• Login
  • Register
Senin, 7 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Film

Film Bida’ah: Menelanjangi Realita Poligami di Balik Jubah Religiusitas

Film ini secara tidak langsung memberikan ruang bagi pengalaman emosional perempuan yang sering tersingkirkan dalam narasi keagamaan.

Moh. Nailul Muna Moh. Nailul Muna
06/04/2025
in Film, Rekomendasi
0
Film Bida'ah

Film Bida'ah

2.6k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Film Bida’ah merupakan drama film Malaysia yang mulai tayang pada 6 Maret di aplikasi VIU. Melalui trailer film yang tersebar di berbagai platform terutama di Tik Tok, film tersebut mendapatkan antusiasme yang sangat besar dari masyarakat, bukan hanya di Malaysia, bahkan di Indonesia.

Selayang Pandang tentang Film Bida’ah

Drama tersebut secara tidak langsung mengingatkan kita dengan film-film Malaysia yang punya genre yang mirip, seperti Munafik 1 & 2 yang kebetulan sukses di kancah perfilman Malaysia dan Indonesia. Bahkan, film Munafik 2 sempat dianggap sebagai film terlaris sepanjang masa di Malaysia.

Berdasarkan sinopsis film Bida’ah, tayangan tersebut mengangkat isu tentang sekte agama yang sesat serta kontroversial. Beragam masalah yang menarik kita diekspos dari film tersebut. Namun, tulisan ini akan menyoroti satu aspek berupa fenomena poligami yang dilakukan oleh pemeran bernama Walid. Dia adalah seorang pemimpin sekte sesat, yang dianggap sebagai Imam Mahdi.

Poligami dalam Bingkai Kekuasaan

Sebagaimana pola yang lazim, bahwa pendekatan sosok Walid untuk melakukan poligami yakni dengan menyebarkan dogma akan sakralitas dirinya selaku pemimpin sekte. Dengan demikian, para pengikutnya akan mengikuti apa saja yang ia kehendaki. Meski secara logika bermasalah bahkan menyimpang dengan ajaran agama yang bersifat mainstream.

Melalui narasi keagamaan yang aneh, Walid kemudian berhasil membujuk banyak pengikutnya untuk melakukan hubungan intim dengan dia. Ia menggunakan narasi nikah batin dan istri batin agar si perempuan mau menuruti berhubungan intim dengannya.

Baca Juga:

Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

Terdapat adegan yang menggambarkan bahwa Walid meminta salah satu pengikutnya untuk menjadi istri batinnya dan melakukan hubungan selayaknya suami istri. Sebagai balasannya, siapa saja yang menjadi istri batin Walid akan masuk Surga dan selamat dari sirathal mustaqīm.

Melalui cekokan dogma agama yang begitu kuat oleh Walid beserta dengan fanatisme buta dari para pengikutnya, maka tidak heran ia memiliki banyak istri yang sah. Sebagian lainnya dinikahi secara tidak sah hanya sebagai istri batin yang dia janjikan masuk Surga.

Luka Perempuan yang Tak Terlihat

Dengan menggunakan jubah agama yang tebal, banyak korban perempuan dari Walid yang segan untuk melakukan penolakan. Apalagi untuk melakukan protes atas kekerasan seksual yang telah mereka alami.

Perempuan-perempuan tersebut bukan hanya kehilangan kehormatan, namun juga ruang bicara. Bahkan mereka terpaksa meninggalkan suami sah mereka demi si Walid. Adapun jurus yang Walid gunakan yakni lagi-lagi dengan narasi keagamaan.

Kasus yang demikian, sebenarnya terjadi di dunia nyata di mana banyak perempuan yang buta sebab narasi kesucian yang pemuka agama miliki. Sebagaimana yang terjadi di Indonesia yang melibatkan artis-artis dengan sosok-sosok pendakwah. Mereka dikawini namun tidak dinikahi.

Oleh karena itu, film tersebut secara tidak langsung memberikan ruang bagi pengalaman emosional perempuan yang sering tersingkirkan dalam narasi keagamaan. Sekaligus menunjukkan pentingnya kehadiran perspektif perempuan dalam majelis-majelis keagamaan.

Tafsir Kritis dan Keberanian Film

Film Bida’ah terbukti berani menghadirkan isu sensitif berupa fenomena poligami yang terbungkus dengan jubah religiusitas. Selain itu, film tersebut menentang tafsir mayoritas yang para pemuka agama lakukan.

Di antara tafsir yang Walid kutip dalam film tersebut yakni (QS. An-Nisā’[4]: 59) yang membicarakan tentang perintah untuk taat atau patuh kepada Allah, utusan Allah (para Nabi) dan juga Ulil Amri.

Walid yang memosisikan dirinya sebagai pemimpin menggiring para pengikutnya untuk melakukan segala sesuatu sesuai dengan apa yang ia inginkan, termasuk menjadi istri batinnya.

Secara tidak langsung sebenarnya mengajak penonton untuk merenung dan berpikir. Apakah benar semua yang  agama perbolehkan dan tersampaikan melalui tokoh agama harus kita jalankan tanpa pertimbangan konteks rasionalitas dan sosial?.

Hemat penulis, film Bida’ah bukan anti-agama, namun anti-penyalahgunaan agama. Sekaligus mengukuhkan bahwa praktik-praktik keagamaan dapat kita nalar melalui pertimbangan akal yang sehat. Wallāhu A’lām. []

 

Tags: agamaFilm Bida'ahkekuasaanperempuanpoligamiReligiusitasReview Film
Moh. Nailul Muna

Moh. Nailul Muna

Penulis berasal dari Lamongan. Ia merupakan alumni PBSB S1 UIN Sunan Kalijaga dan LPDP S2 UIN Syarif Hidayatullah dengan jurusan IAT. Latar belakang pendidikan non-formalnya yakni: PP. Matholi’ul Anwar, LSQ Ar-Rahmah, Sirojut Ta'limil Quran, Al-Munawwir, PPA. Nur Medina, dll. Beberapa kajian yang pernah digeluti penulis antara lain, kepesantrenan, Tafsir, Hadis, dan gender yang menjadi tema tesis. Pada saat ini penulis sedang mengabdi di UIN Saizu, UNU Purwokerto dan PESMA An Najah.

Terkait Posts

Sejarah Ulama Perempuan

Mencari Nyai dalam Pusaran Sejarah: Catatan dari Halaqah Nasional “Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia”

7 Juli 2025
Film Rahasia Rasa

Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

6 Juli 2025
Ancaman Intoleransi

Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi

5 Juli 2025
Gerakan KUPI

Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

4 Juli 2025
Squid Game

Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

3 Juli 2025
Ruang Aman, Dunia Digital

Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

3 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Ulama Perempuan

    Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Pentingnya Relasi Saling Kasih Sayang Hubungan Orang Tua dan Anak
  • Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Jangan Hanya Menuntut Hak, Tunaikan Juga Kewajiban antara Orang Tua dan Anak
  • Mencari Nyai dalam Pusaran Sejarah: Catatan dari Halaqah Nasional “Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia”
  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID