• Login
  • Register
Minggu, 1 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Gen Z dan Ancaman Diabetes Melitus

Diabetes yang tadi dipercaya hanya menimpa orang tua dan berdasarkan keturunan dapat jadi penyakit banyak orang.

Salsabila Septi Salsabila Septi
17/01/2025
in Personal
0
Diabetes Melitus

Diabetes Melitus

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Diabetes melitus atau DM pasti bukan penyakit yang asing bagi kita semua. Penyakit yang terkenal dengan istilah silent killer atau membunuh secara perlahan, dan jadi ancaman umat manusia. Penyebab penyakit ini sebenarnya sangat kompleks dan banyak. Gejala yang penderitanya alami juga beragam sesuai dengan karakteristiknya. Tetapi, inti awal dari penyakit ini adalah dengan konsumsi gula yang berlebihan.

Gen-Z Belum Ada Habisnya

Manusia memang tampaknya akan lebih kompleks daripada sebelumnya. Ini merupakan salah satu fitrah Allah SWT dalam penciptaan manusia. Mereka dapat belajar, berkembang dan bertumbuh sesuai dengan kondisi alamnya. Jika mereka tidak dapat melakukan, maka mereka akan mengalami kepunahan seperti kisah manusia pada masa lalu.

Ya hal ini juga terjadi dalam generasi ini. Membahas generasi yang tak ada habisnya, tak lain adalah gen z. Generasi yang punya segudang talenta tetapi juga punya permasalahan yang sama. DM juga penyakit yang menghantui gen z sendiri. Jika dulu penyakit ini selalu dikaitkan dengan orang tua, tetapi kini diabetes bisa saja menyerang kita yang masih muda.

Konsumsi gula berlebih jadi salah satu penyebab penyakit ini. Walau tak menutup kemungkinan ada juga faktor lain seperti genetik yang menyebabkan 10-5% lebih rentan mengalami penyakit ini. Walau demikian, konsumsi gula berlebih masih jadi pedoman dalam penyebabnya. Jadi, faktor usia dan keturunan nyatanya tidak dapat membuat kita abai terhadap penyakit ini.

Penyuka Manis

Makanan dan minuman manis nyatanya juga sering masuk pada FYP kita dari berbagai sosial media yang kita punya. Video tersebut menunjukkan bagaimana lezat dan nikmatnya makanan atau minuman manis ini. Tak kadang yang awalnya dari FYP, jadi hal baru yang ingin mencoba dan salah satunya makanan atau minuman manis ini. Kita punya kepercayaan bahwa makanan atau minuman manis sering dapat mengembalikan mood yang kurang baik.

Baca Juga:

Hidup Minimalis juga Bagian dari Laku Tasawuf Lho!

Menguatkan Peran Suami dalam Menjaga Kesehatan Kehamilan Istri

Tafsir Sosial Kemanusiaan: Vasektomi, Kemiskinan, dan Hak Tubuh

Hal-hal yang Tak Kita Hargai, Sampai Hidup Mengajarkan dengan Cara yang Menyakitkan

Makanan dan minuman manis sering jadi penguasa FYP. Kita tak ragu mencoba makanan atau minuman manis begitu saja. Apalagi jika makanan wtau minuman tersebut sudah masuk kategori viral. Orang akan dengan cepat dan berbondong-bondong mengkonsumsinya tanpa mempertimbangkan hal lainnya. Hidup mengikuti tren juga bukan hal baru kan bagi generasi muda kini, atau yang biasa kita sebut sebagai gen z.

Nah tapi, gimana sebenarnya konsumsi makanan atau minuman manis yang terlalu berlebihan ini? Jawabnya ya sama, “Semua yang berlebihan, tidak baik”. Diabetes yang tadi dipercaya hanya menimpa orang tua dan berdasarkan keturunan dapat jadi penyakit banyak orang.

Standar konsumsi gula dalam sehari yaitu 4 sendok makan atau 50 gram perhari. Tetapi, bayangkan jika setiap pagi dan sore kita munum teh atau kopi yang punya kandungan gula  3-5 gram, plus dengan makanan lainnya seperti roti, buah dan dan lainnya juga mengandung gula tanpa kita sadari.

Jadi Generasi Diabetes?

Dari data kementrian kesehatan, 19,5 juta penderita diabetes pada tahun 2021, dan diprediksi akan meningkat pada angka 28,6 juta pada 2045. Ya bener 2045, bukannya jadi Indonesia Emas, bisa jadi Indonesia Diabetes. Tulisan ini tujuannya bukan buat menakuti-nakuti seperti hantu, cuma untuk membuat kita berpikir dan berdiskusi bersama terkait bahayanya si hantu ini.

Aku sendiri adalah punya turunan penyakit ini. Ketika itu masih teringat bagaimana kakek melawan penyakit ini.  Melihat secara langsung bagaimana kondisi kakek ketika melawan penyakit ini buat aku sadar tentang bahayanya. Kemudian aku mendapat pelajaran untuk tidak terlalu banyak mengonsumsi gula juga sudah ada dalam alam bawah sadar aku. Tapi, tidak semua orang dapat pengalaman dan pembelajaran yang sama.

Negara di Asia yang punya teknologi mumpuni seperti Singapura juga sedang melawan penyakit ini. Di Singapura, mereka melakukan label terkait kandungan gula pada makanan atau minuman kemasan. Selain itu, makanan dan minuman siap saji juga harus mencantumkan kadar gulanya dan juga skala kandungan gula tersebut.

Usaha seperti Singapura juga saya temukan di Indonesia. Walau hanya lewat video di salah satu minimarket di Indonesia itu dapat jadi salah satu usaha yang baik. Tetapi, saya juga menemukan komentar yang mempertanyakan bagaimana kebijakan ini nantinya. Ada yang berpendapat bahwa bisa saja produk tersebut menyogok pihak terkait agar produknya tidak mendapat label tinggi gula dan sebagai.

Gen-Z Bukan Generasi Diabetes

Pembahasan terkait diabetes hanya penyakit orang tua tampaknya harus kita tinggalkan jauh-jauh. Makanan dan minuman manis emang jadi mood booster sendiri bagi sebagian orang. Tapi membayangkan kaki atau bagian tubuh lain yang lama sembuh jika terluka adalah hal yang menyakitkan bukan?

Menjaga kesehatan adalah tugas pribadi kita, walau dengan regulasi dari pemerintah juga dapat membantu masyarakatnya agar hidup lebih sehat. Lihat konten mukbang di TikTok atau media sosial lain yang menggoda pasti tidak dapat terhindarkan.

Tetap sadar dengan apa yang kita konsumsi, berolahraga dan tidak keras kepala adalah tiga hal yang baik yang bisa kita lakukan dalam melawan hantu ini. Aku yakin, gen z dan prediksi itu hanya akan jadi prediksi jika kita semua mau belajar dan berubah.[]

 

Tags: Diabetes Melitusgaya hidupGen ZkesehatanMakananMinuman
Salsabila Septi

Salsabila Septi

Menulis untuk ketenangan, dan menjaga alam untuk kemaslahatan.

Terkait Posts

Pandangan Subordinatif

Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

31 Mei 2025
Joglo Baca SUPI

Joglo Baca SUPI: Oase di Tengah Krisis Literasi

31 Mei 2025
Disabilitas dan Seni

Kreativitas tanpa Batas: Disabilitas dan Seni

31 Mei 2025
Difabel di Dunia Kerja

Menjemput Rezeki Tanpa Diskriminasi: Cara Islam Memandang Difabel di Dunia Kerja

30 Mei 2025
Memahami AI

Memahami Dasar Logika AI: Bagaimana Cara AI Menjawab Permintaan Kita?

30 Mei 2025
Kehendak Ilahi

Kehendak Ilahi Terdengar Saat Jiwa Menjadi Hening: Merefleksikan Noble Silence dalam Perspektif Katolik

29 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • IUD

    Bagaimana Hukum Dokter Laki-laki Memasangkan Kontrasepsi IUD?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tren Mode Rambut Sukainah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pengalaman Kemanusiaan Perempuan dalam Film Cocote Tonggo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sejarah Para Perempuan Penguasa Kerajaan Wajo, Sulawesi Selatan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila
  • Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir (Bagian 1)
  • Tren Mode Rambut Sukainah
  • Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga
  • Bagaimana Hukum Dokter Laki-laki Memasangkan Kontrasepsi IUD?

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID