• Login
  • Register
Selasa, 8 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Bisakah Standar Kecantikan Tidak Menjadi Perang?

Tidak mudah menanamkan body positivity pada diri sendiri atau menerima kondisi tubuh kita sebagai hal yang unik dan cantik pada versinya masing-masing, semua butuh waktu

Lizza Zaen Lizza Zaen
24/08/2021
in Personal
0
Cantik

Cantik

465
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Bicara tentang standar kecantikan, tidak akan ada habisnya. Standar kecantikan ini cenderung memunculkan perang terhadap tubuh kita sendiri, hingga perang saudara dengan sesama kaum perempuan. Sekitar sebulan yang lalu, dunia instagram sempat ramai gara-gara postingan influencer dunia kecantikan, yakni Micelle Halim.

Dalam postingan instastory akun @micellehalim yang kini tersimpan di highlight-nya, Micelle awalnya hanya mengomentari acara Victoria Secret dan TV series barat Gossip Girls. Micelle kecewa karena Victoria Secret dan Gossip Girl yang dulu ia suka berubah image-nya karena pergantian konsep yag lebih inklusif. Model Victoria Secret saat ini bukan hanya menampilkan model dengan bentuk tubuh tinggi, langsing seperti sebelumnya yang sering ditampilkan, melainkan menampilkan bentuk tubuh yang beragam.

Begitu pula dengan TV series Gossip Girl yang mulai menampilkan pemain utama tidak hanya dari kulit putih, melainkan dari kalangan kulit hitam juga. Dalam Gossip Girl yang terbaru, pemain perempuannya pun ada yang berambut pendek, berbeda dengan Gossip Girl versi sebelumnya.

Tampilan baru Victoria Secrets dan Gossip Girl mendapat opini dari Micelle Halim. Micelle membanding-bandingkan Gossip Girl dulu dan sekarang dengan menggunakan kata “burik” untuk menggambarkan kekecewaanya terhadap Gossip Girl terbaru.

Sayangnya, komentar Micelle Halim tersebut menuai pro kontra di kalangan netizen. Banyak pula akun influencer turut bersuara menaggapi komentar Micelle Halim, salah satunya influencer @cindercella. Tidak ada yang salah dari komentar Micelle Halim. Semua orang bebas memiliki standar kecantikan masing-masing. Sayangnya, pemilihan kata dan cara penyampaian Micelle Halim dalam beropini kurang tepat, sehingga menyinggung orang lain.

Baca Juga:

From Zero to Hero Syndrome: Menemani dari Nol, Bertahan atau Tinggalkan?

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

Komentar Micelle Halim pun menuai perang dingin antara pemuja standar kecantikan dengan kalangan yang mengkampanyekan body positivity. Saling serang pun terjadi, bahkan ibu dari Micelle Halim pun ikut turun gunung melindungi putrinya yang diserang berbagai pihak. Sayangnya lagi, ibu dari Micelle Halim tersebut melalui akun instagram @prilliantyang menyerang @cindercella dengan kata-kata kasar.

Para netizen bersatu sekaligus terpecah karena standar kecantikan. Sekali lagi, setiap orang bebas memiliki standar kecantikan versinya sendiri. Tapi, bicara soal standar kecantikan pun butuh empati. Micelle Halim hanya bermaksud mengomentari Gossip Girl dan Victoria Secret saja. Namun, dibalik kata “burik” yang dilontarkan Micelle Halim, bisa jadi banyak orang yang merasa terhina akan kata tersebut. Kuncinya, memilih kata yang tepat untuk menyampaikan opini adalah penyelamat.

Bagi Micelle Halim, mengomentari konsep Gossip Girl dan Victoria Secrets adalah hal sepele. Micelle Halim juga tidak peduli jika ada yang tersinggung dengan komentar atau opininya tersebut, karena bagi Micelle itu urusan mereka. Namun, kita tidak bisa tutup mata, bahwa dibalik komentar Micelle Halim, ada banyak orang yang mengalami eating disorder ikut menanggapi opini Micelle Halim soal standar kecantikan.

Ya, istilah eating disorder kerap kali kita dengar. Para penderita eating disorder ini pun membagikan pengalamannya yang ingin punya bentuk tubuh indah yang berujung derita, ada yang menderita anorexia nervosa dan bulmia nervosa. Demi mendapat tubuh langsing, ada banyak orang yang mati-matian menahan lapar, enggan makan, hingga memuntahkan makanan karena takut gendut. Perjuangan yang tidak sehat bagi fisik dan mental seseorang.

Bagi orang yang terlahir dari keluarga kaya, mendapat bentuk tubuh dan wajah yang diidamkan bukan hal sulit. Mereka bisa pergi ke tempat gym, rutin perawatan kecantikan, bisa pergi konsultasi ke ahli nutrisi, bahkan bisa operasi plastik untuk mendapatkan bentuk wajah yang diinginkan.

Dari fenomena tersebut kita bisa melihat bahwa standar kecantikan cenderung menjadi perang. Entah itu perang terhadap diri sendiri maupun orang lain. Tidak mudah menanamkan body positivity pada diri sendiri atau menerima kondisi tubuh kita sebagai hal yang unik dan cantik pada versinya masing-masing, semua butuh waktu. Namun, kita tidak butuh waktu panjang untuk menghargai dan mengapresiasi orang lain.

Agar standar kecantikan ini tidak menjadi perang berkepanjangan, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum beropini. Pertama, berempatilah, karena tidak semua orang bisa menerima kondisi tubuhnya dengan baik dan tidak semua orang mampu mendapatkan bentuk tubuh yang diinginkannya, entah itu karena faktor ekonomi atau kondisi medis tertentu. Kedua, jika ingin beropini tentang standar kecantikan, sampaikanlah dengan kalimat yang bijak, pilihlah kata yang tidak terdengar kasar agar tidak menyinggung orang lain.

Ketiga, ada baiknya jika diri kita tidak mampu berkata bijak dalam beropini, sampaikan saja opini kita secara pribadi dengan orang yang memiliki opini sama dengan kita. Tidak perlu dipublish untuk umum. Kita harus mempertanggung jawabkan apa yang kita sampaikan. Keempat, jika kita tidak mampu berkata bijak dan tidak punya orang yang sejalan dengan opini kita, lebih baik kita diam dan menyimpannya di dalam hati sambil belajar untuk tidak menyakiti hati orang lain.

Bagi yang sedang berjuang menanamkan nilai body positivity, bersabarlah, karena semua butuh proses. Ada banyak hal yang perlu diapresiasi dari diri kita selain bentuk tubuh semata. Kita bisa meningkatkan kualitas diri kita dengan memberdayakan diri untuk terus berkarya dan berkreatifitas. Kita semua punya kemampuan dan ketrampilan yang menjadi nilai plus di mata kita dan orang lain.  Sambil berproses menanamkan body positivity, kita juga perlu menjaga kesehatan tubuh kita, itu yang utama.

Bagi yang sedang berjuang mendapatkan tubuh ideal menurut versinya masing-masing, jangan lupa bahagia. Body goal bukan satu-satunya hal yang bisa membuat kita bahagia. Jika ingin tetap melakukannya, pastikan lakukan dengan cara sehat dan bahagia. Jangan pernah mengabaikan kesehatan mentalmu. Sehat mental penting untuk kesehatan tubuh agar bisa tetap berkarya.

Kita mampu menjadi perempuan berdaya tanpa menjatuhkan sesama perempuan. Women support women tidak akan ada artinya jika sesama kaumnya saling menghina. Jika wajah yang dianggap tidak tampan bisa diubah dengan berusaha hidup mapan, maka wajah yang dianggap tidak cantik pun bisa diubah dengan etika yang baik. Be kind and be happy! And we are all beauty from inside and outside in our body shape. Kita tetap cantik dan tampan dengan menghargai apa yang kita punya untuk tetap berdaya. []

Tags: Body ShamingKesehatan MentalMental HealthMitos Kecantikanmy body is mineStandar Kecantikan
Lizza Zaen

Lizza Zaen

Ibu-ibu doyan nulis yang tergabung dalam Wadon Dermayu Menulis

Terkait Posts

Menemani dari Nol

From Zero to Hero Syndrome: Menemani dari Nol, Bertahan atau Tinggalkan?

7 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan

Mencari Nyai dalam Pusaran Sejarah: Catatan dari Halaqah Nasional “Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia”

7 Juli 2025
Hidup Tanpa Nikah

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

5 Juli 2025
Ruang Aman, Dunia Digital

Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

3 Juli 2025
Vasektomi

Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?

2 Juli 2025
Narasi Pernikahan

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

1 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Retret di sukabumi

    Pengrusakan Retret Pelajar Kristen di Sukabumi, Sisakan Trauma Mendalam bagi Anak-anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Intoleransi di Sukabumi: Ketika Salib diturunkan, Masih Relevankah Nilai Pancasila?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sejarah Ulama Perempuan yang Membisu dalam Bayang-bayang Kolonialisme Ekonomi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasih Sayang Seorang Ibu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menimbang Kebijakan Nikah Massal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menanamkan Jiwa Inklusif Pada Anak-anak
  • Meruntuhkan Mitos Kodrat Perempuan
  • Menimbang Kebijakan Nikah Massal
  • Menggugat Batas Relasi Laki-Laki dan Perempuan di Era Modern-Industrialis
  • Sejarah Ulama Perempuan yang Membisu dalam Bayang-bayang Kolonialisme Ekonomi

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID