• Login
  • Register
Minggu, 3 Juli 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Empat Peran Bu Nyai Sebagai Pendidik Bangsa

Winarno Winarno
14/11/2019
in Aktual
0
Ilustrasi Ibu Nyai (FOTO: Islami.co)

Ilustrasi Ibu Nyai (FOTO: Islami.co)

38
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubaadalahnews.com,- Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam pertama di Indonesia telah diakui peran dan eksistensinya dalam memberikan konstribusinya pada masyarakat dan bangsa. Namun hal tersebut tak bisa lepas dari peran perempuan (Bu Nyai) sebagai pendidik bangsa.

Inilah empat peran Bu Nyai sebagai pendidik bangsa. Pertama, Bu Nyai memiliki peran sebagai pusat pengkaderan intelektual muslim. Kedua, pencetak sumber daya manusia yang unggul dan kompetitif. Ketiga, kemampuan untuk melakukan pemberdayaan pada masyarakat, dan terakhir pemilik kekuatan dalam melakukan proses perubahan sosial di masyarakat.

Ketua Pelaksana Silatda Bu Nyai se-Jabar, Hj. Yenni Ainul Widad mengatakan, peran Bu Nyai Nusantara dalam menghadirkan dan memperjuangkan keadilan serta kebangsaan di lingkungannya tentu tidak dapat diragukan lagi.

“Mereka mengelola pesantren secara internal, pemberdayaan ekonomi kepada para pengurus pesantren, alumni pesantren, dan jamaahnya,” kata Kang Yeyen, panggilan akrabnya sebagai Pengasuh PP Nadwatul Ummah, Buntet Pesantren Astanajapura melalui pesan tertulis.

Para Bu Nyai tak kenal waktu, energi dan konsisten dalam melakukan pendidikan terkait Islam moderat, Islam rahmatan lil’alamin. Banyak masyarakat datang ke Bu Nyai untuk sekadar bercerita keluh kesah problem keseharian hingga problem kenegaraan.

Baca Juga:

Berdosakah Istri Meminta Cerai: Perspektif Mubadalah

Puasa Dzulhijjah Hanya 3 Hari, Bolehkah?

Stigma Duda, Laki-laki yang Menjadi Korban Patriarki

Puasa Dzulhijjah Tapi Tidak Berurutan, Bolehkah?

“Semua itu ia (Bu Nyai) terima dengan semangat mengayomi dan memotivasi,” imbuh dia.

Sayangnya, lanjut dia, bakti Bu Nyai belum mendapatkan pengakuan yang utuh dari masyarakat. Apalagi publikasi peran-peran Bu Nyai juga masih sangat sedikit. Untuk itu, Pertemuan-pertemuan publik, publikasi peran-peran Bu Nyai di pesantren dan masyarakat perlu dan terus digaungkan.

Hal ini agar masyarakat memiliki kesadaran bahwa menjadi perempuan dan terutama berkhidmat dalam NU, bukan menjadi hambatan dalam mengejawantahkan amar ma’ruf nahi munkar di masyakarat.

“Justru dengan semangat persaudaraan yang kental antar Bu Nyai dapat memperkuat dan memperkokoh gerakan sosial-keagamaan di masyarakat,” tutupnya. (WIN)

Winarno

Winarno

Winarno, Alumni Pondok An-Nasucha, dan ISIF Cirebon Fakultas Usuluddin

Terkait Posts

tadarus subuh

Tadarus Subuh Ke-24 : Apakah Semua Aktivitas Istri Harus Seizin Suami

18 Juni 2022
Allah mendengar suara perempuan

Moderasi Beragama Menurut Ulama KUPI

2 Juni 2022
Pancasila Sesuai Syariat Islam

Makna Pancasila Menurut Ulama KUPI

2 Juni 2022
Ulama NU Tegaskan Ideologi Pancasila Sudah Final

Ulama NU Tegaskan Ideologi Pancasila Sudah Final

1 Juni 2022
Pancasila Sesuai Syariat Islam

4 Dalil Al-Qur’an Tentang Pancasila Sesuai Syariat Islam

1 Juni 2022
Pancasila Sesuai Syariat Islam

Pancasila Sumber Inspirasi Keadilan Gender

31 Mei 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Stigma Duda

    Stigma Duda, Laki-laki yang Menjadi Korban Patriarki

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Sikap Lagertha, Pemimpin Perempuan dalam Serial Vikings yang Patut Dicontoh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisakah Kampus Menjadi Ruang Aman bagi Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kesetaraan Gender dalam Perspektif Tokoh Perempuan Nahdlatul Ulama Masa Kini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Amalan di Bulan Dzulhijjah yang Mendatangkan Banyak Pahala

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Berdosakah Istri Meminta Cerai: Perspektif Mubadalah
  • Puasa Dzulhijjah Hanya 3 Hari, Bolehkah?
  • Stigma Duda, Laki-laki yang Menjadi Korban Patriarki
  • Puasa Dzulhijjah Tapi Tidak Berurutan, Bolehkah?
  • 5 Sikap Lagertha, Pemimpin Perempuan dalam Serial Vikings yang Patut Dicontoh

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist