• Login
  • Register
Sabtu, 12 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Buku

Belajar dari Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela

Totto-chan adalah seorang anak yang sangat aktif dan dianggap “aneh” oleh banyak orang, hingga membuatnya harus pindah sekolah berkali-kali

Shofi Lutfiana Shofi Lutfiana
07/01/2024
in Buku, Rekomendasi
0
Totto-chan

Totto-chan

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela adalah judul dari sebuah buku anak yang ditulis oleh penulis asal Jepang bernama Tetsuko Kuroyanagi. Cerita di dalamnya terinspirasi dari kisah penulis semasa menjadi siswa di sebuah sekolah bernama Tomoe Gakuen.

Alkisah Totto-chan adalah seorang anak yang sangat aktif dan dianggap “aneh” oleh banyak orang, hingga membuatnya harus pindah sekolah berkali-kali.

Ia tidak suka bersekolah di sekolah formal, ia jatuh cinta pada sekolah barunya yang menjadikan gerbong kereta sebagai tempat untuk belajar.

Dengan berbagai macam pengalaman yang tokoh utama hadapi dalam hidupnya, tersurat berbagai macam pesan baik bagi para pembacanya.

Meskipun di sampul belakang tertulis bahwa ini adalah buku anak, sudah sepatutnya semua orang terlebih orang tua dan guru membaca buku ini.

Baca Juga:

Mengapa Perempuan Lebih Religius Daripada Laki-laki?

Menanamkan Jiwa Inklusif Pada Anak-anak

Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi

Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer

Belajar Toleransi dari Ibu Totto-chan

Pada bab yang diberi judul “MaSAO-chaan!” menggambarkan tentang bagaimana seharusnya sikap kita terhadap orang lain yang berbeda asal. Di sini menceritakan tentang sebuah keluarga Korea yang tinggal di Jepang.

Tertulis dalam cerita Totto-chan setiap kali menuju atau pulang dari stasiun melewati sebuah rumah yang ditempati keluarga yang berasal dari Korea. Mereka memiliki anak laki-laki bernama Masao-chan yang seringkali mendapat olokan dari orang-orang di sekitarnya, karena dia bukan asli orang Jepang.

Pada suatu hari Totto-chan bertemu dengan Masao-chan dan anak itu mengejek Totto-chan dengan memanggilnya “orang Korea”. Lalu ia menganggap ejekan yang dia terima selama ini adalah suatu makian.

Tanggapan sang ibu ketika Totto-chan menceritakan kejadian yang ia alami adalah meminta putrinya untuk tidak membeda-bedakan orang lain. Yakni berbuat baik kepada siapa saja terlebih kepada mereka yang “berbeda” darinya.

Tanamkan di hati anak-anak bahwa mereka adalah “sama”, orang yang berbeda dengan kita bukan berarti mereka orang jahat dan kita harus menghormatinya.

Mereka yang berbeda suku, agama atau ras tetaplah saudara kita. Jika kita bukanlah saudara seagama atau sebangsa, maka tetaplah menjadi saudara yang senantiasa memanusiakan manusia lain.

Belajar Menghargai Perempuan dari Kepala Sekolah

Pada suatu hari, Totto-chan memutuskan untuk mengepang rambutnya dan berharap teman-temannya menyadari ada yang berbeda darinya. Namun sayang tak ada yang menyadari itu.

Di antara teman-temannya yang acuh, ada satu temannya yang menyadari bahwa model rambutnya berbeda. Dia adalah si anak laki-laki paling gemuk dan besar di kelasnya; Oe. Anak laki-laki itu dengan sengaja mencengkeram kedua kepangan rambut Totto-chan.

Bahkan lebih dari itu, Oe juga menarik rambut Totto-chan hingga ia jatuh dan tertarik ke lantai oleh Oe yang mengakibatkan Totto-chan menagis dan melaporkannya pada kepala sekolah.

Membiarkan perilaku bullying di sekolah menjadi hal yang sangat tidak masuk akal jika menggunakan dalih “namanya anak-anak, masih suka bermain-main.”

Perilaku bullying yang terus kita biarkan akan berakibat fatal bagi korban. Karena ia akan mengalami gangguan kesehatan mental dan fisik, bahkan trauma mendalam.

Pada buku ini, sikap yang kepala sekolah ambil menunjukkan bahwa ia sangat menghormati anak perempuan dengan meminta Oe untuk meminta maaf kepada Totto-chan. Dia berkata bahwa anak laki-laki harus bersikap sopan kepada anak perempuan dan menjaga mereka.

Menjunjung Tinggi Nilai Toleransi

Totto-chan menampilkan sikap heran, karena selama ini yang ia lihat dalam banyak keluarga adalah anak laki-lakilah yang terpenting, bukan anak perempuan. Bahkan ibu mereka berkata “anak perempuan hanya untuk kita pandang bukan kita dengar”.

Nasihat kepala sekolah kepada Oe menunjukkan bahwa tidak seharusnya anak perempuan kita nomorduakan hanya karena ia terlahir sebagai perempuan.

Kasus perundungan atau bullying masih marak terjadi. Bullying adalah perilaku seseorang yang dilakukan berulang yang mencoba untuk merendahkan atau menyudutkan orang lain yang dinggap lebih rendah atau berbeda, baik secara verbal maupun tindakan fisik.

Salah satu langkah yang perlu kita lakukan adalah menyebarkan semangat nilai toleransi di setiap lapisan masyarakat. Baik di lingkungan keluarga, masyarakat terkhusus di tempat-tempat anak-anak banyak menghabiskan waktu untuk belajar

Totto-chan selalu mendapat ucapan “kau benar-benar anak baik” dari kepala sekolah. Berkat hidup di lingkungan keluarga dan sekolah yang menjunjung tinggi nilai toleransi, ia tumbuh menjadi anak yang baik, ia selalu berbuat baik kepada siapa saja, terlebih pada teman-temannya yang memiliki cacat fisik. []

Tags: Hak anakparentingpengasuhanReview BukuTotto-chan
Shofi Lutfiana

Shofi Lutfiana

Seorang perempuan kelahiran Jombang, bernama lengkap Shofi Lutfiana. Mari bersapa di akun instagram @shofilutfiana05

Terkait Posts

Isu Disabilitas

Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

12 Juli 2025
Ikrar KUPI

Ikrar KUPI, Sejarah Ulama Perempuan dan Kesadaran Kolektif Gerakan

11 Juli 2025
Kopi yang Terlambat

Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

10 Juli 2025
Perempuan Lebih Religius

Mengapa Perempuan Lebih Religius Daripada Laki-laki?

9 Juli 2025
Nikah Massal

Menimbang Kebijakan Nikah Massal

8 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan

Mencari Nyai dalam Pusaran Sejarah: Catatan dari Halaqah Nasional “Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia”

7 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Isu Disabilitas

    Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Negara Inklusi Bukan Cuma Wacana: Kementerian Agama Buktikan Lewat Tindakan Nyata

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam dan Persoalan Gender

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tauhid: Kunci Membongkar Ketimpangan Gender dalam Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga
  • Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama
  • Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan
  • Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan
  • Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID