• Login
  • Register
Minggu, 13 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Enak dan Tidak Enak, Sisi Lain Perkawinan

Perkawinan bagai sebuah lorong panjang untuk menguji, seberapa tangguh pasangan kekasih meneguhkan cinta

Zahra Amin Zahra Amin
14/07/2023
in Keluarga
0
Sisi Lain Perkawinan

Sisi Lain Perkawinan

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Teman-teman yang sudah menikah, berapa tahunkah kalian sudah mengarungi bahtera rumah tangga? Bagaimana rasanya? Enak atau tidak enak? Tentu banyak sisi lain perkawinan yang membuat kita terus belajar, bagaimana menjadi pasangan suami istri yang saling melengkapi, atau menjadi orang tua yang baik bagi anak-anak.

Saya tertarik mengulasnya, setelah sepagian ini, dalam sekali duduk membaca buku “Belahan Jiwa: untuk wanita yang kuhadiahi bunga wol rajutan ibuku” karya Tasaro GK, seorang mantan jurnalis yang kini banyak melahirkan novel, dan buku refleksi sederhana sebagaimana judul di atas.

Membaca buku itu, seakan membawa ingatan saya kembali melihat ke belakang, sepanjang 16 tahun perjalanan pernikahan saya dan suami, banyak hal yang sudah kami alami. Menimbang antara enak dan tidak enak, tentu masih banyak enaknya. Hehehe.. Tetapi bukan berarti tak pernah ada badai dalam perkawinan ini.

Belahan Jiwa

Di sampul belakang buku, Tasaro menuliskan bahwa menemukan belahan jiwa adalah kerinduan yang menggayuti setiap jiwa. Kita mendamba agar keberadaannya melengkapi kekosongan dalam diri. Kita menghabiskan pencarian panjang dengan berbagai ujian agar bisa bertemu sang kekasih hati, seseorang yang dalam bayangan akan menjadi belahan jiwa sempurna.

Namun, kala kita sudah temukan sosoknya, apakah pencarian ini akan terhenti dalam gemerlap pesta perkawinan?

Baca Juga:

Kala Kesalingan Mulai Memudar

Hancurnya Keluarga Akibat Narkoba

Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

Relasi Imam-Makmum Keluarga dalam Mubadalah

Ya, saya mengamini apa yang Tasaro tulis dalam buku tersebut. Perkawinan bagai sebuah lorong panjang, untuk menguji seberapa tangguh pasangan kekasih meneguhkan cinta. Kala terjangan masalah mengguncang, seperti rasa kecewa, bosan, kurangnya perhatian, dan keraguan, akankah kita rela mengorbankan segalanya demi belahan jiwa?

Hanya waktu yang mampu menyingkap seberapa kuat sebuah cinta, hingga kita dengan yakin mengatakan dialah sang belahan jiwa.

Jika kita yakin dengan kehadiran belahan jiwa ini, maka akan membuat kita lebih percaya pula terhadap pasangan hidup kita masing-masing. Sehingga kita akan mampu secara legawa menerima kekurangan, dan keterbatasan pasangan, hingga bisa saling memaafkan lalu bersama-sama saling menguatkan.

Karena memang tak ada manusia yang sempurna. Tak pernah ada yang ideal dalam sebuah perkawinan. Kita hanya mampu mengupayakannya sebaik mungkin, dengan perbuatan baik, dan memperlakukan orang lain dengan baik pula.

Sisi Tidak Enak Perkawinan

Setelah yakin dengan belahan jiwa, yang akan menemani hingga nanti maut memisahkan, rasanya kita juga perlu menyiapkan diri memasuki lorong panjang perkawinan. Dalam Islam sendiri, pernikahan merupakan ibadah terpanjang yang dilakukan oleh manusia. Pernyataan ini tentu bukan tanpa alasan jika kita melihat sisi lain perkawinan.

Dari sisi tidak enak, kita harus siap dengan segala kemungkinan yang terjadi. Resiko-resiko relasi dengan lingkaran yang lebih besar. Keluarga dari masing-masing pihak, kerabat  dekat maupun jauh, rekan kerja dan organisasi jika keduanya sama-sama aktif di ruang publik. Selain itu, relasi bersama tetangga yang setiap hari bertatap muka.

Ada banyak hal yang harus kita kompromikan ketika sudah melepas masa lajang. Seperti menerima anggota keluarga baru. Suka tidak suka, meski ada orang yang punya sifat menyebalkan dan bikin tak nyaman, maka sebisa mungkin menghindari berinteraksi dengan orang model seperti ini. Pun jika harus berkomunikasi, upayakan sebaik mungkin.

Mengenal Stoicism

Sebagaimana ajaran stoicism yang merupakan sebuah filosofi yang berkaitan dengan kebahagiaan hidup, dan bagaimana menghindari pikiran-pikiran stres dan jenuh. Ilmu yang satu ini mengajarkan pada kita tentang bagaimana kebahagiaan seseorang itu bersumber dari hal-hal yang bisa kita kendalikan. Jadi untuk meraih kebahagiaan yang dimaksud, kita perlu memfokuskan diri pada apapun yang bisa kita kendalikan.

Stoicism mengungkapkan bahwa kebijakan atau kebijaksanaan merupakan sebuah kebahagiaan dan penilaian yang harus berdasarkan pada perilaku, bukan kata-kata. Di mana kita tidak bisa mengendalikan apapun yang terjadi jika itu berasal dari luar diri kita atau bersifat eksternal. Kita hanya bisa mengendalikan diri kita, dan bagaimana cara kita merespon hal-hal yang terjadi di sekitar kita.

Para Stoa mengungkapkan bahwa perasaan takut atau cemburu. Entah itu nafsu seksual atau cinta yang penuh gairah terhadap apapun, muncul dari penilaian yang tidak tepat dari orang-orang pada umumnya. Namun bagi orang-orang yang bijak, yaitu seseorang yang sudah mencapai kesempurnaan dalam hal moral serta intelektual. Maka hal tersebut tidak akan mereka alami. Misalnya dalam kasus perselingkuhan, atau kekerasan dalam rumah tangga.

Sisi Enak Perkawinan

Melihat sisi enak perkawinan, saya ingin menceritakan kisah hidup sahabat baik saya yang tumbuh dari keluarga sederhana. Sebut saja namanya Liana. Kalaupun teman saya membaca tulisan ini, semoga dia tahu betapa sebagai temannya saya bangga atas capaian hidup dia hingga mampu melangkah sejauh ini.

Ketika pertama kali bertemu denganya dalam suatu acara di Bandung di awal 2000-an, saya tahu ia seorang yang bertanggung jawab, disiplin, dan punya rasa kesetiakawanan tinggi. Kami saat itu menghadiri acara organisasi kepemudaan di salah satu gedung pertemuan di Kota Bandung. Jika aku belum tuntas menyelesaikan sesuatu, dia akan setia menunggu.

Dalam satu kesempatan ketika kami hanya duduk berdua, ia bercerita menyelesaikan pendidikan tanpa ulur tangan orang tua, karena ayahnya sudah tiada bahkan sejak ia masih berusia belia. Jika ditanya seperti apa sosok ayahnya, dia tak sanggup mengingat karena ayahnya wafat, ketika ingatan masih belum genap dalam memorinya. Dia harus melalui banyak kesulitan untuk bisa menjadi sarjana, dan sekaligus menjadi perempuan bekerja.

Sejak saat itu, bahkan sampai hari ini komitmen dan konsistensi dia tidak pernah berubah. Selalu mendahulukan kepentingan orang banyak dibandingkan diri sendiri. Saya kira karakter-karakter baik seperti ini bukan tumbuh serta merta, tetapi ada peran orang tua dan keluarga yang turut membesarkannya.

Maka di balik romansa perkawinan, atau perasaan bucin berjuang menemukan belahan jiwa, saya lebih berpikir bahwa perkawinan harus melahirkan Liana-Liana yang lain. Sebagaimana yang Tasaro ungkapkan, perkawinan tidak menjadi perkara enak atau tidak enak. Sebab di dalamnya selalu ada masa enak, dan tidak enak. Kita tidak akan menemukan satu sisi saja.

Perkawinan adalah tentang melahirkan generasi yang lebih baik dibanding pendahulunya. Yakni generasi yang lebih mengenal Tuhan, dan berguna bagi sebanyak-banyaknya ciptaan di alam semesta ini. Pun jika ada pilihan childfree, nilai-nilai kebaikan itu tetap tertularkan pada generasi muda berikutnya di sekitar kita. Setidaknya hari ini, saya dan suami tengah berikhtiar mewujudkan itu. Semoga. []

 

Tags: Filsafat Stoakeluargaperkawinanrumah tanggaStoicism
Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

Praktik Kesalingan

Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

12 Juli 2025
Relasi Imam-Makmum

Relasi Imam-Makmum Keluarga dalam Mubadalah

9 Juli 2025
Jiwa Inklusif

Menanamkan Jiwa Inklusif Pada Anak-anak

8 Juli 2025
Pemimpin Keluarga

Siapa Pemimpin dalam Keluarga?

4 Juli 2025
Marital Rape

Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

2 Juli 2025
Anak Difabel

Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

1 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Hak Perempuan

    Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Merebut Kembali Martabat Perempuan
  • Kedisiplinan Mas Pelayaran: Refleksi tentang Status Manusia di Mata Tuhan
  • Kala Kesalingan Mulai Memudar
  • Hancurnya Keluarga Akibat Narkoba
  • Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID