• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Empat Untaian Nasihat dari Sang Guru

Di tengah maraknya polemik kepesantrenan yang terjadi saat ini. Saya sangat bersyukur pernah diberikan kesempatan untuk menjalani proses kehidupan dengan mondok di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran Yogyakarta

Karimah Iffia Rahman Karimah Iffia Rahman
20/12/2021
in Hikmah
1
Responsive Feeding: Rekomendasi WHO untuk Ketahanan Pangan Sejak Masa MPASI - Spider-Man No Way Home

Responsive Feeding: Rekomendasi WHO untuk Ketahanan Pangan Sejak Masa MPASI

297
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Di tengah maraknya polemik kepesantrenan yang terjadi saat ini. Saya sangat bersyukur pernah diberikan kesempatan untuk menjalani proses kehidupan dengan mondok di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran Yogyakarta. Saya mendapatkan nasihat dari sang guru.

Sebuah pondok pesantren yang didirikan oleh KH. Mufid Mas’ud dan saat ini terkenal dengan istilah pondok al-Qur’an karena berhasil mencetak ribuan generasi hafidz-hafidzah serta cendikiawan yang saat ini berkiprah untuk negeri.

Ahad lalu (19/12) saya menghadiri pertemuan alumni Pondok Pesantren Sunan Pandanaran Yogyakarta yang berdomisili di wilayah Jabodetabek. Bahkan meski ini pertemuan regional, alumni dari regional lain seperti Lampung pun turut hadir.

Acara tersebut berlangsung di lantai 2 gedung SDIT Daarul Qur’an Tebet sekaligus memperingati wafatnya KH. Masyhuri Syahid dan 100 hari wafatnya Hj. Siti Hannah Ramli. Biasanya tempat pertemuan alumni seperti ini memang sengaja diadakan dengan sistem rolling sehingga setiap alumni berkesempatan menjadi tuan rumah dan setiap alumni bisa menjangkau tali persilaturahiman yang lebih luas.

Setiap kali acara pertemuan alumni diadakan dan dirawuhi oleh dzurriyah KH. Mufid Mas’ud, khususnya KH. Mu’tashim Billah, selalu ada untaian nasihat yang mengisi sanubari dan menyemangati diri setiap alumni yang hadir di majelis tersebut.

Baca Juga:

Tidak Ada Cinta Bagi Ali

Cara Bijak Menasihati Lelaki ala Adham Syarqawi

Peran Pesantren dalam Kehidupan Kartini

Nyai Badriyah Fayumi: Banyak Sahabat Perempuan Menjadi Periwayat Hadis, Guru dan Ulama Besar

Ada beberapa nasihat yang secara eksplisit beliau sampaikan kepada seluruh alumni yang hadir, sangat disayangkan jika tidak ditulis, agar kelak dapat dibaca dan diresapi kembali ketika membutuhkan nasihat spiritual baik untuk yang hadir maupun seluruh alumni santri Pondok Pesanren Sunan Pandanaran Yogyakarta dimanapun berada.

Pertama, apabila kita sedang berjuang untuk meraih sesuatu yang ingin dicapai, maka yang harus dilakukan adalah ikhtiar, berdoa dan bertawakal. Hasil dari tawakal setelah berusaha dan berdoa tidaklah sama halnya dengan satu ditambah satu sama dengan dua. Melainkan hasil yang nantinya akan didapatkan adalah hak prerogatif Allah selaku Dzat Yang Maha Kuasa dan Berkehendak.

Kedua, ada tiga doa yang diijabah oleh Allah SWT, yang pertama adalah do’a yang dipanjatkan pada sepertiga malam. Kedua, do’a yang diamini oleh orang-orang pilihan yang dekat dengan Allah. Ketiga, do’a di makam para wali.

Beliau mengisahkan, suatu hari, pernah beliau mengalami kesulitan dan beliau ingat bahwa dulu KH. Hamid Pasuruan merupakan salah satu guru spiritual dari sang Ayah KH. Mufid Mas’ud. Oleh sebab itu, KH. Mu’tashim Billah pun mengikuti “napak tilas sang Ayah” dengan berziarah ke makam KH. Hamid Pasuruan. Alhamdulillah dengan ketentuan hak prerogatif yang Allah berikan, kesulitan yang beliau alami pun akhirnya mendapatkan jalan keluar yang tidak disangka-sangka.

Ketiga, amalkanlah al-Qur’an walau satu huruf. Dikisahkan oleh KH. Mu’tahim Billah, pernah ada seorang alumni yang sowan ke KH. Mufid Mas’ud. Saat itu, alumni tersebut telah menjadi seseorang yang bisa dibilang memiliki karir yang mapan. Tentu KH. Mufid Mas’ud sangat senang dan turut bangga memiliki santri yang telah sukses. Namun beliau juga menyampaikan bahwa beliau akan lebih sangat bahagia jika memiliki santri yang bisa mengajarkan al-Qur’an walau hanya satu huruf.

Mengapa? Karena seperti yang kita ketahui, Rasulullah pernah bersabda: “Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah (Al-Qur’an), maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya.” (HR. At-Tirmidzi). Dengan memiliki santri yang dapat mengajarkan al-Qur’an, maka murid yang diajarkan mendapatkan 10 kebaikan dari satu huruf yang diajarkan, santri yang mengajar juga mendapatkan 10 kebaikan, dan KH. Mufid Mas’ud pun sebagai guru dari santri tersebut mendapatkan kiriman hadiah dari 10 kebaikan tersebut.

Oleh sebab itu, KH. Mu’tashim Billah sangat senang jika para alumni sudah ada yang mulai “mbabat alas” atau memulai mengajarkan al-Qur’an dilingkungan sekitarnya. Bahkan beliau menyarankan, jika merasa tidak memiliki ruang yang cukup untuk mengajar atau merasa tidak ada murid yang dapat diampu, beliau selalu berpesan, dimulailah dari yang terdekat, misal dengan mengajarkan keponakan mengaji di ruang tamu.

Terakhir, beliau berpesan bahwa ketika sedang meraih sesuatu yang ingin dicapai, maka berusahalah dengan “Nggetih” artinya berusahalah dengan sungguh-sungguh, dengan sebuah tekad yang diiringi dengan keseriusan dan ketekunan dalam mewujudkannya. Berusaha dengan perjuangan yang tak kenal lelah, karena jika kita lillah, maka kelak Allah yang akan membayarnya lunas di akhirat kelak beserta hadiahnya yaitu jubah-jubah dan mahkota ahlul Qur’an.

Masya Allah. Ij’alna min ahlil Qur’an.

Sesungguhnya masih banyak untaian nasihat beliau yang tiada pernah habis untuk menjadi amunisi daya kami para alumni yang senantiasa selalu merasakan dahaga akan nasihat beliau. Semoga di waktu yang akan datang, dapat saya tulis kembali. Apabila ada kekeliruan atau kesalahan dalam kepenulisan, mohon disampaikan karena hal tersebut datang dari kekhilafan saya yang menulis ulasan ini.

Ayo Mondok, Ayo Mulang.

Dirgahayu Pondok Pesantren Sunan Pandanaran Ke-46, 20 Desember 1975-2021. []

Tags: gurunasihatpesantrenSantri
Karimah Iffia Rahman

Karimah Iffia Rahman

Alumni Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta dan Kebijakan Publik SGPP Indonesia. Karya pertamanya yang dibukukan ada pada antologi Menyongsong Society 5.0 dan telah menulis lebih dari 5 buku antologi. Founder Ibuku Content Creator (ICC) dan menulis di Iffiarahman.com. Terbuka untuk menerima kerja sama dan korespondensi melalui [email protected].

Terkait Posts

Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version