• Login
  • Register
Minggu, 13 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Gen Z, Menikahlah Jika Kamu Benar-benar Siap!

Banyak sekali konflik dalam pernikahan yang tidak bisa terselesaikan akibat kurang matangnya persiapan sejak awal

Indah Fatmawati Indah Fatmawati
10/01/2024
in Personal
0
Gen Z

Gen Z

791
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Terkhusus untuk Gen Z. Benar sudah siapkah kamu untuk menikah dan melewati berbagai ujian dalam rumah tangga nanti?

Mubadalah.id. Media online seringkali dihiasi dengan ke-uwuan artis, selebgram dan warganet yang baru saja melangsungkan pernikahan. Umbaran kemesraan di depan publik seakan menarik perhatian khalayak umum untuk terus mengintai perjalanan rumah tangga di antara keduanya. Khususnya memicu Gen Z untuk siap tidak siap menikah.

Kiranya ada pertanyaan mendalam sebagai refleksi dari kegandrungan di media sosial yang demikian. Terkhusus untuk Gen Z. Benar sudah siapkah kamu untuk menikah dan melewati berbagai ujian dalam rumah tangga nanti? Atau hanya sekedar ingin ikutan merasakan sensasi keromantisan yang juga bisa jadi ajang pamer kepada publik melalui berbagai akun di media sosial?.

Padahal tidak demikian. Harus banyak hal yang dipertimbangkan matang-matang sebelum melangkah ke jenjang pernikahan.

Menikah karena Terdesak Usia

Perempuan seringkali harus berhadapan dengan masalah usia. Anggapan perawan tua dan tidak laku ketika tidak cepat menikah selalu melekat pada perempuan. Label-label negatif itulah yang seringkali membuat perempuan terjebak dalam penyesalan karena terlalu cepat mengambil keputusan.

Banyak sekali konflik dalam pernikahan yang tidak bisa terselesaikan akibat kurang matangnya persiapan sejak awal. Pernikahan kerap kali harus berujung perpisahan dengan banyak alasan, bisa ekonomi, KDRT bahkan yang saat ini viral adalah masalah perselingkuhan.

Baca Juga:

Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji

Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

Perjanjian Pernikahan

Menimbang Kebijakan Nikah Massal

Budaya kita seakan membentuk standar usia pernikahan untuk perempuan. Tidak hanya mematok usia, namun juga memaksa perempuan untuk bisa terampil dalam berbagai hal, khususnya yang berkaitan dengan wilayah domestik seperti memasak, mencuci bahkan berdandan di hadapan suami yang menuntut perempuan menjadi makhluk sesempurna mungkin.

Sementara laki-laki terbebas dari label negatif seperti yang melekat pada Perempuan. Berbanding terbalik dengan Perempuan yang harus menerima steorotip negatif ketika memiliki pasangan yang lebih muda, pasangan Luna Maya dan Maxime misalnya.

Bagaimana Jika Sudah Ada yang Mendekat?

Menikah memang sunnah hukumnya, bahkan bisa menjadi wajib dalam kondisi tertentu. Namun memahami hukum mengenai pernikahan tersebut tidak boleh serta merta secara tekstual. Banyak illat atau alasan yang menjadi sebab kemendesakan sebuah pernikahan.

Alasan sudah ada yang mendekat atau sudah ada pasangan seringkali menjadi alasan untuk segera melangsungkan perkawinan. Mestinya jangan terburu-buru.

Memilih menikah dengan menjatuhkan pilihan karena memang kamu adanya, dengan karena ada kamu dia memilihmu untuk menikah, tentu memiliki pengertian dan konsekuensi yang berbeda.

Di sisi yang lain, banyak orang yang menjadi bingung menjelang pernikahan. Dalam banyak kasus bahkan mereka masih meragukan kesiapan dirinya.

Bertanyalah, Apakah Kamu Benar Sudah Siap?

Banyak faktor yang menjadikan seseorang ragu dengan dirinya sendiri, bahkan dengan keputusannya. Beberapa orang malah tetap memilih melanjutkan pernikahan setelah mengetahui ada kejanggalan-kejanggalan dan tak jarang menjadi bumbu konflik di pertengahan jalan.

Menyikapi keraguan-keraguan yang demikian, mengutip dari media klikdokter.com terdapat persiapan mental yang patut menjadi persiapan menjelang pernikahan. Antara lain: pasangan bukan tempat melampiaskan emosi sehingga perlu mengatur emosi diri sendiri, tak kalah penting membangun komunikasi dua arah dan mengembangkan kemampuan untuk mengatasi konflik.

Memiliki orientasi untuk terus belajar dari banyak pengalaman. Lebih lanjut, pernikahan butuh motivasi untuk bisa terus langgeng karena tidak bisa berjalan secara auto pilot. Hal ini bisa didukung dengan membicarakan isu terkait finansial kedepan, tempat tinggal, orang tua dan anak, serta mengenal bahasa kasih masing-masing ataupun love language.

Jika sudah mempersiapkan mental dan segala sesuatunya dengan baik, berarti kamu sudah siap untuk melangkah ke jenjang selanjutnya. Semoga teman-teman Gen Z tidak hanya ingin merasakan ke-uwuannya saja ya, tetapi mau untuk terus belajar dan berusaha mencapai ibadah yang sempurna. []

 

 

 

 

Tags: CintaGen ZJodohKhitbahmenikahpernikahan
Indah Fatmawati

Indah Fatmawati

Sebagai pembelajar, tertarik dengan isu-isu gender dan Hukum Keluarga Islam

Terkait Posts

Kesalingan

Kala Kesalingan Mulai Memudar

13 Juli 2025
Harapan Orang Tua

Kegagalan dalam Perspektif Islam: Antara Harapan Orang Tua dan Takdir Allah

12 Juli 2025
Berhaji

Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji

11 Juli 2025
Ikrar KUPI

Ikrar KUPI, Sejarah Ulama Perempuan dan Kesadaran Kolektif Gerakan

11 Juli 2025
Life After Graduated

Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

10 Juli 2025
Pelecehan Seksual

Stop Menormalisasi Pelecehan Seksual: Terkenal Bukan Berarti Milik Semua Orang

9 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Ayat sebagai

    Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Merebut Kembali Martabat Perempuan
  • Kedisiplinan Mas Pelayaran: Refleksi tentang Status Manusia di Mata Tuhan
  • Kala Kesalingan Mulai Memudar
  • Hancurnya Keluarga Akibat Narkoba
  • Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID