• Login
  • Register
Jumat, 11 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Beragam Kekerasan Atas Nama Agama

Selain itu, kekerasan juga terjadi pada kelompok agama non-Islam. Sejumlah gereja mereka robohkan atau tidak boleh berdiri. Aktivitas ritual mereka dihentikan dengan paksa

Redaksi Redaksi
16/07/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Agama

Agama

636
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kebebasan agama, pluralisme, dan toleransi merupakan kosakata-kosakata yang belakangan ini kembali hangat dibicarakan di mana-mana, di seluruh dunia muslim.

Konferensi Organisasi Islam (OKI), di Dakar, Senegal, 13-14 Maret 2008, pluralisme menjadi topik utama. Organisasi beranggotakan 57 negara Islam ini sengaja menggelarnya sebagai upaya menghapus pobia terhadap Islam yang dalam beberapa tahun ini mendapat stereotip amat buruk. Akibat aksi-aksi intoleransi dan kekerasan oleh sebagian kaum muslimin atas nama agama.

Ini menunjukkan bahwa pluralisme, termasuk di dalamnya kebebasan beragama, tengah menghadapi problem serius di dunia Islam.

Di Indonesia, dewasa ini terma-terma di atas juga menjadi perbincangan hangat di dalam masyarakat. Popularitas dan hingar-bingar perbincangan terma ini kembali muncul ke permukaan menyusul peristiwa-peristiwa kekerasan atas nama agama. Baik terhadap individu-individu berpikiran progresif maupun terhadap kelompok-kelompok penganut aliran atau agama minoritas.

Caci maki dan penyerangan dilakukan oleh sekelompok organisasi massa keag: amaan dengan mengatasnamakan agama atau Tuhan. Fenomena kekerasan dan intoleransi antarumat beragama tersebut masih terus berlangsung sampai hari ini dan terjadi di sejumlah tempat.

Baca Juga:

Intoleransi di Sukabumi: Ketika Salib diturunkan, Masih Relevankah Nilai Pancasila?

Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi

Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

Peristiwa kekerasan atas nama agama yang cukup fenomenal adalah penyerangan brutal beberapa Ormas keagamaan dan dengan atribut keagamaan di lapangan Monas, pada 1 Juni 2008. Para penyerang-yang menuntut agar pemerintah membubarkan jamaah Ahmadiyah menuduh para aktivis AKKBB membela Ahmadiyah.

Selain itu, kekerasan juga terjadi pada kelompok agama non-Islam. Sejumlah gereja mereka robohkan atau tidak boleh berdiri. Aktivitas ritual mereka dihentikan dengan paksa. Masjid-masjid dan pusat-pusat kegiatan Jemaat Ahmadiyah (JAI) di serang.

Di Lombok

Di Lombok, para pengikutnya dianiaya, diusir, dan diteror. Rumah-rumah diserang dan dibakar. Mereka dibiarkan terlantar. Di Sampang, Madura, Jawa Timur, para penganut Syi’ah diusir. Rumah-rumah mereka dibakar. Pemerintah seakan-akan menutup mata terhadap kenyataan ini.

Para penyerang menuntut pemerintah membubarkan organisasi ini, karena mereka anggap melecehkan Islam. Sejumlah pihak menyebut kelompok pelaku kekerasan atas nama agama ini sebagai kaum fundamentalis atau radikalis.

Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam Musyawarah Nasional, 29 Juli 2005, menjatuhkan vonis keagamaan bahwa pluralisme, liberalisme dan sekufarisme adalah paham yang sesat dan menyesatkan, dan oleh karena itu harus menjadi terlarang.

Tiga terminologi ini kemudian disebut dengan ungkapan pejorative dan sarkastis: SIPILIS, kependekan dari sekularisme, pluralisme dan liberalisme. Ahmadiyah harus dibubarkan atau tak boleh menyebut Islam atau muslim.

Sejumlah pertanyaan fundamental perlu kita ajukan menanggapi masalah ini. Apakah agama, khususnya Islam, compatible dengan kebebasan beragama dan pluralisme? Para ahli dan tokoh agama pada umumnya merespons pertanyaan-pertanyaan ini dengan jawaban yang positif dan apresiatif.

Mereka mengakui dan percaya bahwa kebebasan beragama dan pluralisme adalah niscaya. Perbedaan-perbedaan manusia dan alam semesta adalah realitas yang tidak mungkin kita nafikan oleh apapun. []

Tags: agamaberagamkekerasan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Tauhid dalam Islam

Tauhid: Fondasi Pembebasan dan Keadilan dalam Islam

11 Juli 2025
Membebaskan Manusia

Islam: Membebaskan Manusia dari Gelapnya Jahiliyah

11 Juli 2025
Berkeluarga

Berkeluarga adalah Sarana Menjaga Martabat dan Kehormatan Manusia

10 Juli 2025
Perempuan sebagai Fitnah

Sudah Saatnya Menghentikan Stigma Perempuan Sebagai Fitnah

10 Juli 2025
Film Horor

Film Horor, Hantu Perempuan dan Mitos-mitos yang Mengikutinya

10 Juli 2025
Perempuan sebagai Fitnah

Hingga Saat Ini Perempuan Masih Dipandang sebagai Fitnah

10 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kopi yang Terlambat

    Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Horor, Hantu Perempuan dan Mitos-mitos yang Mengikutinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kuasa Suami atas Tubuh Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sudah Saatnya Menghentikan Stigma Perempuan Sebagai Fitnah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Perempuan dan Perjuangannya dalam Film Sultan Agung
  • Tauhid: Fondasi Pembebasan dan Keadilan dalam Islam
  • Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji
  • Islam: Membebaskan Manusia dari Gelapnya Jahiliyah
  • Ikrar KUPI, Sejarah Ulama Perempuan dan Kesadaran Kolektif Gerakan

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID