• Login
  • Register
Sabtu, 12 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Belajar dari Gus Dur Dialog Antar Agama itu Penting

Menurut Gus Dur, perbedaan keyakinan seharusnya tidak membatasi atau melarang kerjasama antara Islam dan agama-­agama lain, terutama dalam hal-­hal yang menyangkut kepentingan umat manusia.

Miranti Miranti
23/01/2024
in Publik
0
Antar Agama

Antar Agama

815
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Toleransi adalah sikap menghargai, menghormati, menerima perbedaan antara individu atau kelompok dalam hal keyakinan atau pendapat. Jika setiap orang memiliki sikap toleransi yang tinggi, maka ini akan meminimalisir terjadinya konflik antar umat beragama, dan kehidupan antar umat beragama pun akan terjalin dengan tentram dan damai.

Di Indonesia, prinsip kebebasan beragama tercakup dalam Undang-Undang Dasar 1945, yang menjamin setiap warga negara untuk memilih dan menjalankan keyakinan agama mereka tanpa campur tangan yang tidak sah dari pihak lain, termasuk pemerintah. Artinya, setiap individu memiliki kebebasan untuk memeluk agama dan beribadah sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan pribadinya.

Berbicara soal toleransi di Indonesia, tidak bisa lepaskan dari sosok KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Sebab selain presiden ke empat, beliau juga dikenal sebagai bapak toleransi. Pasalnya selama hidup, bahkan ketika menjadi presiden Gus Dur telah banyak melakukan gerakan besar tentang toleransi antar umat beragama.

Kasus Poso

Misalnya pada tahun 2000, ketika di Poso, Sulawesi Tengah, terjadi perselisihan antara kelompok Muslim dan Kristen, Gus Dur yang waktu itu masih jadi presiden Indonesia, langsung turun tangan untuk menyelesaikan konflik tersebut. ia mengirim pasukan keamanan dan mengundang para pemimpin agama dari kedua pihak untuk melakukan diaolog.

Gus Dur memfasilitasi kedua agama yang sedang berkonflik ini untuk saling dialog. Dengan upaya tersebut ternyata Gus Dur berhasil mengurangi ketegangan di Poso. Pasukan keamanan ditempatkan untuk menjaga keamanan, dan program rekonsiliasi dilaksanakan untuk memperbaiki hubungan antar-etnis dan agama.

Baca Juga:

Belajar dari Khansa binti Khidam Ra: Perempuan yang Dipaksa Menikah Berhak untuk Membatalkannya

Belajar dari Kehidupan Rumah Tangga Nabi: Menyelesaikan Konflik Tanpa Kekerasan

Yuk Belajar Keberanian dari Ummu Haram binti Milhan…!!!

Alarm Bahaya Pencabulan Anak: Belajar dari Kasus Keluarga di Garut

Selain konflik di Poso, di beberapa daerah konflik agama, Gus Dur juga selalu membangun ruang dialog. Hal ini ia lakukan sebagai cara untuk membangun pemahaman bersama, mengatasi perbedaan, dan mempromosikan kerukunan. Pendekatan ini mencerminkan visi Indonesia sebagai negara yang menghargai keberagaman dan memelihara toleransi antar-agama.

Bagi Gus Dur keberagaman agama dan budaya di Indonesia adalah kekayaan yang harus kita jaga dan perkuat. Dengan begitu salah satu merawatnya adalah dengan membangun ruang-ruang dialog antar umat berbeda agama.

Menurut Gus Dur, perbedaan keyakinan seharusnya tidak membatasi atau melarang kerjasama antara Islam dan agama-­agama lain, terutama dalam hal-­hal yang menyangkut kepentingan umat manusia.

Penerimaan akan perbedaan agama ini dapat kita wujudkan dalam praktik kehidupan, apabila ada dialog antar agama. Kerja sama juga tidak akan terlaksana tanpa dialog, oleh karena itu dialog antar-agama menjadi kewajiban.

Nah dengan mengamalkan nilai-nilai yang telah Gus Dur teladankan ini bisa mendorong terciptanya masyarakat yang inklusif dan penuh penghargaan terhadap keberagaman. Sehingga setiap individu dapat hidup damai meskipun berbeda agama atau keyakinan.

Di sisi lain, Gus Dur juga memandang bahwa toleransi bukan hanya sekadar menghormati perbedaan keyakinan, tetapi juga melibatkan pemahaman mendalam tentang keberagaman dan penghormatan terhadap hak setiap individu untuk menjalankan keyakinannya. Jadi, keyakinan masing-­masing tidak perlu kita perbandingkan atau pertentangkan. []

Tags: Antar AgamabelajardialogGur Durpenting
Miranti

Miranti

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Perempuan dan Pembangunan

Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan

12 Juli 2025
Isu Disabilitas

Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

12 Juli 2025
Negara Inklusi

Negara Inklusi Bukan Cuma Wacana: Kementerian Agama Buktikan Lewat Tindakan Nyata

11 Juli 2025
Kopi yang Terlambat

Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

10 Juli 2025
Humor Kepada Difabel

Sudahkah Etis Jokes atau Humor Kepada Difabel? Sebuah Pandangan Islam

10 Juli 2025
Melawan Perundungan

Melawan Perundungan dengan Asik dan Menyenangkan

9 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Negara Inklusi

    Negara Inklusi Bukan Cuma Wacana: Kementerian Agama Buktikan Lewat Tindakan Nyata

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Peran Perempuan dan Perjuangannya dalam Film Sultan Agung

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam dan Persoalan Gender

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tauhid: Kunci Membongkar Ketimpangan Gender dalam Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan
  • Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas
  • Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara
  • Kegagalan dalam Perspektif Islam: Antara Harapan Orang Tua dan Takdir Allah
  • Islam dan Persoalan Gender

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID