• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Benarkah Perempuan Sudah Merdeka?

Karena Islam dihadirkan Allah untuk membebaskan manusia dari ketertindasan, maka teks-teks keagamaan juga seharusnya ditafsirkan, dimaknai, dan diarahkan bagi kemerdekaan perempuan dari situasi ketertindasan

Redaksi Redaksi
14/08/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Merdeka

Merdeka

959
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Jika melihat realitas fakta sosial hingga hari ini, maka sesungguhnya para perempuan masih belum merdeka sebagaimana halnya laki-laki.

Mengapa hal ini harus terjadi dan bagaimana seharusnya perempuan bisa merdeka. Berdasarkan analisis sosiologis, berbagai pembatasan terhadap refleksi dan ekspresi akal, nurani, dan aktifitas manusia seringkali terjadi akibat relasi kekuasaan yang timpang.

Ada pihak yang merasa lebih tinggi, lebih kuat, dan lebih superior dari yang lain. Ia bisa berupa materi (uang), otot, intelektualitas, ilmu pengetahuan, dan martabat.

Relasi yang timpang ini diciptakan oleh sistem kebudayaan manusia. Dalam kaitannya dengan isu perempuan, pembatasan kemerdekaan perempuan terjadi akibat sistem kebudayaan dan tradisi yang menciptakan relasi kekuasaan laki-laki dan perempuan secara bias dan tidak adil.

Kebudayaan manusia telah menempatkan perempuan sebagai entitas dengan martabat yang lebih rendah, lemah dan inferior daripada martabat laki-laki.

Baca Juga:

Ketika Sejarah Membuktikan Kepemimpinan Perempuan

Qiyas Sering Dijadikan Dasar Pelarangan Perempuan Menjadi Pemimpin

Membantah Ijma’ yang Melarang Perempuan Jadi Pemimpin

Tafsir Hadits Perempuan Tidak Boleh Jadi Pemimpin Negara

Jika demikian persoalannya, maka tidak ada jalan bagi upaya memerdekakan perempuan kecuali dengan merubah cara pandang kebudayaan terhadap perempuan.

Dengan kata lain, produk-produk pemikiran dan kebudayaan harus dapat memandang perempuan sebagai entitas yang memiliki potensi kemanusiaan yang sederajat dengan laki-laki berikut seluruh nilai-nilai martabat dan kehormatannya.

Cara pandang pemikiran dan kebudayaan yang sederajat, adil, dan saling menghormati adalah sejalan dengan visi ke-Tuhan-an Islam yang monoteistik sekaligus sesuai dengan visi kemanusiaan universal.

Begitulah, memerdekakan perempuan dalam kehidupan manusia adalah dengan memberikan kembali hak-hak sosial, ekonomi, budaya, dan politik tanpa pembatasan yang hanya disebabkan oleh identitas biologis.

Perbedaan identitas kelamin biologis dan perbedaan-perbedaan yang lain tidak boleh menjadi dasar untuk membeda-bedakan dan membatasi hak masing-masing. Satu-satunya ukuran yang dapat dijadikan dasar keunggulan seseorang, menurut al-Qur’an, adalah takwa.

Takwa

Takwa adalah istilah bagi kualifikasi kebaikan dan keluhuran budi, baik secara personal maupun sosial. Para ulama memaknai kata ini dengan jami’ kulli khair, segala hal yang baik dengan kesadaran Tauhidullah, pengesaan Allah secara tulus-ikhlas.

Dus, karena Islam dihadirkan Allah untuk membebaskan manusia dari ketertindasan, maka teks-teks keagamaan juga seharusnya ditafsirkan, dimaknai, dan diarahkan bagi kemerdekaan perempuan dari situasi ketertindasan. Oleh karena itu, upaya-upaya yang dilakukan untuk melindungi perempuan tidak justru melahirkan pembatasan terhadap gerak, aktualisasi, dan ekspresi diri.

Sebab pada hari kiamat kelak masing-masing orang, laki-laki maupun perempuan, akan bertanggungjawab di hadapan Allah dan tidak akan mendapatkan apapun. Kecuali atas sesuatu yang memang telah mereka berdua upayakan, Wa an laisa Ii al-Insan illa ma Sa’a.

Pada akhirnya, kemerdekaan perempuan adalah juga kemerdekaan bagi masyarakat manusia. Oleh karena itu, kemerdekaan bagi perempuan harus kita semua perjuangkan oleh semua pihak, tanpa kenal lelah. []

Tags: BenarkahkemerdekaanMerdekaperempuan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version