmad, Abu Daud dan lainnya).

Dalam hadits lain Nabi bersabda “Mencari ilmu merupakan kewajiban bagi setiap orang Islam, laki-laki dan perempuan. Setiap sesuatu yang di dunia ini akan memintakan pengampunan kepada Allah Swt untuk para pencari ilmu, hingga ikan di laut pun ikut memintakan pengampunan baginya.” (HR Abu Daud, al-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Kesabaran Mendidik Anak dan Ketaatan pada Guru

Almarhumah merupakan sosok yang sabar dan sayang dalam mendidik putra-putrinya untuk menjadi anak yang bisa khidmat pada agama dan ilmu. Almarhumah selalu menerapkan dan ingat akan pesan Umar bin Khattab yaitu “Dari begitu banyak sahabat, dan tak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah. Aku memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Di samping itu, aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar.”

Almarhumah merupakan sosok yang taat pada orang tua dan para gurunya. Adapun bentuk ketaatannya adalah setelah menimba ilmu di Pondok Pesantren Lasem selama sekitar enam tahun. Beliau kembali lagi mondok di Jombang dan dengan istiqomah sejak dari mondok hingga menjelang wafat selalu mengajarkan ilmu yang telah belia dapat. Hal tersebut merupakan bentuk ketaatan serta kecintaan almarhumah kepada orang tua beserta para guru-gurunya.

Almarhumah, sosok yang yang gemar bersedekah. Beliau berusaha untuk menyeimbangkan hubungan antara Allah dengan manusia yang harus dijaga. Karena umat yang ingin sejahtera di dunia dan akhirat harus senantiasa menjaga hubungan dengan Allah SWT dan manusia.

Hubungan manusia dengan Allah SWT dalam bentuk ibadah-ibadah mahdhah dan ibadah lainnya, sedangkan hubungan dengan sesama manusia adalah dengan melakukan ibadah-ibadah sosial. Di antara ibadah-ibadah sosial yang sangat penting agar kita menjadi manusia beruntung adalah bersedekah.

Seperti yang disampaikan oleh Ketua Umum Ikadi KH Ahmad Satori Ismail. Kita harus memiliki kepedulian kepada orang yang membutuhkan, membantu fakir miskin, dan orang-orang yang mengalami kekurangan. Oleh karena itu, ciri orang muttaqin ahli surga di antaranya adalah gemar bersedekah. Seperti yang terdapat dalam surat Adz-Dzariat disebutkan, “Di dalam harta mereka terdapat hak untuk orang-orang miskin yang meminta maupun orang miskin yang tidak meminta.”

Seperti yang disampaikan Imam Syafi’I  “Pekerjaan terberat bagi manusia itu ada tiga: sikap dermawan di saat keadaan sempit, menjauhi dosa di kala sendiri, dan berkata benar di hadapan orang yang ditakuti.”

Semoga kita semua diberikan kemudahan untuk bisa menerapkan cara mendidik anak yang diterapkan oleh Nyai Hj Yuchanidz Noersalim, Ibunda Gus Baha’ dari Rembang. Aamiin. []

 

 

Tags: anakIbukeluargaKesalinganorang tuaparentingpengasuhanulama perempuan
Shofi Puji Astiti

Shofi Puji Astiti

Dosen IAIN Salatiga

Terkait Posts

Ibu Rumah Tangga

Multitasking itu Keren? Mitos Melelahkan yang Membebani Ibu Rumah Tangga

17 Juni 2025
Tanggung Jawab Perkawinan

Tanggung Jawab Pasangan Suami Istri dalam Menjaga Perkawinan

15 Juni 2025
Baru Menikah

Dinamika Pasangan Suami Istri yang Baru Menikah

13 Juni 2025
Kekerasan Finansial

Kisah Nyata Kekerasan Finansial dan Pentingnya Perjanjian Pranikah

11 Juni 2025
Dad's Who Do Diapers

Dad’s Who Do Diapers: Ayah Juga Bisa Ganti Popok, Apa yang Membuat Mereka Mau Terlibat?

10 Juni 2025
Najwa Shihab dan Ibrahim

Najwa Shihab dan Ibrahim: Teladan Kesetaraan dalam Pernikahan

26 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kesalehan Perempuan

    Kesalehan Perempuan di Mata Filsuf Pythagoras

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tragedi Perkosaan Massal Mei 1998 itu Nyata !!!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bagaimana Mewujudkan Perkawinan yang Kokoh dan Penuh Kasih Sayang?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pearl Eclipse: Potret Keberanian Perempuan Dalam Bela Negara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Melihat lebih Dekat Tradisi Sasi: Kearifan Lokal yang Melestarikan Laut Raja Ampat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Tambang Nikel dan Masa Depan yang Terancam di Raja Ampat
  • Melihat Istri Marah, Benarkah Suami Cukup Berdiam dan Sabar agar Berpahala?
  • Nabi Saw Memuliakan dan Menolak Semua Tindakan Kekerasan Terhadap Perempuan
  • Multitasking itu Keren? Mitos Melelahkan yang Membebani Ibu Rumah Tangga
  • Melihat lebih Dekat Tradisi Sasi: Kearifan Lokal yang Melestarikan Laut Raja Ampat

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID