• Login
  • Register
Minggu, 13 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Gen-Z Emang Lemah dan Gampang Cemas: Buat Gen-Z, Harus Baca Sampai Habis!

Kecemasan bukan hal yang baru saja ada dalam satu generasi, Gen-z harusnya dan semestinya bisa menghadapi beragam kondisi ini

Salsabila Septi Salsabila Septi
02/09/2024
in Personal
0
Gampang Cemas

Gampang Cemas

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pembahasan gen-z ga akan ada habisnya. Kita, jadi penguasa media sosial saat ini, kita juga sudah mulai masuk dalam dunia kerja. Walau dalam berbagai konten dalam media sosial kinerja gen-z sangat buruk dari generasi sebelumnya. Kreatifitas tanpa batas, generasi emas, dan beragam tantangan mereka hadapi. Ya hal ini juga diamini oleh beberapa gen-z itu sendiri.

Indonesia Cemas

Indonesia emas 2045, jadi tagline yang sudah muak gen-z dengarkan. Mereka diberikan mandat penuh dalam 100 tahun Indonesia, tetapi kehidupannya saat ini pun tak jelas kondisinya.Memikirkan jauh ke depan jadi ketakutan sendiri bagi gen-z. Belum lagi banyak fenomena baru yang gen-z alami. Bukan mau meromantisasi keadaan, tapi bagaimana lagi ini benar terjadi. Emas tadi bahkan sering dapat plesetan bahwa gen-z generasi cemas.

Betapa cemas dan tidak berdayanya gen-z sebenarnya. Saya juga masuk dalam salah satunya terkadang takut dan memang gampang cemas dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Masalah ini itu, dan fenomena ini itu jadi penyebabnya. Pusing sendiri memikirkannya, tantangan semakin rumit, persaingan lebih kompleks, dan keinginan untuk terus upgrade diri entah demi fomo atau haus ilmu akan gen z lakukan.

Keseringan mendengar dan tahu akan fakta gen-z buat saya terkadang pusing sendiri. Apa itu tanda kecemasan gen-z tadi ya? Dari cemas jadi bingung, hingga akhirnya yaudah lah. Atau bagaimana semestinya? Belum lagi dengan masalah personal yang menimpa mereka, yang tak kadang jadikan gen-z bergumam “ohiya, cocok nih sama gua”  terulang, dan begitu terus sampai tak tahu mana akhirnya.

Bisa jadi itu adalah hal yang benar, gen-z cemas bukan hanya karena mereka yang lemah atau sebagainya. Tetapi dengan adanya media framing yang begitu membingungkan bagi gen-z. Generasi ini jadi terusan generasi milenial dan Y yang  punya dinamika jauh berbeda. Coba bayangkan, jika generasi ini hidup pada era media saat ini, mereka juga akan mengalami kecemasan yang sama.

Baca Juga:

Kegagalan dalam Perspektif Islam: Antara Harapan Orang Tua dan Takdir Allah

From Zero to Hero Syndrome: Menemani dari Nol, Bertahan atau Tinggalkan?

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

Bernasib Sama Seperti Generasi Sebelumnya

Begitu pula dengan Gen Z yang hidup pada masa gen milenial dan Y, mereka juga akan mengalami hal yang sama yaitu kecemasan tersendiri dari adanya krisis, perang dan kondisi lainnya. Kondisi ini bukan tanpa alasan, tantangan setiap generasi pasti adanya, generasi sebelumnya juga punya tantangan tersendiri. Dan disisi lain, generasi sebelumnya juga punya kekuatan tersendiri. Yang artinya gen-z juga punya beragam kekuatan yang berbeda dari generasi sebelumnya.

Dari berkembangnya media sosial, gen z tidak hanya hidup bersama orang’-orang sekitar. Media sosial, perkembangan Artificial Intelegent, hingga masalah negara dan beragam pendapat orang dapat mereka konsumsi setiap harinya. Gen-z tak hanya butuh retorika dan ucapan tanpa tindakan yang jelas. Mereka lebih ingin melakukan aksi nyata ketimbang hanya sebatas pendekatan kata-kata.

Generasi yang Kuat

Walau demikian tantangan lain muncul, bagaimana gen-z dapat mengolah beragam informasi ditengah kehidupan sosialnya yang juga sama peliknya? Apalagi mereka yang punya keterbatasan tertentu, baik dalam penyebaran informasi maupun kondisi ekonomi. Pertanyaan pasti akan muncul dari para gen z hingga saya sendiri. Dan inilah pentingnya rasa cemas gen-z.

Generasi yang punya penetrasi tinggi terhadap keadaan sekitar juga punya andil besar dalam menyikapi kondisi saat ini. Gen-z bukan hanya generasi yang cemas dan tak dapat melakukan apapun. Kreativitas, ketangguhan, rasa ingin tahu, belajar hal baru dan kelebihan lainnya gen z miliki.

Hai gen-z, kalian sudah sampai akhir dalam cerita ini, jika judulnya click bait itu memang tujuannya. Tapi bagaimana sikap kalian kini para gen-z yang dapat hantaman beragam survei kecemasan, kondisi psikologis, hingga ekonomi yang hasilnya selalu buruk? Kecemasan bukan hal yang baru saja ada dalam satu generasi, gen-z harusnya dan semestinya bisa menghadapi beragam kondisi ini. []

Tags: CemasDepresiGen ZIndonesia EmasKesehatan MentalPsikologis
Salsabila Septi

Salsabila Septi

Menulis untuk ketenangan, dan menjaga alam untuk kemaslahatan.

Terkait Posts

Harapan Orang Tua

Kegagalan dalam Perspektif Islam: Antara Harapan Orang Tua dan Takdir Allah

12 Juli 2025
Berhaji

Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji

11 Juli 2025
Ikrar KUPI

Ikrar KUPI, Sejarah Ulama Perempuan dan Kesadaran Kolektif Gerakan

11 Juli 2025
Life After Graduated

Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

10 Juli 2025
Pelecehan Seksual

Stop Menormalisasi Pelecehan Seksual: Terkenal Bukan Berarti Milik Semua Orang

9 Juli 2025
Pernikahan Tradisional

Sadar Gender Tak Menjamin Bebas dari Pernikahan Tradisional

8 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Isu Disabilitas

    Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga
  • Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama
  • Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan
  • Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan
  • Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID