• Login
  • Register
Kamis, 7 Juli 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Siapa Berkata Apa

Cahyadi Takariawan: Kriteria Suami Ideal

Mubadalah Mubadalah
17/10/2016
in Siapa Berkata Apa
0
Sumber gambar: Photopin

Sumber gambar: Photopin

4
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Dalam kehidupan suami istri, sering kali masing-masing pihak menuntut pasangannya untuk mau mengerti dan menerima kekurangan dirinya. Tanpa mau lebih dulu berusaha menjadi pasangan yang pengertian. Kesempurnaan memang hal yang nisbi bagi manusia. “Tak ada gading yang tak retak”, tak ada manusia yang luput dari kekurangan. Tapi bukan berarti kita lantas bersembunyi di balik ungkapan “terimalah aku apa adanya”, lalu merasa tidak perlu memperbaiki diri.

Suami maupun istri, keduanya memiliki ciri-ciri yang mencerminkan sebagai pasangan yang ideal. Cahyadi Takariawan, salah seorang konselor suami-istri asal Yogyakarta, meringkas kriteria suami ideal ke dalam sepuluh ciri/karakter, sebagai berikut:

Pertama, suami ideal selalu memiliki cinta dan kasih sayang dalam jiwanya. Istri terkadang terlihat menyebalkan dengan perkataan dan perbuatannya setiap hari, namun bukan berarti suami berhak memarahi istri atas sikapnya itu. Jika tidak suka dengan sikapnya, nasihati ia dengan lembut dan penuh kasih. Bukan mengkritisi, memaki, apalagi sampai berlaku kasar hingga menyakiti perasaan dan fisik istri.

Kedua, suami ideal mampu menundukkan egonya sehingga mudah mengalah dan meminta maaf. Ego sering menjadi penyebab merenggangnya hubungan antara suami istri. Dalam suatu pertengkaran, ego masing-masing pihak memuncak. Sehingga tidak ada yang mau mengalah, apalagi duluan meminta maaf. Padahal dalam setiap konflik pasti ada andil kesalahan dari kedua belah pihak. Menaklukan ego demi melanggengkan hubungan hanya mampu dilakukan oleh suami ideal.

Ketiga, suami ideal suka membahagiakan istri, dan merasa senang saat istri terlihat bahagia. Jika istri bahagia, dia akan merasa nyaman dan tenang, sehingga suami akan lebih optimal dalam menunaikan berbagai kegiatan kehidupan. Istri akan mendukung apapun keinginan positif suami, karena ia merasa bahagia.

Baca Juga:

Beban Ganda Perempuan, Bagaimana Solusinya?

Meneladani Pernikahan Mewah Ummu Sulaim binti Milhan Ar-Rumaisha’

Peran Keluarga untuk Mengurangi Resiko Stunting

Stigma Duda, Laki-laki yang Menjadi Korban Patriarki

Keempat, suami ideal selalu fokus pada sisi baik dan kelebihan istri, memaklumi kekurangannya tapi juga berusaha membimbing agar bersama-sama memperbaiki diri. Semenjak awal pernikahan seharusnya sudah ada kesadaran yang tertanam dalam diri suami dan istri, bahwa pasangannya bukanlah malaikat yang terbebas dari kelemahan. Sadar bahwa mereka disatukan Tuhan untuk saling melengkapi kekurangan.

Karakter kelima, suami ideal memiliki ‘peta kasih’ yang lengkap tentang istrinya. Peta kasih yang terperinci tentang pasangan akan menyuburkan cinta dan kasih sayang karena adanya rasa saling percaya. Cara paling sederhananya ialah dengan berkomunikasi. Biasakan mengobrol di setiap ada kesempatan layaknya sahabat. Dengan rutin berkomunikasi, berbagai hal bisa diketahui. Suami menjadi mengerti pikiran istri, dan sebaliknya.

Karakter keenam, suami ideal selalu berusaha ‘dekat’ dengan istri, bukan menjauh. Saat istri Anda tengah mengeluhkan sesuatu, jika Anda meresponnya dengan mengkritik, bahkan menyalahkan istri, itu pertanda Anda menjauh darinya. Saat istri tampak emosional, dekatilah dia, peluk, ucapkan kalimat yang menenangkan.

Ketujuh, suami ideal memiliki keterampilan rumah tangga. Ia tidak hanya bekerja mencari nafkah, lalu merasa bebas tanggung jawab saat berada di rumah. Sementara semua pekerjaan rumah tangga dibebankan kepada istri. Tidak ada ketentuan baku dalam tugas rumah tangga. Lakukanlah musyawarah di rumah untuk membagi peran antara suami, istri, anak-anak, dan pembantu (jika memiliki pembantu rumah tangga).

Karakter kedelapan, suami ideal memberi kesempatan dan mendukung istri untuk berkembang dan berprestasi. Pernikahan bukanlah wadah untuk mensterilkan potensi salah satu pihak. Justru dengan pernikahan semestinya berbagai potensi suami dan istri menjadi lebih optimal.

Karakter kesembilan, suami ideal selalu tampak “young and fresh” di hadapan istri. Banyak suami menuntut istri untuk selalu tampil menarik dan menyenangkan. Namun dirinya sendiri tidak menjaga penampilannya, dengan bau keringat yang menyengat saat di rumah. Sebanyak apapun rasa lelah setelah aktivitas seharian, usahakan pulang ke rumah dalam kondisi segar dan bergairah menemui istri dan anak-anak.

Kesepuluh, suami ideal selalu memperbarui motivasi dan menguatkan kembali makna ikatan dengan istri. Dalam perjalanan hidup berumah tangga, ikatan suci ini bisa mengendur dan melemah. Suami yang ideal selalu berusaha menguatkan kembali ikatan itu dengan mengintrospeksi diri demi menjaga keharmonisan rumah tangga. (NR).

Sumber:www.dakwatuna.com

Tags: keluargaPeran suamisuamiSuami ideal
Mubadalah

Mubadalah

Portal Informasi Popular tentang relasi antara perempuan dan laki-laki yang mengarah pada kebahagiaan dan kesalingan dalam perspektif Islam.

Terkait Posts

Suara Perempuan di Panggung Politik

10 April 2019
KH Husein Muhammad

Dr (HC) Husein Muhammad, Keadilan dan Kemanusiaan (Bagian Kedua)

5 April 2019
KH Husein Muhammad saat menyampaikan pidato ilmiahnya pada Penganugerahan Doctor Honoris Causa bidang Tafsir Gender di UIN Walisongo Semarang

Dr (HC) Husein Muhammad, Keadilan dan Kemanusiaan (Bagian Pertama)

4 April 2019

Qira’ah Mubadalah Sebagai Tafsir Keadilan Untuk Kemaslahatan Manusia

2 April 2019
Pendiri Pesantren Berbasis Ekologi At-Thaariq di Garut

Pesantren Berbasis Ekologi At-Thaariq di Garut, Terinspirasi dari Gus Dur

26 Maret 2019
Nina Nurmila

Polemik RUU P-KS

6 Maret 2019

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Istri Menggugat Cerai Suami

    Berdosakah Istri Menggugat Cerai Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beban Ganda Perempuan, Bagaimana Solusinya?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Masjid Ramah Lingkungan: Upaya Konservasi Alam dari Tempat Ibadah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Akhlak Nabi Saw dengan Orang yang Berbeda Agama (Fase Mekkah)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Peristiwa Sa’i Kisah Sang Ratu Zamzam yang Sarat Hikmah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bacaan Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah
  • Beban Ganda Perempuan, Bagaimana Solusinya?
  • Keutamaan Puasa Tarwiyah dan Arafah di Bulan Dzulhijjah
  • Masjid Ramah Lingkungan: Upaya Konservasi Alam dari Tempat Ibadah
  • Rasulullah Saw Meminta Umatnya Hentikan Kezaliman dan Wujudkan Keadilan

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist