• Login
  • Register
Selasa, 21 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Bisakah Standar Kecantikan Tidak Menjadi Perang?

Tidak mudah menanamkan body positivity pada diri sendiri atau menerima kondisi tubuh kita sebagai hal yang unik dan cantik pada versinya masing-masing, semua butuh waktu

Lizza Laelatul Izzah Zaen Lizza Laelatul Izzah Zaen
24/08/2021
in Personal
0
Cantik

Cantik

191
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Bicara tentang standar kecantikan, tidak akan ada habisnya. Standar kecantikan ini cenderung memunculkan perang terhadap tubuh kita sendiri, hingga perang saudara dengan sesama kaum perempuan. Sekitar sebulan yang lalu, dunia instagram sempat ramai gara-gara postingan influencer dunia kecantikan, yakni Micelle Halim.

Dalam postingan instastory akun @micellehalim yang kini tersimpan di highlight-nya, Micelle awalnya hanya mengomentari acara Victoria Secret dan TV series barat Gossip Girls. Micelle kecewa karena Victoria Secret dan Gossip Girl yang dulu ia suka berubah image-nya karena pergantian konsep yag lebih inklusif. Model Victoria Secret saat ini bukan hanya menampilkan model dengan bentuk tubuh tinggi, langsing seperti sebelumnya yang sering ditampilkan, melainkan menampilkan bentuk tubuh yang beragam.

Begitu pula dengan TV series Gossip Girl yang mulai menampilkan pemain utama tidak hanya dari kulit putih, melainkan dari kalangan kulit hitam juga. Dalam Gossip Girl yang terbaru, pemain perempuannya pun ada yang berambut pendek, berbeda dengan Gossip Girl versi sebelumnya.

Tampilan baru Victoria Secrets dan Gossip Girl mendapat opini dari Micelle Halim. Micelle membanding-bandingkan Gossip Girl dulu dan sekarang dengan menggunakan kata “burik” untuk menggambarkan kekecewaanya terhadap Gossip Girl terbaru.

Sayangnya, komentar Micelle Halim tersebut menuai pro kontra di kalangan netizen. Banyak pula akun influencer turut bersuara menaggapi komentar Micelle Halim, salah satunya influencer @cindercella. Tidak ada yang salah dari komentar Micelle Halim. Semua orang bebas memiliki standar kecantikan masing-masing. Sayangnya, pemilihan kata dan cara penyampaian Micelle Halim dalam beropini kurang tepat, sehingga menyinggung orang lain.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Rasa Kehilangan Ayah, Bully, dan Daddy Issues yang Dihadapi Anak Perempuan 
  • Bule yang Anti Body Shaming dan Sejarah Mulanya
  • Slow Living: Memaknai Hidup Menjadi Lebih Berwarna
  • Mengurai Penyebab Toxic Relationship dan Cara Menghindarinya

Baca Juga:

Rasa Kehilangan Ayah, Bully, dan Daddy Issues yang Dihadapi Anak Perempuan 

Bule yang Anti Body Shaming dan Sejarah Mulanya

Slow Living: Memaknai Hidup Menjadi Lebih Berwarna

Mengurai Penyebab Toxic Relationship dan Cara Menghindarinya

Komentar Micelle Halim pun menuai perang dingin antara pemuja standar kecantikan dengan kalangan yang mengkampanyekan body positivity. Saling serang pun terjadi, bahkan ibu dari Micelle Halim pun ikut turun gunung melindungi putrinya yang diserang berbagai pihak. Sayangnya lagi, ibu dari Micelle Halim tersebut melalui akun instagram @prilliantyang menyerang @cindercella dengan kata-kata kasar.

Para netizen bersatu sekaligus terpecah karena standar kecantikan. Sekali lagi, setiap orang bebas memiliki standar kecantikan versinya sendiri. Tapi, bicara soal standar kecantikan pun butuh empati. Micelle Halim hanya bermaksud mengomentari Gossip Girl dan Victoria Secret saja. Namun, dibalik kata “burik” yang dilontarkan Micelle Halim, bisa jadi banyak orang yang merasa terhina akan kata tersebut. Kuncinya, memilih kata yang tepat untuk menyampaikan opini adalah penyelamat.

Bagi Micelle Halim, mengomentari konsep Gossip Girl dan Victoria Secrets adalah hal sepele. Micelle Halim juga tidak peduli jika ada yang tersinggung dengan komentar atau opininya tersebut, karena bagi Micelle itu urusan mereka. Namun, kita tidak bisa tutup mata, bahwa dibalik komentar Micelle Halim, ada banyak orang yang mengalami eating disorder ikut menanggapi opini Micelle Halim soal standar kecantikan.

Ya, istilah eating disorder kerap kali kita dengar. Para penderita eating disorder ini pun membagikan pengalamannya yang ingin punya bentuk tubuh indah yang berujung derita, ada yang menderita anorexia nervosa dan bulmia nervosa. Demi mendapat tubuh langsing, ada banyak orang yang mati-matian menahan lapar, enggan makan, hingga memuntahkan makanan karena takut gendut. Perjuangan yang tidak sehat bagi fisik dan mental seseorang.

Bagi orang yang terlahir dari keluarga kaya, mendapat bentuk tubuh dan wajah yang diidamkan bukan hal sulit. Mereka bisa pergi ke tempat gym, rutin perawatan kecantikan, bisa pergi konsultasi ke ahli nutrisi, bahkan bisa operasi plastik untuk mendapatkan bentuk wajah yang diinginkan.

Dari fenomena tersebut kita bisa melihat bahwa standar kecantikan cenderung menjadi perang. Entah itu perang terhadap diri sendiri maupun orang lain. Tidak mudah menanamkan body positivity pada diri sendiri atau menerima kondisi tubuh kita sebagai hal yang unik dan cantik pada versinya masing-masing, semua butuh waktu. Namun, kita tidak butuh waktu panjang untuk menghargai dan mengapresiasi orang lain.

Agar standar kecantikan ini tidak menjadi perang berkepanjangan, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum beropini. Pertama, berempatilah, karena tidak semua orang bisa menerima kondisi tubuhnya dengan baik dan tidak semua orang mampu mendapatkan bentuk tubuh yang diinginkannya, entah itu karena faktor ekonomi atau kondisi medis tertentu. Kedua, jika ingin beropini tentang standar kecantikan, sampaikanlah dengan kalimat yang bijak, pilihlah kata yang tidak terdengar kasar agar tidak menyinggung orang lain.

Ketiga, ada baiknya jika diri kita tidak mampu berkata bijak dalam beropini, sampaikan saja opini kita secara pribadi dengan orang yang memiliki opini sama dengan kita. Tidak perlu dipublish untuk umum. Kita harus mempertanggung jawabkan apa yang kita sampaikan. Keempat, jika kita tidak mampu berkata bijak dan tidak punya orang yang sejalan dengan opini kita, lebih baik kita diam dan menyimpannya di dalam hati sambil belajar untuk tidak menyakiti hati orang lain.

Bagi yang sedang berjuang menanamkan nilai body positivity, bersabarlah, karena semua butuh proses. Ada banyak hal yang perlu diapresiasi dari diri kita selain bentuk tubuh semata. Kita bisa meningkatkan kualitas diri kita dengan memberdayakan diri untuk terus berkarya dan berkreatifitas. Kita semua punya kemampuan dan ketrampilan yang menjadi nilai plus di mata kita dan orang lain.  Sambil berproses menanamkan body positivity, kita juga perlu menjaga kesehatan tubuh kita, itu yang utama.

Bagi yang sedang berjuang mendapatkan tubuh ideal menurut versinya masing-masing, jangan lupa bahagia. Body goal bukan satu-satunya hal yang bisa membuat kita bahagia. Jika ingin tetap melakukannya, pastikan lakukan dengan cara sehat dan bahagia. Jangan pernah mengabaikan kesehatan mentalmu. Sehat mental penting untuk kesehatan tubuh agar bisa tetap berkarya.

Kita mampu menjadi perempuan berdaya tanpa menjatuhkan sesama perempuan. Women support women tidak akan ada artinya jika sesama kaumnya saling menghina. Jika wajah yang dianggap tidak tampan bisa diubah dengan berusaha hidup mapan, maka wajah yang dianggap tidak cantik pun bisa diubah dengan etika yang baik. Be kind and be happy! And we are all beauty from inside and outside in our body shape. Kita tetap cantik dan tampan dengan menghargai apa yang kita punya untuk tetap berdaya. []

Tags: Body ShamingKesehatan MentalMental HealthMitos Kecantikanmy body is mineStandar Kecantikan
Lizza Laelatul Izzah Zaen

Lizza Laelatul Izzah Zaen

Ibu rumah tangga anak satu, alumni Antropologi 2011, Universitas Brawijaya. Aktif sebagai anggota komunitas Wadon Dermayu Menulis (Waderlis) tercinta. Alumni Workshop Kepenulisan di Puan Menulis.

Terkait Posts

Rethink Sampah

Meneladani Rethink Sampah Para Ibu saat Ramadan Tempo Dulu

20 Maret 2023
Perempuan Bukan Sumber Fitnah

Ingat Bestie, Perempuan Bukan Sumber Fitnah

18 Maret 2023
Pembuktian Perempuan

Cerita tentang Raisa; Mimpi, Ambisi, dan Pembuktian Perempuan

18 Maret 2023
Ibu Rumah Tangga

Ibu Rumah Tangga: Benarkah Pengangguran?

17 Maret 2023
Patah Hati

Patah Hati? Begini 7 Cara Stoikisme dalam Menyikapinya, Yuk Simak!

16 Maret 2023
Perempuan Pemimpin

Membincang Perempuan Pemimpin, dan Pemimpin Perempuan

15 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Rethink Sampah

    Meneladani Rethink Sampah Para Ibu saat Ramadan Tempo Dulu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tujuan Perkawinan Dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Prinsip Perkawinan Menjadi Norma Dasar Bagi Pasangan Suami Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Siti Walidah: Ulama Perempuan Progresif Menolak Peminggiran Peran Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Webinar Zakat Peduli Perempuan Korban Kekerasan akan Digelar Nanti Malam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Perempuan Juga Wajib Bekerja
  • Siti Walidah: Ulama Perempuan Progresif Menolak Peminggiran Peran Perempuan
  • Prinsip Perkawinan Menjadi Norma Dasar Bagi Pasangan Suami Istri
  • Marital Rape itu Haram, Kok Bisa?
  • Webinar Zakat Peduli Perempuan Korban Kekerasan akan Digelar Nanti Malam

Komentar Terbaru

  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Kemandirian Perempuan Banten di Makkah pada Abad ke-20 M - kabarwarga.com pada Kemandirian Ekonomi Istri Bukan Melemahkan Peran Suami
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist