• Login
  • Register
Sabtu, 1 April 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Eksistensi Perempuan dalam Membangun Pendidikan

Memenuhi hak-hak perempuan berarti membantu keberlangsungan hidup manusia secara umum. Karena kasus-kasus kemanusiaan yang selama ini terjadi di sekitar kita, tidak jauh dari permasalahan yang berhubungan dengan perempuan.

Maylitha Luciona Demorezza Maylitha Luciona Demorezza
05/04/2021
in Personal
0
Perempuan

Perempuan

156
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dewasa ini, keterlibatan perempuan di ranah publik, tidak lagi menjadi pemandangan yang langka. Di Indonesia khususnya, banyak sekali tokoh perempuan yang memasuki berbagai sektor kehidupan, bahkan yang pada umumnya didominasi oleh laki-laki. Terbukanya akses dan peluang yang luas untuk perempuan dalam segala bidang menjadi faktor meningkatnya jumlah perempuan yang berkiprah di ranah publik.

Hal ini membuktikan bahwa kesuksesan di ranah publik tidak terikat dengan kriteria gender. Laki-laki maupun perempuan sejatinya sama-sama memiliki peluang dalam mewujudkan kehidupan yang sarat akan keadilan dan kemanusiaan. Fenomena perjuangan kesetaraan diungkapkan sebagai sebuah usaha reformasi perempuan menuju era independensi dan kemerdekaan.

Seorang perempuan dapat menentukan keputusan sendiri dan mendapatkan edukasi yang cukup untuk dirinya sendiri maupun untuk bermasyarakat. Selain itu, dalam tatanan keluarga adanya kesadaran akan kesetaraan dapat mengatasi ketergantungan perempuan secara ekonomis, juga membantu meningkatkan ekonomi keluarga.

Fatimah Umar Nasif, dalam bukunya Menggugat Sejarah Perempuan mengungkapkan bahwa sejarah mencatat, kedudukan dan peran perempuan mengalami pasang surut sesuai dengan budaya masyarakat yang berlaku pada masanya. Pada zaman jahiliyah mereka tidak memiliki daya dan upaya untuk keluar dari belenggu tindasan, mereka tidak dihargai layaknya laki-laki, terutama yang berkaitan dengan seksualitas dan produktifitas ekonomi.

Saat itu, tidak sedikit yang beranggapan bahwa memiliki anak perempuan merupakan sebuah aib, karena tidak adanya peluang untuk mengangkat derajat keluarga. Mereka beranggapan, memberikan pendidikan yang layak untuk perempuan merupakan hal yang sia-sia. Adanya tradisi dan stigma yang diberikan bahwa perempuan cukup berada dibalik dinding rumah tidak perlu melihat dunia luar.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Hadis Relasi Rumah Tangga
  • Dalam Ralasi Pernikahan Suami Istri Harus Saling Memberikan Kemaslahatan
  • Dalam Relasi Pernikahan, Perempuan Harus Menjadi Subjek Utuh
  • Dalam Al-Qur’an, Laki-laki dan Perempuan Diperintahkan untuk Bekerja

Baca Juga:

Hadis Relasi Rumah Tangga

Dalam Ralasi Pernikahan Suami Istri Harus Saling Memberikan Kemaslahatan

Dalam Relasi Pernikahan, Perempuan Harus Menjadi Subjek Utuh

Dalam Al-Qur’an, Laki-laki dan Perempuan Diperintahkan untuk Bekerja

عن ابن عبّاس رضي الله عنهما قال : قال عمر بن الخطّاب رضي الله عنه : كنّا في الجاهليّة لا نعدّ النّساء شيئا، فلمّا جاء الإسلام و ذكر هنّ الله، رأينا لهنّ بذلك علينا حقّا (رواه البخاري)

Ibnu Abbas RadhiyAllahu ‘anhu menuturkan bahwa Umar bin Khattab RadhiyAllahu ‘anhu berkata, “Dulu, pada masa Jahiliyah, kami tidak memperhitungkan perempuan sama sekali. Kemudian, ketika Islam turun dan Allah mengakui mereka, kami memandang bahwa mereka pun memiliki hak atas kami.” (Shahih al-Bukhari)

Sebagaimana hadist diatas, Islam sangat memuliakan perempuan. Islam hadir untuk menghapus tradisi diskriminatif dan menjadikan perempuan sebagai manusia seutuhnya. Memberikan hak-hak yang sebelumnya tidak pernah didapatkan. Menumbuhkan prinsip kerja sama sesama manusia, laki-laki maupun perempuan dengan tanpa adanya stereotip yang akan membatasi ruang gerak perempuan.

Dengan terbukanya akses pendidikan yang luas, ini menunjukan kepada publik bahwa banyak sekali perempuan yang memiliki kapasitas intelektual serta peran sosial yang setara, bahkan sebagian justru lebih unggul dari pada laki-laki. Bahkan dalam hadist Nabi bersabda bahwa

طلب العلم فريضة على كلّ مسلم و مسلمة

Menuntut Ilmu wajib (fardlu ‘ain) bagi seorang muslim dan muslimah

Dalam hadist ini menegaskan bahwa pendidikan bukan hanya hak, tapi juga kewajiban dan tanggung jawab bagi setiap muslim maupun muslimah.

Dalam buku Perempuan Ulama Di Atas Panggung Sejarah, karya Kyai Husein Muhammad dikatakan bahwa fakta-fakta sejarah dalam peradaban Islam awal menunjukan dengan pasti betapa banyak perempuan yang menjadi ulama, cendekia, dan intelektual, dengan beragam keahlian, dan dengan kapasitas intelektual yang relatif sama, bahkan sebagian mengungguli ulama laki-laki.

Fakta diatas juga membantah anggapan banyak orang bahwa akal, intelektualitas, kecerdasan, dan moralitas perempuan lebih rendah dari akal, intelektualitas, dan moralitas laki-laki. Ini menjadi bukti bahwa perempuan mempunyai potensi dan kualitas intelektual dan moral yang proporsional.

Pendidikan merupakan salah satu penggerak perubahan sosial. Dengan memiliki pendidikan yang memadai, perempuan memiliki kesempatan lebih banyak dalam menuju kehidupan yang lebih baik. Jangkauan manfaat dari pendidikan bukan hanya pada diri perempuan itu sendiri, melainkan untuk keluarga, komunitas, bahkan negara.

Memenuhi hak-hak perempuan berarti membantu keberlangsungan hidup manusia secara umum. Karena kasus-kasus kemanusiaan yang selama ini terjadi di sekitar kita, tidak jauh dari permasalahan yang berhubungan dengan perempuan.

Oleh sebab itu, dengan adanya upaya relasi yang berkeadilan antara laki-laki dan perempuan, seperti memperluas akses pendidikan. Maka akan tercipta tatanan masyarakat yang selama ini dicita-citakan, yaitu masyarakat yang membawa maslahat yang seimbang dan mendatangkan kebaikan pada setiap aspek kehidupan. []

 

 

 

Tags: GenderkeadilanKesalinganKesetaraanpendidikanperempuanRelasi
Maylitha Luciona Demorezza

Maylitha Luciona Demorezza

Terkait Posts

Agama Perempuan Separuh Lelaki

Pantas Saja, Agama Perempuan Separuh Lelaki

31 Maret 2023
Kontroversi Gus Dur

Kontroversi Gus Dur di Masa Lalu

30 Maret 2023
Food Waste

Bulan Puasa: Menahan Nafsu Atau Justru Memicu Food Waste?

30 Maret 2023
Perempuan Haid Mendapat Pahala

Bisakah Perempuan Haid atau Nifas Mendapat Pahala Ibadah di Bulan Ramadan?

29 Maret 2023
Pengasuhan Anak

Jalan Tengah Pengasuhan Anak

28 Maret 2023
Sittin al-‘Adliyah

Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental

27 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Pekerjaan rumah tangga suami istri

    Pekerjaan Rumah Tangga Bisa Dikerjakan Bersama, Suami dan Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menikah Adalah Sarana untuk Melakukan Kebaikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kiprah Nyai Khairiyah Hasyim Asy’ari: Ulama Perempuan yang terlupakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Antara Israel, Gus Dur, dan Sepak Bola Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Momen Ramadan, Mengingat Masa Kecil yang Berkemanusiaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menikah Harus Menjadi Tujuan Bersama, Suami Istri
  • Momen Ramadan, Mengingat Masa Kecil yang Berkemanusiaan
  • Menikah Adalah Sarana untuk Melakukan Kebaikan
  • Kasus KDRT: Praktik Mikul Dhuwur Mendem Jero yang Salah Tempat
  • Nabi Muhammad Saw Biasa Melakukan Kerja-kerja Rumah Tangga

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist