• Login
  • Register
Minggu, 5 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Hak Kesehatan Reproduksi Perempuan, Tak Bisa Ditawar

Ironisnya, tersebab persoalan kesehatan reproduksi, minimnya kesadaran perempuan, rendahnya akses layanan kesehatan, dan fasilitas yang belum memadai menjadi mesin pembunuh pertama bagi perempuan

Zahra Amin Zahra Amin
22/01/2022
in Personal
0
Bolehkah Melakukan Onani, Mubadalah sebelum menikah

Kesehatan Reproduksi

90
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Beberapa hari yang lalu saya menemukan postingan KH Husein Muhammad di beranda media sosialnya, yang sangat menyentuh dan menggugah kesadaran saya sebagai seorang perempuan. Buya, begitu kerap kami memanggil beliau, menulis secara apik tentang bagaimana perempuan harus mandiri.

“Perempuan harus sehat secara reproduksi, pintar secara intelektual, dan mandiri dalam berpikir dan secara finansial. Jangan bergantung nasibnya pada laki-laki/suami. Orang yang tergantung itu, bagai orang yang tidak merdeka. Saat orang tempatnya bergantung tidak ada, dia akan kehilangan segalanya. Ketergantungan bisa mengakibatkan keterbelakangan.”

Saya menggarisbawahi di kalimat, perempuan harus sehat secara reproduksi, karena mengingat pengalaman biologis perempuan yang berbeda dengan laki-laki. Ironisnya, tersebab persoalan kesehatan reproduksi, minimnya kesadaran perempuan, rendahnya akses layanan kesehatan, dan fasilitas yang belum memadai menjadi mesin pembunuh pertama bagi perempuan.

Masih hangat dalam ingatan saya, bagaimana sahabat-sahabat saya di masa kecil, mempertaruhkan hidup, dan meregang nyawa sia-sia karena persoalan di atas. Pertama, wafat usai melahirkan, dan anak yang dilahirkan mengalami kelainan kesehatan sehingga menyusul ibunya, meninggal dunia dua tahun kemudian. Kedua, wafat karena kanker payudara stadium 3, dan terakhir wafat karena dugaan infeksi luka rahim paska abortus spontan.

Resiko-resiko pengalaman biologis perempuan ini, berbeda dengan laki-laki. Bahkan bisa mengakibatkan hilang nyawa. Kesadaran atas tubuh sendiri, dan pengetahuan kesehatan reproduksi yang minim, akses serta fasilitas yang terbatas, juga bayang-bayang biaya layanan kesehatan mahal yang menghantui, sementara kebutuhan dapur lebih mendesak untuk dipenuhi.

Adikku bercerita bagaimana salah satu temanku yang wafat paska abortus spontan, menolak dibawa ke layanan kesehatan, karena ia tidak siap atau tidak mau mendengar sesuatu yang buruk tentang tubuhnya, sementara dalam kondisi pandemi saat itu, dan suami yang bekerja serabutan, sedangkan ia hanya pedagang kecil yang membuka warung sekedarnya di depan rumah, tak memungkinkan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara maksimal.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • 5 Prinsip Mendidik Anak Ala Islam
  • Hari Kanker Sedunia: Pentingnya Deteksi Dini untuk Cegah Kanker
  • 5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan
  • Akhlak Manusia Sebagai Ruh Fikih

Baca Juga:

5 Prinsip Mendidik Anak Ala Islam

Hari Kanker Sedunia: Pentingnya Deteksi Dini untuk Cegah Kanker

5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan

Akhlak Manusia Sebagai Ruh Fikih

Alasan sama juga dialami dua sahabatku yang lain. Nyawanya tak tertolong karena ketakutan-ketakutan perempuan atas tubuh sendiri, dan kecemasan atas nasib masa depan anak-anaknya. Ia lebih baik mengorbankan dirinya sendiri, dari pada harus menyaksikan orang-orang tercinta disekitarnya ikut mengkhawatirkan resiko-resiko pembiayaan kesehatan itu.

Selain alasan di atas, saya masih melihat kuatnya doktrin agama bahwa perempuan yang wafat ketika hamil dan melahirkan maka ia akan mati syahid. Sehingga menganggapnya sebagai sebuah kebanggaan karena telah memperoleh tiket khusus untuk masuk surga.

Hal senada disampaikan Ibu Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid dalam buku “Pesantren Tradisi dan Kebudayaan”. Menurutnya selama ini sebagian umat Islam masih kurang peka terhadap masalah kebersihan dan kesehatan. Orientasi kehidupan yang serba akhirat, membuat perhatian terhadap kesehatan dan kebersihan terabaikan.

Pemahaman seperti ini tertanam dalam beberapa komunitas Islam, sehingga membentuk habitus yang kurang peduli pada kesehatan. Habitus ini, dijelaskan Ibu Sinta, harus diubah menjadi habitus yang peka dan peduli pada aspek kesehatan. Caranya adalah dengan mengubah wacana dan pemahaman keagamaan. Para pegiat isu kesehatan reproduksi harus meyakinkan umat Islam bahwa masalah kebersihan dan kesehatan reproduksi adalah bagian terpenting dari agama. Kesadaran seperti ini harus ditanamkan di kalangan umat Islam.

Saya berharap pesan dari Buya Husein, dan Ibu Sinta Nuriyah yang menegaskan hak kesehatan reproduksi bagi perempuan adalah harga mati yang tak bisa ditawar lagi. Sebagaimana juga Buya Husein menambahkan dalam postingan media sosialnya bahwa perempuan itu sumber dan pondasi peradaban, “umm al Hadharah”.

Nabawiyah Musa, kata Buya Husein, yang merupakan seorang aktivis dan pelopor pendidikan perempuan di Mesir, mengatakan :

تَقَدُّمُ الْمَرْأَةِ  هُوَ سِرُّ تَقَدُّمِ الْأُمَمِ

“Kemajuan perempuan adalah faktor di balik kemajuan bangsa-bangsa.”

Dengan kata lain, di balik kemajuan bangsa ada tangan-tangan perempuan yang sehat, cerdas dan aktif di ruang publik. Dan tentu saya sependapat, dan sangat mendukung pernyataan itu. []

 

Tags: Hak Kesehatan Reproduksi Perempuanislamkesehatan
Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

Mitos Sisyphus

Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus

4 Februari 2023
Gaya Hidup Minimalis

Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian

3 Februari 2023
Nikah di KUA

Salingers, Yuk Normalisasi Nikah di KUA

2 Februari 2023
Wasiat Buya Husein

Mematri Wasiat Buya Husein Muhammad

1 Februari 2023
Patah Hati

Perempuan, Patah Hati, dan Krisis Percaya Diri

31 Januari 2023
Refleksi Menulis

Refleksi Menulis: Upaya Pembebasan Diri, dan Menciptakan Keabadian

30 Januari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Industri Halal

    Pengembangan Industri Halal yang Ramah Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Prinsip Mendidik Anak Ala Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pada Masa Nabi Saw, Para Perempuan Ikut Aktif Terlibat Dalam Politik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 5 Cara Mendidik Anak Ala Nabi Muhammad
  • Nizar Qabbani Sastrawan Arab yang Mengenalkan Feminisme Lewat Puisi
  • Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin
  • Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus
  • 5 Prinsip Mendidik Anak Ala Islam

Komentar Terbaru

  • Indonesia Meloloskan Resolusi PBB tentang Perlindungan Pekerja Migran Perempuan - Mubadalah pada Dinamika RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga, yang Tak Kunjung Disahkan
  • Lemahnya Gender Mainstreaming dalam Ekstremisme Kekerasan - Mubadalah pada Lebih Dekat Mengenal Ruby Kholifah
  • Jihad Santri di Era Revolusi Industri 4.0 - Mubadalah pada Kepedulian KH. Hasyim Asy’ari terhadap Pendidikan Perempuan
  • Refleksi Menulis: Upaya Pembebasan Diri Menciptakan Keadilan pada Cara Paling Sederhana Meneladani Gus Dur: Menulis dan Menyukai Sepakbola
  • 5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia pada Cerita Singkat Kartini Kendeng dan Pelestarian Lingkungan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist