Bencana banjir yang disebabkan oleh hujan deras yang tidak berhenti mengakibatkan beberapa daerah, khususnya di Ibu Kota terendam oleh banjir. Kondisi ini menjadi sangat menyedihkan bagi bangsa Indonesia di awal tahun 2020, harus dihadapkan dengan musibah bencana alam. Lantas siapa yang harus disalahkan dalam kondisi ini? Pemerintahan? BMKG? atau tanpa sengaja kita mengumpat menyalahkan Tuhan? Naudzubillah, jangan sampai kemudian kita menjadi pribadi yang Tuhan murkai, karena menyalahkan Tuhan atas kondisi yang sebenarnya kita sendirilah penyebabnya.
Bencana alam sebagai suatu musibah, menjadi teguran tersendiri bagi kita manusia sebagai khalifah fil ardh. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Kebanyakan bencana ini terjadi karena ketidakstabilan yang terjadi di alam.
Di musim penghujan saat ini banjir dan tanah longsor menjadi bencana yang selalu kita temui di berbagai daerah di Indonesia. Beberapa daerah yang tidak memiliki wilayah resapan air akan medmiliki kemungkinan tinggi mengalami bencana banjir. Hal ini kemudian yang harus diperhatikan. Sudahkan manusia menyadari beberapa hal yang melawan kodrat alam akan menyebabkan alam marah dan bencana di luar kendali manusia akan mudah terjadi. Hal ini yang kemudian harus diantisipasi. Bagaimana kemudian kita sebagai manusia dapat merefleksi diri. Sudahkah kita mencintai dan merawat alam dengan baik?
Ada hal penting yang harus selalu kita ingat, bahwa manusia dan alam adalah bagian yang tidak dapat terpisahkan. Sebagai manusia, kita juga memiliki kewajiban untuk mengetahui kondisi alam sekitar kita saat ini bagaimana. Sebuah konsep yang seharusnya menjadi pegangan bagi kita semua adalah habblum minal ‘alam. Mencintai alam adalah bagian dari tugas kemanusian, untuk menghargai alam yang sudah menjadi tempat kita menglangsungkan kehidupan.
Habblum minal ‘alam adalah sebuah konsep untuk memiliki sikap mencitai alam sebagai mana mestinya. Merawat dan melestarikan segala yang sudah diberikan Tuhan kepada kita. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa. Antara manusia dan alam juga perlu adanya suatu kesalingan. Meskipun alam adalah benda mati, namun juga perlu kita hargai dan perlakukan sebagaimana mestinya. Membuat relasi kesalingan yang baik dengan alam akan menciptakan kondisi alam yang harmonis antara alam dan manusia. Hal ini juga yang kemudian setidaknya dapat menjadi awal untuk menekan timbulnya bencana yang lebih besar dan menimbulkan kerusakan yang parah di kehidupan.[]