• Login
  • Register
Sabtu, 19 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Film

Film Buya Hamka: Manifestasi dari Kata-kata “Kenapa Kita Harus Mencari Cinta yang Setara?”

Nyai Raham memberikan contoh bahwa dia adalah sosok istri yang bisa diajak berdiskusi, memutuskan suatu keputusan bersama dan menyelesaikan masalah

Khoniq Nur Afiah Khoniq Nur Afiah
03/11/2023
in Film, Rekomendasi
0
Film Buya Hamka

Film Buya Hamka

1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Film Buya Hamka yang sempat naik daun karena durasi sekaligus jumlah volume yang banyak akhirnya menarik hati saya untuk menontonnya. Tidak asing lagi, dengan tokoh progresif dari kalangan Muhammadiyah yang satu ini.

Sebelum menganalisis bagian yang saya sampaikan pada judul, sepertinya akan lebih baik jika mengawali dengan sesuatu yang lebih mendasar. Film Buya Hamka bagian pertama ini sangat terlihat menonjol peran Nyai Raham terhadap sepak terjang Buya Hamka.

Entah kenapa saya banyak gagal fokus, kagum terhadap Nyai Raham dalam sepanjang cerita. Namun, bisa jadi hal ini terjadi karena mendapatkan data hasil riset film ini banyak berasal dari Nyai Raham, atau bisa juga memang bagian ini ingin menonjolkan peran Nyai Raham. Keduanya adalah sesuatu yang terbesit dalam benak saya.

Begini kira-kira kekaguman saya, pertama, banyak sekali bentuk dukungan yang Nyai Raham berikan. Di mana selanjutnya melahirkan keputusan besar Buya Hamka, misalnya menjadi pemimpin di Majalah Masyarakat.

Pentingnya Peran Seorang Istri

Kemampuan Buya Hamka dalam dunia tulis menulis banyak terkenal dan idenya yang cemerlang melalui kedudukan di Majalah Masyarakat. Pentingnya dukungan Nyai Raham dalam proses ini tentu sangat berharga. Nyai Raham rela tinggal jauh dengan Buya Hamka bersama anak-anak.

Baca Juga:

Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

Love Bombing: Bentuk Nyata Ketimpangan dalam Sebuah Hubungan

Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji

From Zero to Hero Syndrome: Menemani dari Nol, Bertahan atau Tinggalkan?

Kedua, Nyai Raham adalah bagian dari manifestasi “kenapa kita harus mencari cinta yang se-frekuensi? Agar perhatiannya tidak dianggap lebay, agar larangannya tidak dianggap posesif atau yang lain sebagainya”. Kata-kata itu memang sedang ramai di kalangan anak muda.

Sebab, karya-karya roman yang lahir dari Buya Hamka adalah terjemah dari relasi romantis antara Nyai Raham dan Buya Hamka. Selain itu, komunikasi dan berdiskusi sangat banyak dipertontonkan dalam film tersebut. Saling menemani dalam setiap langkah perjalanan rumah tangga.

Ketiga, Nyai Raham sebagai manifestasi full time mom yang patut menjadi teladan. Menjadi ibu bekerja maupun full time mom adalah sama-sama pilihan yang baik. Nyai Raham mematahkan bahwa perempuan yang menjadi full time mom adalah sosok individu yang pasif.

Nyai Raham memberikan contoh bahwa dia adalah sosok istri yang bisa diajak berdiskusi, memutuskan suatu keputusan bersama dan menyelesaikan masalah. Pengetahuan yang ia miliki sepenuhnya dimaksimalkan untuk mengelola rumah tangga sehingga paripurna. Citra tentang ibu rumah tangga ini akan menjadi lebih baik dari sosok Nyai Raham dalam film Buya Hamka.

Sosok Nyai Raham

Terlepas dari tepat atau tidak ulasan yang saya sampaikan di atas, Nyai Raham adalah salah satu manifestasi perempuan terbaik dalam konteks perempuan muslim di Indonesia. Pengetahuan dan ketrampilan yang ia miliki digunakan secara maksimal dalam mengelola rumah tangga. Benar jika beberapa orang mengatakan “Dapur sosok yang berpengetahuan tentunya akan berbeda”.

Artinya, bahwa pengetahuan dan ketrampilan seorang perempuan tetap penting. Bukan pula, bahwa menjadi full time mom tidak perlu pendidikan atau pengetahuan. Bukan pula bahwa perempuan pengetahuan harus menjadi perempuan bekerja dalam sektor publik. Sebab, mengelola rumah tangga juga butuh pengetahuan dan ketrampilan yang cukup dan Nyai Raham adalah sosok yang bisa menjadi teladan.

Lebih lanjut lagi, film ini sangat recommended untuk kita nikmati, karena memberikan pengetahuan sekaligus pandangan baru tentang relasi suami-istri seorang tokoh besar. Bagaimana perempuan berpengaruh dalam proses pergerakan serta perjuangan seorang tokoh besar.

Perempuan memiliki kontribusi yang penting dan perlu kita pelajari lebih mendalam sehingga melahirkan satu cara pandang baru tentang penempatan perempuan dalam konteks masyarakat, khususnya di Indonesia. sekian. []

 

 

Tags: CintaFilm Buya HamkaJodohRelasi Suami-IstriReview Film
Khoniq Nur Afiah

Khoniq Nur Afiah

Santri di Pondok Pesantren Al Munawwir Komplek R2. Tertarik dengan isu-isu perempuan dan milenial.

Terkait Posts

Cita-cita Tinggi

Yuk Dukung Anak Miliki Cita-cita Tinggi!

19 Juli 2025
Mengantar Anak Sekolah

Mengantar Anak Sekolah: Selembar Aturan atau Kesadaran?

18 Juli 2025
Wonosantri Abadi

Harmoni Iman dan Ekologi: Relasi Islam dan Lingkungan dari Komunitas Wonosantri Abadi

17 Juli 2025
Representasi Difabel

Dari Layar Kaca ke Layar Sentuh: Representasi Difabel dalam Pergeseran Teknologi Media

16 Juli 2025
Menikah

Yang Terjadi Jika Miskin, Tapi Ngotot Menikah

15 Juli 2025
Krisis Ekologi

Empat Prinsip NU Ternyata Relevan Membaca Krisis Ekologi

14 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Fazlur Rahman

    Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Dilema Kepemimpinan Perempuan di Tengah Budaya Patriarki, Masihkah Keniscayaan?
  • Jangan Biarkan Fondasi Mental Anak Jadi Rapuh
  • Tantangan Menghadapi Diskriminasi Terhadap Penganut Penghayat Kepercayaan Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi
  • Pentingnya Membentuk Karakter Anak Sejak Dini: IQ, EQ, dan SQ
  • Yuk Dukung Anak Miliki Cita-cita Tinggi!

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID