• Login
  • Register
Senin, 27 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Film

Gangubai Kathiawadi: Film Pejuang Hak Perempuan di Wilayah Kamathipura

Sebagai tanda kasihnya terhadap Gangubai Kathiawadi, masyarakat mengenangnya dengan mengadakan perayaan khusus pada satu hari penuh

Karimah Iffia Rahman Karimah Iffia Rahman
20/05/2022
in Film
0
Gangubai Kathiawadi

Gangubai Kathiawadi

215
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Film Gangubai Kathiawadi kini menjadi salah satu film yang masuk di urutan Top Ten Netflix. Film ini diambil dari sebuah kisah nyata yang dituliskan dalam sebuah antologi kriminal milik Hussain S. Zaidi yang ditulis bersama Jane Borges tahun 2011 dengan judul “The Matriarch of Kamathipura” pada bab :Mafia Queens of Mumbai: Stories of Women from The Ganglands”.

Daftar Isi

    • Sinopsis Film Gangubai Kathiawadi
    • Memiliki Hari Libur
  • Baca Juga:
  • Jogan Ramadhan Online: Pengajian Khas Perspektif dan Pengalaman Perempuan
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Laki-laki dan Perempuan Dilarang Saling Merendahkan
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Nabi Saw Melarang Umatnya Merendahkan Perempuan
  • Salahkah Memilih Childfree?
    • Memiliki Perlindungan
    • Pernikahan di Kamathipura
    • Pendidikan untuk Anak dari Para Pekerja Seks Komersil
    • Berhasil Mengalahkan Petisi

Sinopsis Film Gangubai Kathiawadi

Film yang telah rilis pada 25 Februari 2021 ini menceritakan tentang kisah hidup Gangubai Kathiawadi yang hidup dan mimpinya bertolak 360 derajat setelah ia dijual oleh kekasihnya Ramnik untuk menjadi wanita pekerja seks di sebuah rumah bordil di wilayah Kamathipura.

Gangubai Kathiawadi yang terpaksa menjalani kehidupan kelamnya akhirnya bertekad mengubah nasibnya dengan bertahan hidup di rumah bordil untuk mencapai impian barunya, yaitu menjadi penguasa tidak hanya di rumah bordil Bibi Sheela (mucikari yang membelinya dari Ramnik seharga 1000 rupee) tetapi juga menjadi penguasa di wilayah Kamathipura.

Berikut adalah beberapa tekad Gangubai Kathiawadi dan perubahan yang terjadi di wilayah Kamathipura semenjak Gangubai mulai memperjuangkan hak-hak perempuan di wilayah Kamathipura khususnya hak-hak perempuan pekerja seks:

Memiliki Hari Libur

Tepat pada satu tahun keberadaan Gangubai Kathiawadi di rumah bordil Bibi Sheela, Gangubai meminta izin kepada Bibi Sheela untuk memberi para perempuan pekerja seks di rumah Bibi Shela berlibur dan menonton pertunjukan di bioskop. Meski tidak suka dan merasa merugi, Bibi Sheela tidak mencegah para perempuan dari rumah bordilnya yang satu persatu keluar untuk menonton bersama Gangubai.

Baca Juga:

Jogan Ramadhan Online: Pengajian Khas Perspektif dan Pengalaman Perempuan

Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Laki-laki dan Perempuan Dilarang Saling Merendahkan

Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Nabi Saw Melarang Umatnya Merendahkan Perempuan

Salahkah Memilih Childfree?

Memiliki Perlindungan

Sejak Bibi Sheela meninggal dan digantikan oleh Gangubai, para perempuan pekerja seks di rumah bordil yang kini dirawat oleh Gangubai memiliki perlindungan yang dapat dijamin keamanannya karena koneksi Gangubai dengan Rahim Lala, seorang “Raja Mumbai” pada masanya yang dikenal akan ketulusan dan juga sangat adil.

Bahkan Rahim Lala pun termasuk orang penting yang menolak ketika ada petisi dari pihak sekolah di sekitar Kamathipura yang menginginkan rumah-rumah bordil di wilayah Kamathipura dihancurkan sehingga menguatkan Gangubai untuk berjuang melawan orang-orang yang menindas hak-hak pekerja seks komersil.

Pernikahan di Kamathipura

Wilayah Kamathipura sangat terkenal dengan istilah mawar hitam karena di wilayah tersebut lah pusat pekerja seks komersil India berlangsung pada masanya. Sangat sulit bagi para perempuan pekerja seks untuk tidak “menjerumuskan” anak-anak perempuan mereka ke lubang kehidupan yang sama.

Termasuk mewujudkan pernikahan di lingkungan Kamathipura pada masa itu bagaikan hal yang mustahil. Kusum yang tidak ingin Roshni (anaknya) menjadi pekerja seks komersil selalu memberinya narkotika dan mengurungnya di kandang.

Namun Gangubai Kathiawadi berhasil mewujudkannya. Ia rela menjodohkan dan menikahkan Roshni dengan Afshan, laki-laki yang ia cintai setelah Ramnik agar menikah dengan Roshni sehingga pernikahan di wilayah Kamathipura bukan lagi hal yang tabu dan mustahil.

Pendidikan untuk Anak dari Para Pekerja Seks Komersil

Setelah Gangubai Kathiawadi berhasil mengalahkan Raziabai dan menjadi pemimpin di Kamathipura, ia pun memberikan perlawanan pada pihak sekolah yang ingin menghancurkan rumah bordil justru dengan menyekolahkan anak-anak yang ibunya bekerja sebagai pekerja seks.

Namun justru anak-anak tersebut sempat mendapatkan stigma dan diskriminasi sehingga justru pulang sekolah lebih cepat karena tidak diterima oleh guru yang seharusnya digugu lan ditiru.

Berhasil Mengalahkan Petisi

Terakhir yang sangat fenomenal dan tidak pernah dilupakan oleh masyarakat di sepanjang wilayah Kamathipura, Gangubai Kathiawadi berhasil mengalahkan petisi dan selama ia hidup tidak pernah ada satu pun pekerja seks komersil di Kamathipura yang menjadi tunawisma.

Bahkan Gangubai Kathiawadi meneruskan semangat dan tekadnya pada masyarakat di Kamathipura khususnya pada perempuan pekerja seks dengan petuah-petuahnya yang sangat kuat, menjadi pelecut untuk setiap perempuan.

Salah satunya berbunyi, “Ketika wanita adalah perwujudan dari kekuasaan, kekayaan, dan kecerdasan, lalu apa yang membuat para pria ini merasa begitu superior”. Karena prinsip dan ketulusannya yang terus memperjuangkan hak-hak perempuan, Gangubai menjadi mucikari yang paling disayang tidak hanya oleh 4000 wanita di Kamathipura tetapi juga oleh seluruh masyarakat.

Sebagai tanda kasihnya terhadap Gangubai Kathiawadi, masyarakat mengenangnya dengan mengadakan perayaan khusus pada satu hari penuh, dimana di hari tersebut seluruh kawasan Kamathipura dipenuhi oleh masyarakat yang berkumpul dengan pakaian bernuansa putih, sebagai tanda mengenang Gangubai Kathiawadi yang selalu mengenakan sari putih, dan juga menghargai jasa-jasanya yang selalu memperjuangkan hak-hak perempuan di Kamathipura. []

Tags: BollywoodFilmGangubai KathiawadiIndiaperempuan
Karimah Iffia Rahman

Karimah Iffia Rahman

Alumni Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Jurusan Kesehatan Lingkungan yang kini beraktivitas sebagai Fulltime Mommy and Freelance CDMs. Karya pertamanya yang dibukukan ada pada antologi Menyongsong Society 5.0. Saat ini sedang melanjutkan pendidikan di SGPP Indonesia, Founder Ibuku Content Creator (ICC) dan menulis di Iffiarahman.com. Terbuka untuk menerima kerja sama dan korespondensi melalui [email protected]

Terkait Posts

Maple Yip

Maple Yip, Perempuan di Balik In the Name of God: A Holy Betrayal

15 Maret 2023
Pelecehan Seksual

Sekte JMS Korea Selatan: Lakukan Pelecehan Seksual Berkedok Agama

13 Maret 2023
Kekerasan Seksual Berkedok Agama

Kekerasan Seksual Berkedok Agama dalam Film In The Name Of God: A Holy Betrayal

11 Maret 2023
Drama The Red Sleeve

Drama The Red Sleeve: Ketika Perempuan Memilih Berdaya

10 Maret 2023
Serial Mendua

Serial Mendua dan Ragam Pengalaman Sosial Perempuan

25 Februari 2023
Film Noktah Merah Perkawinan

Melihat Relasi Pernikahan Menurut Buya Hamka dalam Film Noktah Merah Perkawinan

6 Februari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Akhlak dan perilaku yang baik

    Pentingnya Memiliki Akhlak dan Perilaku yang Baik Kepada Semua Umat Manusia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Waspadai Propaganda Intoleransi Jelang Tahun Politik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jogan Ramadhan Online: Pengajian Khas Perspektif dan Pengalaman Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Piagam Madinah: Prinsip Hidup Bersama
  • Nyai Pinatih: Sosok Ulama Perempuan Perekat Kerukunan Antarumat di Gresik
  • Pentingnya Memahami Prinsip Kehidupan Bersama
  • Q & A: Apa Batasan Sakit yang Membolehkan Tidak Puasa di Bulan Ramadan?
  • Jogan Ramadhan Online: Pengajian Khas Perspektif dan Pengalaman Perempuan

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist