• Login
  • Register
Kamis, 30 November 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Film

Film Dokumenter Netflix Terbaru, Ice Cold dalam Konsep Ma’ruf

Pada akhirnya, tindak penghilangan nyawa seorang adalah hal yang paling kejam, dan tidak dibenarkan dalam agama manapun

Salsabila Septi Salsabila Septi
25/10/2023
in Film
0
Film dokumenter

Film dokumenter

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id- Pembahasan tragedi pembunuhan kopi sianida kembali  melalui beragam media setelah tanyangnya film dokumenter mengenai kasus ini. Penayangan film ini meminta publik  untuk mengingat kembali kejadian 7 tahun silam. Saat salah satu dari tiga teman yang sedang menikmati kopi di cafe ternama kehilangan nyawanya.

Daftar Isi

    • Kilas Balik Kasus Kopi Sianida
  • Baca Juga:
  • Lamaran dalam Perspektif KUPI
  • Film Ice Cold Jessica Wongso: Menyoal Kriminalitas dan Perempuan dalam Kasus Kopi Sianida
  • Perlukah Peninjauan Kembali Kasus Sianida Jessica?
  • Bukan Perempuan Biasa: Catatan Film Unseen 2023
    • Prespektif Narasumber
    • Konsep Ma’ruf dalam Film Dokumenter

Kilas Balik Kasus Kopi Sianida

Beragam intrik muncul ketika pengungkapan kasus ini. Jika kembali mengingat-ingat saat persidangan kasus ini jadi sorotan semua pihak. Bahkan menjadikan televisi saat itu magnet tersendiri untuk satu keluarga duduk, mendengarkan dan menganalisa kejadian yang ada di meja hijau.

Kedua kubu pun terbentuk ketika persidangan berlangsung. Ini bukan hanya kubu jaksa penuntut umum dan juga advokat dari tersangka. Melainkan ribuan mata dan tangan dalam media sosial yang membela masing-masing pihak. Melakukan penggiringan opini masyarakat untuk melancarkan kebenaran oleh masing-masing pihak untuk mendapatkan kemenangan.

Walaupun saat itu hampir 99% masyarakat berharap tersangka mendapat hukuman yang setimpal. Tetapi tidak menutup banyak keraguan yang kembali muncul ketika ada fakta lain yang juga sama kuatnya.

Kasus ini semacam telenovela atau drama khas Indonesia yang menarik beragam mata untuk memandangnya. Walau sudah 7 tahun silam kejadian ini berlalu, tetapi ketika kembali muncul di permukaan kembali menarik untuk diperbincangkan.

Baca Juga:

Lamaran dalam Perspektif KUPI

Film Ice Cold Jessica Wongso: Menyoal Kriminalitas dan Perempuan dalam Kasus Kopi Sianida

Perlukah Peninjauan Kembali Kasus Sianida Jessica?

Bukan Perempuan Biasa: Catatan Film Unseen 2023

Ice Cold: Murder, Coffe, and Jessica Wongso jadi film dokumenter yang sedang kembali ramai diperbincangkan. Tayang di netflix 28 September 2023 lalu membuat film ini memiliki daya tarik tersendiri. Menyajikan eragam sudut pandang  pada penonton, membuatnya mengingat kembali kejadian 7 tahun silam. Film ini menampilkan beragam pemeran langsung dalam kejadian pembunuhan kopi sianida tersebut.

Prespektif Narasumber

Narasumber memberikan banyak prespektif dan pendapat  yang muncul dalam film dokumenter ini. Mulai dari ahli, saksi ahli ketika persidangan, pengamat hukum, pengacara, jurnalis, hingga keluarga korban.  Keluarga korban menunjukkan rasa puas hukuman tersebut. Tetapi rasa tidak adil, dan juga miris dengan keadilan saat itu pelaku ungkapkan.

“Saya takut jika hal ini terjadi pada orang biasa, mungkin pelaku akan mendapat hukuman yang lebih berat. Kalo kasus jesica anda kategorikan lumayan, maka saya akan membiarkan imajinasi anda untuk membayangkan bagaimana kasus-kasus lain di Indonesia dilakukan”  ujar Erasmus Napitupulu, executeive director ICJR (Institute For Criminal Justice Reform). Erasmus jadi salah satu narasumber yang muncul dalam film dokumenter ini.

Dalam penjelasan tersebut dirinya tidak berpihak dalam kubu manapun. Dia banyak memberikan kita pemahaman baru terkait konstruksi hukum Indonesia yang katanya adil untuk seluruh kalangan. Dalam film dokumenter memang banyak memapaparkan ahli lain yang juga ikut membahas perkara ini, tapi Erasmus jadi salah satu narasumber yang menarik perhatian saya. “Menurut saya, dan juga penelitian dari ICJR bisa jadi Jessica bersalah, hanya karena harus ada yang bersalah dalam kematian seseorang,” ujarnya.

Sistem peradilan di Indonesia memang sebuah hal yang saat ini kurang sakral lagi. Jika membayangkan dalam film hollywood bahwa hakim jadi wasit, dan ada juri yang menentukan siapa pemenangnya itu salah. Tidak ada juri dalam sistem peradilan Indonesia, dan ketiga hakim tersebut yang memberikan putusan. Menentukan alat bukti yang sah, dan juga mana yang salah.

Konsep Ma’ruf dalam Film Dokumenter

Coba kita lihat kasus terkait hukum ini dalam konsep ma’ruf. Terdapat tiga ide dasar dari konsep ma’ruf ini. Pertama dalam konsep syariat, akal sehat dan juga kepatutan sosial. Mari membahasnya dari yang paling utama yaitu syariat. Dalam islam, pengaturan hukum sudah sedemikian rupa untuk membantu umat manusia, Al-Mai’dah ayat 8 jadi salah satu ayat Al-Qur’an yang membahas terkait keadilan.

Selanjutnya ada akal sehat, film dokumenter ini juga membawa ingatan kita bahwa ada banyak barang bukti yang rancu. Seperti kopi sianida yang kondisinya berubah-ubah, rekaman CCTV yang hilang, sisa racun yang tidak ditemukan, dan lain sebagainya. Yang bisa jadi kritik pada jaksa dan kepolisian dalam penanganan kasusnya.

Ide dasar terakhir dalam konsep ma’ruf adalah kepatutan sosial. Terkadang jika diperhatikan memang mungkin bahwa setiap kejahatan harus ada pelaku yang melakukannya. Tetapi dalam mencapai konsep ma’ruf yang sudah dijelaskan harus ada kepatutan sosial dalam penanganan setiap kasus.

Pada akhirnya, tindak penghilangan nyawa seorang adalah hal yang paling kejam dan tidak dibenarkan dalam agama manapun. Tetapi keadilan dan juga harus memperhatikan jalan hidup orang-orang yang masih berpijak di bumi. Jika ada ketidakadilan saat ini untuk orang lain, maka bisa jadi esok hari atau kapan ketidakadilan itu akan menimpa diri kita. []

Tags: film dokumenterFilm Ice Cold Murder Coffe and JessicaFilm NetflixJessica WongsoKonsep MakrufKopi Sianida
Salsabila Septi

Salsabila Septi

Mahasiswa di Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan yang tertarik pada persoalan kesehatan mental. Selain itu, sangat resah dengan kondisi alam sekitar. Dan tak lupa menulis adalah jalan ninjaku.

Terkait Posts

Film 172 Days

Film 172 Days : Kehilangan Bukanlah Akhir, Melainkan Awal dari Perjalanan

24 November 2023
Kisah Gadis Kretek

Kisah Gadis Kretek: Perempuan dan Jejak Tradisi Masa Lalu

17 November 2023
Film Budi Pekerti

Mengenal Cyber Bullying Melalui Film Budi Pekerti

10 November 2023
Gadis Kretek

Series “Gadis Kretek”: Tentang Independensi, Kebebasan dan Kompetensi Perempuan

8 November 2023
Gadis Kretek

Serial TV Gadis Kretek: Memotret Dinamika Perempuan Melawan Stigmatisasi

6 November 2023
Film Buya Hamka

Film Buya Hamka: Manifestasi dari Kata-kata “Kenapa Kita Harus Mencari Cinta yang Setara?”

3 November 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anxiety

    Menyikapi Anxiety dengan Romanticizing Life ala Stoicisme

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Satu Tahun Tragedi Kanjuruhan: Air Mata Ibu Tak Akan Pernah Reda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingkah Laki-laki Terlibat dalam Penghapusan Kekerasan Seksual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hanan Al-Hroub, Sosok Guru Pejuang untuk Palestina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memperingati Hari Guru dan Peran Penting Masing-masing Individu dalam Memajukan Pendidikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menguak Dalih Kekerasan Israel lewat Topeng Agama
  • Pernikahan Bukan Solusi untuk Meminimalisir Kekerasan Seksual
  • Hanan Al-Hroub, Sosok Guru Pejuang untuk Palestina
  • Bukan Hanya Perempuan, Laki-laki juga Rentan Menjadi Korban Kekerasan Seksual
  • Memperingati Hari Guru dan Peran Penting Masing-masing Individu dalam Memajukan Pendidikan

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist