• Login
  • Register
Senin, 2 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Green Deen: Perspektif Islam tentang Keselarasan antara Lingkungan dan Spiritualitas

Konsep Green Deen mengajarkan kita untuk selalu melakukan segala aktivitas yang menghasilkan kemaslahatan bagi lingkungan.

Layyin Lala Layyin Lala
24/02/2025
in Publik
0
Green Deen

Green Deen

1.6k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Green Deen atau yang lebih terkenal dengan konsep agama hijau merupakan perspektif yang merujuk pada hubungan kesalingan (mubadalah) antara iman dan lingkungan hidup. Dalam buku “Green Deen, What Islam Teaches About Protecting The Planet” yang dituliskan oleh Ibrahim Abdul-Matin menjelaskan bahwa konsep Green Deen berasal dari konsep “Bumi adalah Masjid” yang terinspirasi dari sebuah hadis.

Dalam riwayat hadist Bukhari, no. 335 dan Muslim, no. 521, disebutkan bahwa “Seluruh permukaan bumi dijadikan untukku sebagai tempat shalat dan alat untuk bersuci.” Konsep inilah yang dapat kita ambil pesannya untuk mencintai dan menjaga bumi sebagaimana kita mencintai rumah ibadah kita.

Bagi umat Islam, menjaga bumi adalah bagian dari Ibadah. Kita tidak hanya memiliki tuntutan untuk beribadah melalui ritual agama saja, tetapi juga memiliki tuntutan untuk menjaga alam yang menjadi tempat hidup bagi seluruh manusia.

Oleh sebab itu, konsep Green Deen mengajarkan kita untuk hidup dalam keseimbangan dengan alam. Serta, menyadarkan kita bahwa segala ciptaan Allah memiliki makna yang sakral dan penting (Allah tidak menciptakan ciptaan-Nya dengan sia-sia).

6 Prinsip Green Deen

  1. Memahami Kesatuan Tuhan dan Ciptaan-Nya (tawhid)

Green Deen mengajak kita untuk menyadari bahwa segala sesuatu berasal dari Allah, Sang Pencipta dan Pemelihara. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Hadid: 3).

Manusia dan alam semesta berasal dari sumber yang sama, mencerminkan kesatuan (tawhid) ciptaan-Nya. Kemudian dari partikel terkecil hingga partikel terbesar alam semesta, seluruhnya terdiri dari elemen dasar yang sama. Sehingga karena kesamaan tersebut, konsep Green Deen mengajak kita untuk hidup selaras dengan relasi kesatuan atas dasar penciptaan.

Baca Juga:

Islam adalah Agama Kasih: Refleksi dari Buku Toleransi dalam Islam

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence Pada Ayat-ayat Shirah Nabawiyah (Part 2)

Meneladani Noble Silence dalam Kisah Bunda Maria dan Sayyida Maryam menurut Al-Kitab dan Al-Qur’an

Hidup Minimalis juga Bagian dari Laku Tasawuf Lho!

  1. Melihat tanda-tanda Tuhan (ayat) di mana-mana

Seperti yang kita tau, bumi memiliki banyak lingkungan biota hidup seperti tanaman dan hewan serta lingkungan tidak hidup seperti air, sinar matahari, dan udara. Jika kita memandang lingkungan tersebut, sebenarnya kita sedang ,emandang alam sebagai tanda-tanda (ayat) dari Sang Pencipta.

Dalam Al-Qur’an, tanda-tanda bagi orang-orang yang berpikir disebutkan berulang kali. Alam seperti gunung, pohon, laut, dan angin adalah bukti keberadaan dan kekuasaan Allah. Memperlakukan alam dengan buruk sama saja dengan mengabaikan tanda-tanda tersebut. Dengan membuka mata hati, kita dapat melihat kebesaran Allah melalui segala sesuatu di sekitar kita.

  1. Menjadi penjaga (khalifah) Bumi

Kita perlu memahami bahwa Allah menciptakan kita di bumi dan memberikan tanggung jawab kepada kita untuk menjaganya. Kita berkewajiban untuk merawat, melindungi, dan menggunakan sumber daya alam secara bijak dan berkelanjutan.

Maka, sebagai makhluk ciptaan Allah, kelahiran kita mendapatkan berkah dan pada akhirnya, kita semua akan kembali kepada Allah. Pertanyaannya, apakah kita akan meninggalkan bumi dalam keadaan yang lebih baik daripada saat kita dilahirkan? Menjadi penjaga bumi (khalifah) berarti menjalankan amanah Allah dengan menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan untuk generasi yang akan datang.

  1. Menghormati amanah atau kepercayaan (amana) yang kita miliki dengan Tuhan untuk melindungi planet ini

Adapun sebagai manusia, kita memiliki sebuah amanah di bumi, yaitu sebuah perjanjian suci dengan Sang Pencipta untuk mengelola bumi dan isinya dengan baik. Konsep Green Deen mengajak kita untuk memahami bahwa Allah telah mempercayakan kita menjadi penjaga bumi. Karena itulah, manusia harus bertanggung jawab untuk melindungi dan merawat bumi dengan sepenuh hati.

Allah telah menganugerahi kita kemampuan berbicara, memiliki pengetahuan, dan kebebasan berpikir. Sehingga, kita dapat mengambil keputusan yang bijak dalam menjaga bumi sebagai bagian dari ibadah dan pengabdian kita kepada-Nya.

  1. Bergerak menuju keadilan (adl)

Memperlakukan bumi seperti masjid berarti kita menjaga alam dengan cara yang adil dan benar. Allah memberikan kita mandat untuk melindungi bumi, yang telah rusak akibat tindakan manusia yang lebih mementingkan kepentingan sendiri daripada kelestarian lingkungan.

Sebagai seorang khalifah, kita bertanggung jawab untuk merawat alam dengan penuh rasa hormat, seperti kita merawat tempat ibadah (masjid) yang suci.

  1. Hidup selaras dengan alam (mizan)

Segala sesuatu dalam ciptaan Allah dibuat untuk berada dalam keseimbangan yang sempurna (mizan). Melihat bumi sebagai masjid berarti kita turut menghormati keseimbangan yang telah Allah ciptakan. Allah menegaskan pentingnya keseimbangan-Nya dalam Al-Qur’an:

“Dan langit telah Dia tinggikan dan Dia ciptakan keseimbangan. Supaya kamu jangan melampaui batas tentang keseimbangan itu. Dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu.” (QS. Ar-Rahman: 7–9)

Konsep Green Deen menggambarkan hubungan yang erat antara ajaran Islam dan pelestarian lingkungan hidup. Green Deen menekankan pentingnya merawat bumi sebagai bagian dari ibadah. Perspektif ini mengajak umat Islam untuk memandang alam sebagai bagian sakral dari kehidupan, menjaga keseimbangan yang telah Allah tetapkan, dan mewariskan bumi yang lestari kepada generasi yang akan datang.

Implementasi Green Deen dalam Kehidupan Sehari-hari

Kita dapat mempraktikkan konsep Green Deen dalam kehidupan sehari-hari. Contoh sederhana yang dapat kita lakukan adalah menjaga lingkungan hidup di sekitar kita. Kegiatan mengelola sampah dapur dan sampah pribadi menjadi hal yang mudah untuk kita lakukan.

Selain itu, kegiatan kecil seperti mematikan listrik jika tidak terpakai, menghemat air, mengelola sampah dapur menjadi kompos, dan menanam tanaman kecil pada pot dapat kita jadikan kebiasaan berupa praktik baik setiap harinya.

Konsep Green Deen mengajarkan kita untuk selalu melakukan segala aktivitas yang menghasilkan kemaslahatan bagi lingkungan. Hal tersebut bertujuan agar kita tetap dapat melakukan aktivitas apapun tanpa membuat kerusakan pada lingkungan dan alam. Oleh karenanya, sangat penting bagi setiap muslim untuk menerapkan konsep Green Deen dalam kehidupan sehari-hari demi terciptanya kemaslahatan ekologis. []

Referensi:

Ibrahim Abdul-Matin (2010). Green deen : What Islam Teaches About Protecting The Planet. [online] Markfield: Berrett-Koehler Publishers, Inc. Available at: https://www.pdfdrive.com/green-deen-what-islam-teaches-about-protecting-the-planet-d162122052.html.

 

Tags: gaya hidupGreen DeenislamIsu LingkunganKeadilan Ekologis
Layyin Lala

Layyin Lala

Khadimah Eco-Peace Indonesia and Currently Student of Brawijaya University.

Terkait Posts

Perbedaan Feminisme

Perbedaan Feminisme Liberal dan Feminisme Marxis

2 Juni 2025
Teknologi Asistif

Penyandang Disabilitas: Teknologi Asistif Lebih Penting daripada Mantan Pacar

2 Juni 2025
Ketuhanan

Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila

1 Juni 2025
Perempuan Penguasa

Sejarah Para Perempuan Penguasa Kerajaan Wajo, Sulawesi Selatan

31 Mei 2025
Ruang Aman bagi Anak

Fenomena Inses di Indonesia: Di Mana Lagi Ruang Aman bagi Anak?

30 Mei 2025
Kasus Argo

Kasus Argo UGM dan Sampai Kapan Nunggu Viral Dulu Baru Diusut?

30 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Teknologi Asistif

    Penyandang Disabilitas: Teknologi Asistif Lebih Penting daripada Mantan Pacar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kurban Sapi atau Kambing? Tahun Ini Masih Kurban Perasaan! Refleksi atas Perjalanan Spiritual Hari Raya Iduladha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bagaimana Akhlak Karimah dalam Memilih dan Melamar Pasangan Pernikahan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Hijab Menurut Pandangan Ahli Fiqh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Hijab dan Jilbab dalam al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Perbedaan Feminisme Liberal dan Feminisme Marxis
  • Mengapa dan Untuk Apa Perempuan Memakai Jilbab?
  • Penyandang Disabilitas: Teknologi Asistif Lebih Penting daripada Mantan Pacar
  • Jilbab Menurut Ahli Tafsir
  • Bagaimana Akhlak Karimah dalam Memilih dan Melamar Pasangan Pernikahan?

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID