Senin, 1 September 2025
  • Login
  • Register
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    Kekerasan Seksual Di Pesantren Gusdurian

    GUSDURian Dorong Kemenag dan KPAI Serius Terhadap Penanganan Kasus Kekerasan Seksual di Pesantren

    Indonesia yang

    Jemaah Tadarus Subuh Dorong Perbaikan Substantif Bangsa Indonesia

    Luka Rakyat

    Luka Infrastruktur, Luka Rakyat

    Affan Kurniawan

    Nyai Sinta Istri Gus Dur Bersama 1.500 Gusdurian Doakan Affan Kurniawan, Ojol yang Dilindas Polisi

    Gus Dur yang

    Saat Para Pemikir dan Tokoh Agama Bicara Warisan Besar Gus Dur, Membumikan Nilai Kemanusiaan

    Media Alternatif

    Publik Diminta Terus Bersuara sebagai Media Alternatif, Jadi Kekuatan Rakyat Ketika Pemerintah kian Represif

    Keamanan Digital

    TUNAS Learning Space: Asia Centre Tekankan Urgensi Keamanan Digital dalam Penyalahgunaan Data

    Kekerasan

    Orba Jilid II: Kekerasan, Intimidasi, dan Pembungkaman

    DPR

    Alissa Wahid: Rakyat Kerap Dikecewakan oleh DPR dan Pemerintah

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Tragedi Ojek Online

    Sudah Ditindas, Masih Dilindas Pula: Tragedi Ojek Online sebagai Cerminan Kegagalan Negara dalam Mewujudkan Keadilan Sosial

    The Power Of Emak-emak

    The Power of Emak-emak Demokrasi: Hidup Perempuan yang Melawan!

    Demokrasi yang

    Di Tengah Krisis Demokrasi dan Kemarahan Rakyat, Apa yang Harus Kita Lakukan?

    Kisah Getir Ojol

    Kisah Getir Ojol, Affan, dan Kemanusiaan yang Tertinggal

    Pendidikan Inklusi di Indonesia

    Menghidupkan Kembali Gagasan Piaget dan Vygotsky dalam Pendidikan Inklusi di Indonesia

    Ketimpangan Gaji Guru

    Ketimpangan Gaji Guru dan Tunjangan DPR, Realitas Negara Penguasa

    Affan Kurniawan

    Hannah Arendt: Antara Affan Kurniawan, Negara, dan Kekerasan

    Anak di Luar Perkawinan

    Benarkah Anak di Luar Perkawinan Berhak Mendapat Nafkah?

    Srikandi Lintas Iman

    Satu Dekade Srikandi Lintas Iman: Peran dan Perjuangan Perempuan Dalam Menjaga Perdamaian

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Teori Peradaban Ibnu Khaldun

    Membaca Indonesia melalui Lensa al-‘Umrān: Teori Peradaban Ibnu Khaldun dan Relevansinya Hari Ini

    Janin dari

    Tahapan Pertumbuhan Janin: Dari Mudghah hingga Khalqan Akhar

    Pertumbuhan

    Memahami Proses Pertumbuhan Janin dalam Al-Qur’an

    Perubahan Ibu hamil

    4 Perubahan Fisik dan Psikis yang Dialami Ibu Hamil

    Maulid Nabi

    Maulid Nabi dan Solidaritas Perempuan Lintas Dimensi

    Kekurangan Gizi

    6 Risiko Kekurangan Gizi Pada Masa Kehamilan

    Gizi bayi

    Ketika Kekurangan Gizi pada Ibu Hamil dapat Mengancam Kehidupan Ibu dan Bayi

    gizi

    Empat Sehat Lima Sempurna: Kunci Asupan Gizi Ibu Hamil

    Gizi

    Menjaga Kesehatan Ibu dan Janin melalui Asupan Gizi yang Tepat

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    Kekerasan Seksual Di Pesantren Gusdurian

    GUSDURian Dorong Kemenag dan KPAI Serius Terhadap Penanganan Kasus Kekerasan Seksual di Pesantren

    Indonesia yang

    Jemaah Tadarus Subuh Dorong Perbaikan Substantif Bangsa Indonesia

    Luka Rakyat

    Luka Infrastruktur, Luka Rakyat

    Affan Kurniawan

    Nyai Sinta Istri Gus Dur Bersama 1.500 Gusdurian Doakan Affan Kurniawan, Ojol yang Dilindas Polisi

    Gus Dur yang

    Saat Para Pemikir dan Tokoh Agama Bicara Warisan Besar Gus Dur, Membumikan Nilai Kemanusiaan

    Media Alternatif

    Publik Diminta Terus Bersuara sebagai Media Alternatif, Jadi Kekuatan Rakyat Ketika Pemerintah kian Represif

    Keamanan Digital

    TUNAS Learning Space: Asia Centre Tekankan Urgensi Keamanan Digital dalam Penyalahgunaan Data

    Kekerasan

    Orba Jilid II: Kekerasan, Intimidasi, dan Pembungkaman

    DPR

    Alissa Wahid: Rakyat Kerap Dikecewakan oleh DPR dan Pemerintah

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Tragedi Ojek Online

    Sudah Ditindas, Masih Dilindas Pula: Tragedi Ojek Online sebagai Cerminan Kegagalan Negara dalam Mewujudkan Keadilan Sosial

    The Power Of Emak-emak

    The Power of Emak-emak Demokrasi: Hidup Perempuan yang Melawan!

    Demokrasi yang

    Di Tengah Krisis Demokrasi dan Kemarahan Rakyat, Apa yang Harus Kita Lakukan?

    Kisah Getir Ojol

    Kisah Getir Ojol, Affan, dan Kemanusiaan yang Tertinggal

    Pendidikan Inklusi di Indonesia

    Menghidupkan Kembali Gagasan Piaget dan Vygotsky dalam Pendidikan Inklusi di Indonesia

    Ketimpangan Gaji Guru

    Ketimpangan Gaji Guru dan Tunjangan DPR, Realitas Negara Penguasa

    Affan Kurniawan

    Hannah Arendt: Antara Affan Kurniawan, Negara, dan Kekerasan

    Anak di Luar Perkawinan

    Benarkah Anak di Luar Perkawinan Berhak Mendapat Nafkah?

    Srikandi Lintas Iman

    Satu Dekade Srikandi Lintas Iman: Peran dan Perjuangan Perempuan Dalam Menjaga Perdamaian

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Teori Peradaban Ibnu Khaldun

    Membaca Indonesia melalui Lensa al-‘Umrān: Teori Peradaban Ibnu Khaldun dan Relevansinya Hari Ini

    Janin dari

    Tahapan Pertumbuhan Janin: Dari Mudghah hingga Khalqan Akhar

    Pertumbuhan

    Memahami Proses Pertumbuhan Janin dalam Al-Qur’an

    Perubahan Ibu hamil

    4 Perubahan Fisik dan Psikis yang Dialami Ibu Hamil

    Maulid Nabi

    Maulid Nabi dan Solidaritas Perempuan Lintas Dimensi

    Kekurangan Gizi

    6 Risiko Kekurangan Gizi Pada Masa Kehamilan

    Gizi bayi

    Ketika Kekurangan Gizi pada Ibu Hamil dapat Mengancam Kehidupan Ibu dan Bayi

    gizi

    Empat Sehat Lima Sempurna: Kunci Asupan Gizi Ibu Hamil

    Gizi

    Menjaga Kesehatan Ibu dan Janin melalui Asupan Gizi yang Tepat

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Featured

Cinta Tanah Air: Wujud Rasa Syukur Kepada Tempat Lahir dan Hidup

Cinta tanah air, menurut ulama kharismatik asal Pekalongan Habib Luthfi bin Yahya, merupakan wujud terima kasih atau syukur kepada tanah air tempat lahir dan hidup

Khairul Anwar Khairul Anwar
9 Agustus 2023
in Featured, Pernak-pernik
0
Cinta Tanah Air

Cinta Tanah Air

590
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Beberapa waktu lalu saya memberi materi Keindonesiaan dan Cinta Tanah Air kepada peserta Binari (Binaan Sehari) yang diadakan oleh Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) di desa saya. Pesertanya adalah murid-murid Madrasah Ibtidaiyah (MI) kelas enam, yang bentar lagi mereka akan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

E tapi, sebelum membaca tulisan ini lebih jauh, anda yang barangkali belum tahu, saya kira perlu tahu lebih dulu nih sekilas tentang Binari. Binari itu apa sih? Acaranya kayak gimana? Mungkin itu yang jadi pertanyaan anda-anda sekalian, bukan?

Jadi kegiatan Binari ini merupakan acara pengkaderan non formal di organisasi IPNU dan IPPNU. Di Pekalongan, kegiatan ini sudah sering diadakan oleh IPNU dan IPPNU tingkat ranting. Acara seperti ini semacam mengenalkan apa itu IPNU dan IPPNU kepada murid-murid MI atau SD.

Bahasa sederhananya, kegiatan Binari ini bertujuan untuk mengajak mereka yang berusia 11-12 tahun agar bergabung ke IPNU dan IPPNU. Kegiatannya pun nggak melulu soal pemberian materi-materi, tapi juga kita selingi dengan permainan, out bond, hampir mirip kayak kegiatan pengkaderan lainnya.

Mungkin itu saja sekilas informasi mengenai kegiatan Binari. Semoga konsep acara seperti ini, pelaksanaannya bisa di tempat anda, yang berorganisasi di IPNU dan IPPNU.

Ok, lanjut ya. Kembali ke topik tulisan ini. Yang ingin saya sampaikan adalah bahwa memberi wawasan seputar kebangsaan, cinta tanah air atau keindonesiaan sejak (dini) kepada anak-anak usia 11-12 tahun, saya rasa menjadi sebuah hal yang penting. Mengapa? Sebab, nilai- nilai cinta tanah air perlu kita tanamkan sejak dini agar sebagai penerus bangsa dapat mewujudkan sikap dan tingkah laku yang bermanfaat bagi kepentingan masyarakat.

Materi Disampaikan dengan Riang Gembira

Menjadi pemateri yang pesertanya adalah anak-anak tentu bukan lah perkara gampang. Apalagi saya bukan seorang guru, bukan pula tipe orang yang sering bermain dengan anak-anak. Oleh sebab itu, saya selalu mencoba cara-cara lain agar apa yang saya sampaikan dapat mereka tangkap dengan baik oleh peserta. Dan itu hanya bermodalkan pengalaman-pengalaman mengikuti kegiatan serupa di waktu-waktu sebelumnya.

Melihat pesertanya adalah murid-murid MI kelas 6, tentu saya menyampaikan materi dengan menyesuaikan usia mereka. Misalnya, menggunakan bahasa-bahasa yang mudah mereka pahami atau gampang mereka ingat. Istilah-istilah asing tentu saya hindari.

Dan sesekali, biar peserta nggak bosan, saya coba ajak mereka melakukan satu dua permainan, dan yang terpenting saya ajak mereka untuk bersama-sama menyanyikan beberapa lagu nasional. Tujuannya jelas, supaya peserta, selain mendapat bekal wawasan baru tentang keindonesiaan, juga dapat belajar dengan riang gembira.

Idealnya, menyampaikan materi wawasan keindonesiaan juga kita selingi dengan praktik langsung. Tapi berhubung waktu yang panitia berikan amat terbatas, saya hanya menyampaikan beberapa contoh teori tentang bagaimana menjadi warga negara Indonesia yang baik. Meskipun, ya, saya sendiri masih berusaha agar menjadi warga negara yang baik itu harus bagaimana.

Perilaku Cinta Tanah Air

Pada materi yang sampaikan, saya lebih spesifik menekankan kepada peserta tentang bela negara. Nah cinta tanah air merupakan bentuk dari bela negara tersebut. Beberapa bentuk perilaku cinta tanah air yang bisa pelajar praktikkan di antaranya yaitu belajar tekun, menjaga kebersihan lingkungan, menghormati orang tua dan guru, menghargai sesama teman meskipun berbeda keyakinan, belajar agama kepada kiai atau ulama.

Selain itu, saya sampaikan kepada mereka bahwa hormat kepada bendera merah putih, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan sikap tegak dan penuh semangat saat upacara, juga merupakan bagian dari perilaku cinta tanah air.

Cinta Tanah Air Bagian dari Syariat Islam

Dalam Islam, pada hakikatnya kata cinta tanah  air  tidak  disebutkan  secara  langsung dalam Al-Qur’an. Akan tetapi nilai-nilai yang terkandung banyak kita temukan dalam  Al-Qur’an di antaranya nasionalisme dan rela berkorban. Cinta tanah air dalam perspektif Islam terdapat dalam Al-Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 13 yang  menegaskan  bahwa kesatuan asal-usul manusia dengan menampakkan kesamaan derajat  kemanusiaan.

“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan,  kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar ka-musaling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh,Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.”

Selain terdapat dalam Al-Qur’an, terdapat  juga  dalam  hadis  mengenai  cinta  tanah air: “Diriwayatkan dari sahabat Anas, bahwa Nabi SAW ketika  kembali  dari  bepergian  dan melihat  dinding-dinding madinah beliau mempercepat laju untanya. Apabila  beliau menunggangi unta maka beliau menggerakkannya (untuk mempercepat) karena kecintaan beliau pada Madinah.”

Dari hadits tersebut, ulama asal Mesir Al-Hafizh Ibnu Hajar menegaskan  bahwa  hadits  ini  terdapat  dua kaidah; pertama, keutamaan kota Madinah; kedua, cinta tanah air dan rindu pada Nabi SAW.

Sementara itu, di negara kita, konsep Cinta Tanah Air pernah dikobarkan oleh pendiri NU Hadratussyaikh KH Hasyim Asyari lewat sebuah ungkapan “Cinta tanah air merupakan sebagian dari iman”. Kalimat ini begitu populer di kalangan umat islam Indonesia.

Munculnya kalimat tersebut tidak terlepas dari fatwa resolusi jihad NU, yaitu oleh KH. Hasyim As’ari pada tahun 1945. Setiap umat Islam di Indonesia berkewajiban dalam perjuangan melawan penjajah untuk meraih kemerdekaan. Kemudian, rasa cinta tanah air sangat perlu kita tanamkan dalam diri setiap muslim. Serta cinta tanah air merupakan sebuah wujud dari pengabdian setiap orang terhadap tanah kelahirannya.

Sedangkan Cinta tanah air, menurut ulama kharismatik asal Pekalongan Habib Luthfi bin Yahya, merupakan wujud terima kasih atau syukur kepada tanah air tempat lahir dan hidup. Maka saya kira, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mencintai tanah air sendiri.

Kita lahir, kita besar, kita hidup, kita makan makanan Indonesia, kita minum dari air minum Indonesia, itulah sebaik-baiknya nikmat. Kita wajib bersyukur karena kita hidup di Indonesia. Negara yang menurut Gus Dur, negara yang bukan-bukan. []

Tags: cinta tanah airHubbul WathanIndonesiaKemerdekaan IndonesiaSyariat Islam
Khairul Anwar

Khairul Anwar

Lecturer, Sekretaris LTNNU Kab. Pekalongan & sekretaris PR GP Ansor Karangjompo, penulis buku serta kontributor aktif NU Online Jateng. Bisa diajak ngopi via ig @anwarkhairul17

Terkait Posts

Teori Peradaban Ibnu Khaldun
Khazanah

Membaca Indonesia melalui Lensa al-‘Umrān: Teori Peradaban Ibnu Khaldun dan Relevansinya Hari Ini

1 September 2025
Kisah Getir Ojol
Publik

Kisah Getir Ojol, Affan, dan Kemanusiaan yang Tertinggal

31 Agustus 2025
Abdi Negara
Publik

Semua Dimulai dari Definisi: Antara Penguasa dan Abdi Negara

27 Agustus 2025
Indonesia Merdeka
Publik

Kemerdekaan dan Tanggung Jawab Sosial: Refleksi Setelah Delapan Puluh Tahun Indonesia Merdeka

26 Agustus 2025
Makna Kemerdekaan
Publik

Makna Kemerdekaan di Mata Rakyat: Antara Euforia Agustus dan Realitas Pahit

26 Agustus 2025
Pendidikan Inklusi
Aktual

Pendidikan Inklusi Indonesia Masih Jauh dari Harapan: Mari Belajar dari Finlandia hingga Jepang

22 Agustus 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Demokrasi yang

    Di Tengah Krisis Demokrasi dan Kemarahan Rakyat, Apa yang Harus Kita Lakukan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jemaah Tadarus Subuh Dorong Perbaikan Substantif Bangsa Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Luka Infrastruktur, Luka Rakyat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Getir Ojol, Affan, dan Kemanusiaan yang Tertinggal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membiasakan Berefleksi Sebagai Bagian dari Perjalanan Spiritual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Membaca Indonesia melalui Lensa al-‘Umrān: Teori Peradaban Ibnu Khaldun dan Relevansinya Hari Ini
  • Buku Lebih Putih Dariku, Potret Perjuangan Tanpa Ujung
  • Sudah Ditindas, Masih Dilindas Pula: Tragedi Ojek Online sebagai Cerminan Kegagalan Negara dalam Mewujudkan Keadilan Sosial
  • GUSDURian Dorong Kemenag dan KPAI Serius Terhadap Penanganan Kasus Kekerasan Seksual di Pesantren
  • The Power of Emak-emak Demokrasi: Hidup Perempuan yang Melawan!

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2025 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2025 MUBADALAH.ID