• Login
  • Register
Kamis, 22 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Gus Ulil Ngaji Ihya’ Ulumuddin: Kisah Kedermawanan Hingga Dalam Mimpi

Apa pun bisa terjadi jika Tuhan sudah bekehendak. Ini membuktikan sifat dermawan termasuk salah satu sifat yang sangat terpuji dan dicintai Tuhan

Salman Akif Faylasuf Salman Akif Faylasuf
09/01/2025
in Hikmah
0
Kisah Kedermawanan

Kisah Kedermawanan

706
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Suatu waktu Imam Abu Hasan Al-Madaini, seorang ulama generasi awal Islam dan pakar sejarah berkata dengan bercerita tentang kisah kedermawanan. Pada suatu hari Imam Hasan dan Husein serta Abdullah bin Ja’far pergi untuk haji. Namun di tengah perjalanan ketiganya baru sadar jika barang (dan bekal) bawaannya tertinggal.

Saat beristirahat di tengah padang pasir dan panas terik matahari. Ketiganya pun merasa lapar dan haus. Akhirnya mereka bertemu dengan perempuan tua rentah dan bertanya, “Ada minuman enggak?” Tanyanya pada perempuan itu. Kata si perempuan, “Iya ini ada.” Jawabnya. Ketiganya pun akhirnya minum dan makan serta numpang berteduh di tenda perempuan itu.

Waktu berjalan, setelah selesai melaksanakan haji, tiba-tiba Imam Hasan bin Ali bertemu si perempuan di Madinah saat mau menjual untanya. Beliau berkata, “Apakah engkau masih mengenaliku?” Perempuan itu menjawab, “Aku tidak kenal engkau.” Kata Imam Hasan, “Aku ini adalah tamunya sampean pada waktu itu, di mana engkau pernah memberikan minuman dan makanan serta mempersilahkan aku berteduh di tendamu.”

Menariknya, si perempuan itu tidak tahu bahwa yang hadir di rumahnya adalah putra Sayyidina Ali dan cucu Kanjeng Nabi Muhammad Saw. Seandainya tahu, pastilah si perempuan tidak mau untuk disembelihkan kambing (berfoto bareng kalau zaman sekarang).

Tak berhenti di sini, si perempuan kemudian berkata, “Demi bapak dan ibuku! Jadi kamu ini tamu yang pernah mampir di gubuk aku waktu itu.” Imam Hasan menjawab, “Iya.” Kemudian Imam Hasan memerintahkan (membalas budi) agar si perempuan ia sembelihkan kambing dan ia berikan susu kambing. Imam Hasan juga memberikan 1000 kambing dan 1000 dinar.

Baca Juga:

Menyusui Anak dalam Pandangan Islam

KB dalam Pandangan Islam

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

Kedermawanan Imam Hasan, Husein, dan Abdullah bin Ja’far

Setelah itu, Imam Hasan menyuruh untuk mendatangi rumah Imam Husein. Saat sampai di rumah Imam Husein, “Kamu tadi diberikan apa sama kakakku?” Si perempuan menjawab, “Aku tadi diberikan hadiah 1000 kambing dan 1000 dinar.” Tak mau kalah dengan sang kakak, akhirnya Imam Husein memberikan 1000 kambing dan 1000 dinar juga.

Imam Husein pun juga mengutus dan memerintahkan agar si perempuan bertamu ke rumah Abdullah bin Ja’far. Saat sampai, Abdullah bin Ja’far bertanya, “Kamu tadi berikan apa sama Imam Hasan dan Husein?” Si perempuan menjawab, “Aku diberikan 2000 kambing dan 2000 dinar.” Tak mau kalah juga, akhirnya Abdullah bin Ja’far memberikan 2000 kambing dan 2000 dinar.

Abdullah bin Ja’far berkata lagi, “Andaikan kamu datang pertama kali ke sini, maka aku akan mengasih sedekah yang sangat besar sekali sehingga membuat Hasan dan Husein merasa kerepotan.” Kata si perempuan, “Mengapa bisa begitu?”

Abdullah bin Ja’far menjawab, “Andai aku mengasih 2000 kambing dan dinar dari awal, maka pasti Husein akan mengasih 4000 dan Hasan akan mengasih 8000. Pasti akan lebih tinggi, karena mereka tidak mau kalah dalam urusan sedekah.”

Setelah selesai mengunjungi rumah ketiganya yaitu Imam Hasan, Imam Husein dan Imam Abdullah bin Ja’far, akhirnya si perempuan pulang ke rumahnya dengan membawa 4000 kambing dan 4000 dinar.

Kata Gus Ulil, inilah contoh orang-orang yang sangat dermawan. Tentu saja ini semuanya karena keikhlasan. Si perempuan juga tidak menyangka akan mendapatkan imbalan ribuan kambing dan dinar. Manusia saja sudah begini, lalu bagaimana dengan pemberian Tuhan?

Kedermawanan Abdullah bin Amir

Syahdan. Suatu hari Abdullah bin Amir bin Quraisy keluar dari masjid mau pulang ke rumahnya, dan kebetulan ia jalan sendirian. Tiba-tiba seorang anak kecil dari qabilah tsaqif membuntuti jalannya. Abdullah bin Amir kemudian bertanya, “Kamu ngapain mengikuti aku? Kamu butuh apa?” Anak kecil menjawab, “Yang aku butuhkan adalah kebaikanmu dan keberuntunganmu.”

“Aku lihat sampean jalan sendirian, bagaimana jika ada orang yang mengganggu sampean. Jadi aku mau menemani sampean supaya selamat.” Imbuhnya. Akhirnya Abdullah jalan sambil menggandeng tangan anak kecil itu.

Sesaat setelah sampai di rumahnya, Abdullah kemudian memberikan 1000 dinar kepada anak kecil itu. Kata Abdullah, “Ambil dan gunakanlah 1000 dinar ini sebaik-baiknya. Sungguh luar biasa pendidikan yang orang tuamu berikan kepadamu.”

Penting kita catat bahwa masyarakat Arab terkenal dengan tradisi menghormati tamu (ikram al-dhaifi). Memang semua orang menghormati tamu. Akan tetapi orang Arab lebih spesial. Di mana dalam hal ini menghormatinya di luar kebiasaan orang-orang pada umumnya. Itu sebabnya, ketika ada tamu-tamu yang datang, maka yang mereka suguhkan adalah sembelihan kambing dan sejenisnya.

Dermawan dalam Mimpi

Alkisah, suatu hari ada orang-orang Arab datang berziarah kubur kepada salah satu tokoh yang dermawan. Karena jarak dari rumah ke maqbarah sangat jauh akhirnya mereka bermalam di maqbarah.

Tiba-tiba salah satu dari rombongan dalam tidurnya bermimpi bertemu tokoh yang mereka ziarahi. Dalam mimpinya, sosok sang tokoh berkata, “Apakah kamu mau menukar untamu dengan untaku?” Lelaki itu menjawab, “Iya aku mau tukarkan.” Dalam mimipinya, setelah selesai tukar menukar, kemudian untanya ia sembelih.

Ajaibnya, saat bangun dari tidurnya, terpenuhi rasa kaget. Sang lelaki yang bermimpi itu tiba-tiba melihat darah menetes dari leher untanya. Karena melihat darah sudah menetes, akhirnya lelaki itu memutuskan untuk menyembelihnya dan membagi-bagikan dagingnya.

Hari kedua di perjalanan, rombongan lain memberhentikannya dan berkata, “Di antara kalian apakah ada orang bernama fulan bin fulan bermimpi kemudian menyembelih untanya?” Lelaki itu menjawab, “Iya ini aku yang namanya fulan itu.”

Kemudian laki-laki dari rombongan yang memberhentikan berkata, “Apakah benar kamu menjual/menukar untamu dengan untanya dia?” Lelaki yang bermimpi menjawab, “Iya betul. Aku memang menjual/menukar untaku dengan untanya dia. Dan aku melakukannya dalam mimpi.”

Laki-laki dari rombongan itu berkata, “Ambillah. Ini untanya dia yang sudah meninggal itu. Ketauhilah bahwa yang sudah meningal itu adalah ayahku. Dan aku juga bermimpi bertemu ayah dan berkata, “Kalau kamu benar-benar anakmu maka berikan unta ini kepada si fulan bin fulan (lelaki yang bermimpi).”

Kata Gus Ulil, begitulah keajaiban Tuhan. Apa pun bisa terjadi jika Tuhan sudah bekehendak. Ini membuktikan bahwa sifat dermawan termasuk salah satu sifat yang sangat terpuji dan dicintai Tuhan. Wallahu a’lam bisshawab. []

Tags: islamKisah KedermawananNgaji Ihya' Ulumuddinsahabat nabisejarahSunah Nabi
Salman Akif Faylasuf

Salman Akif Faylasuf

Salman Akif Faylasuf. Alumni PP Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo. Sekarang Nyantri di PP Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

Terkait Posts

KB Modern

5 Jenis KB Modern

22 Mei 2025
Kontrasepsi

Bolehkah Dokter Laki-laki Memasangkan Alat Kontrasepsi (IUD) kepada Perempuan?

22 Mei 2025
Azl menurut Fiqh

KB dalam Pandangan Fiqh

21 Mei 2025
Hadits-hadits Membolehkan Azl

Hadits-hadits yang Membolehkan Azl

21 Mei 2025
Azl dilarang

Pengertian dan Hadits Larangan Melakukan Azl

21 Mei 2025
Dalam Hadits

KB dalam Hadits

21 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Pengepungan di Bukit Duri

    Film Pengepungan di Bukit Duri : Kekerasan yang Diwariskan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Fiqh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jalan Mandiri Pernikahan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berhenti Meromantisasi “Age Gap” dalam Genre Bacaan di Kalangan Remaja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bolehkah Dokter Laki-laki Memasangkan Alat Kontrasepsi (IUD) kepada Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • “Normal” Itu Mitos: Refleksi atas Buku Disabilitas dan Narasi Ketidaksetaraan
  • 5 Jenis KB Modern
  • Jalan Mandiri Pernikahan
  • Bolehkah Dokter Laki-laki Memasangkan Alat Kontrasepsi (IUD) kepada Perempuan?
  • Berhenti Meromantisasi “Age Gap” dalam Genre Bacaan di Kalangan Remaja

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version