• Login
  • Register
Sabtu, 5 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Benarkah Perempuan Sudah Merdeka?

Karena Islam dihadirkan Allah untuk membebaskan manusia dari ketertindasan, maka teks-teks keagamaan juga seharusnya ditafsirkan, dimaknai, dan diarahkan bagi kemerdekaan perempuan dari situasi ketertindasan

Redaksi Redaksi
14/08/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Merdeka

Merdeka

959
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Jika melihat realitas fakta sosial hingga hari ini, maka sesungguhnya para perempuan masih belum merdeka sebagaimana halnya laki-laki.

Mengapa hal ini harus terjadi dan bagaimana seharusnya perempuan bisa merdeka. Berdasarkan analisis sosiologis, berbagai pembatasan terhadap refleksi dan ekspresi akal, nurani, dan aktifitas manusia seringkali terjadi akibat relasi kekuasaan yang timpang.

Ada pihak yang merasa lebih tinggi, lebih kuat, dan lebih superior dari yang lain. Ia bisa berupa materi (uang), otot, intelektualitas, ilmu pengetahuan, dan martabat.

Relasi yang timpang ini diciptakan oleh sistem kebudayaan manusia. Dalam kaitannya dengan isu perempuan, pembatasan kemerdekaan perempuan terjadi akibat sistem kebudayaan dan tradisi yang menciptakan relasi kekuasaan laki-laki dan perempuan secara bias dan tidak adil.

Kebudayaan manusia telah menempatkan perempuan sebagai entitas dengan martabat yang lebih rendah, lemah dan inferior daripada martabat laki-laki.

Baca Juga:

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

Jika demikian persoalannya, maka tidak ada jalan bagi upaya memerdekakan perempuan kecuali dengan merubah cara pandang kebudayaan terhadap perempuan.

Dengan kata lain, produk-produk pemikiran dan kebudayaan harus dapat memandang perempuan sebagai entitas yang memiliki potensi kemanusiaan yang sederajat dengan laki-laki berikut seluruh nilai-nilai martabat dan kehormatannya.

Cara pandang pemikiran dan kebudayaan yang sederajat, adil, dan saling menghormati adalah sejalan dengan visi ke-Tuhan-an Islam yang monoteistik sekaligus sesuai dengan visi kemanusiaan universal.

Begitulah, memerdekakan perempuan dalam kehidupan manusia adalah dengan memberikan kembali hak-hak sosial, ekonomi, budaya, dan politik tanpa pembatasan yang hanya disebabkan oleh identitas biologis.

Perbedaan identitas kelamin biologis dan perbedaan-perbedaan yang lain tidak boleh menjadi dasar untuk membeda-bedakan dan membatasi hak masing-masing. Satu-satunya ukuran yang dapat dijadikan dasar keunggulan seseorang, menurut al-Qur’an, adalah takwa.

Takwa

Takwa adalah istilah bagi kualifikasi kebaikan dan keluhuran budi, baik secara personal maupun sosial. Para ulama memaknai kata ini dengan jami’ kulli khair, segala hal yang baik dengan kesadaran Tauhidullah, pengesaan Allah secara tulus-ikhlas.

Dus, karena Islam dihadirkan Allah untuk membebaskan manusia dari ketertindasan, maka teks-teks keagamaan juga seharusnya ditafsirkan, dimaknai, dan diarahkan bagi kemerdekaan perempuan dari situasi ketertindasan. Oleh karena itu, upaya-upaya yang dilakukan untuk melindungi perempuan tidak justru melahirkan pembatasan terhadap gerak, aktualisasi, dan ekspresi diri.

Sebab pada hari kiamat kelak masing-masing orang, laki-laki maupun perempuan, akan bertanggungjawab di hadapan Allah dan tidak akan mendapatkan apapun. Kecuali atas sesuatu yang memang telah mereka berdua upayakan, Wa an laisa Ii al-Insan illa ma Sa’a.

Pada akhirnya, kemerdekaan perempuan adalah juga kemerdekaan bagi masyarakat manusia. Oleh karena itu, kemerdekaan bagi perempuan harus kita semua perjuangkan oleh semua pihak, tanpa kenal lelah. []

Tags: BenarkahkemerdekaanMerdekaperempuan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Bekerja adalah bagian dari Ibadah

Bekerja itu Ibadah

5 Juli 2025
Bekerja

Jangan Malu Bekerja

5 Juli 2025
Bekerja dalam islam

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

5 Juli 2025
Kholidin

Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

5 Juli 2025
Sekolah Tumbuh

Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

4 Juli 2025
Oligarki

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

4 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Gerakan KUPI

    Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bekerja itu Ibadah
  • Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi
  • Jangan Malu Bekerja
  • Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID