• Login
  • Register
Minggu, 3 Juli 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Hari Raya dalam Puisi Ulama Sufi

Faqih Abdul Kodir Faqih Abdul Kodir
01/08/2020
in Hikmah, Puisi, Rekomendasi
0
Ilustrasi NBU

Ilustrasi NBU

781
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Hari raya dalam Bahasa Arab disebut “Id” (العيد). Kita mengenal Idul Adha, saat ini yaitu hari raya kurban, dan Idul Fitri, yaitu hari raya sebelumnya, setelah berpuasa sebulan penuh. Kata Imam Ibn Rajab (w. 795 H), dalam Kitab “Latha’if al-Ma’arif”, id atau hari raya adalah hari kegembiraan dan kesenangan. Kegembiraan yang hakiki, bagi orang-orang beriman, adalah bersama Allah Swt, ketika di dunia ketakwaanya bertambah dan sukses, sehingga di akhirat memperoleh ampunan dan anugerah-Nya (Surat Yunus, 58).

Sedangkan kata Imam Ibn Rajab, seorang ulama sufi yang arif billah berkata: “Seseorang yang riang gembiranya karena selain Allah, maka ia akan mudah lupa kepada-Nya. Orang yang lalai dari Allah, akan bergembira dengan hawa nafsunya, sementara orang yang cerdas akan bergembira dengan Tuhan-nya”. Tidak penting apakah Anda bergembira atau bersedih, selama hal itu membawamu kepada-Nya, maka Anda sedang berhari raya yang sesungguhnya.

Imam Ibn Rajab menambahkan, kita mengenal beberapa pernyataan dalam kalimat-kalimat berbahaa Arab, mengenai hari raya dan ketakwaan ini:
ليس العيد لمن لبس الجديد، إنما العيد لمن طاعاته وتقواه تزيد
Berhari raya itu bukan dengan baju-baju baru lalu bergembira,
Melainkan dengan tambahnya ketaatan, taqwa, dan setia.

ليس العيد لمن تجمل باللباس والركوب، إنما العيد لمن غفرت له الذنوب
Hari raya itu bukan bagi mereka yang memperindah diri dengan baju dan kendaraan,
Melainkan mereka yang mendapat ampunan karena banyak berbuat kebaikan.
Sebagian sufi bermunajat pada malam hari raya:

بحرمة غربتي كم ذا الصدود ألا تعطف علي ألا تجود
سرور العيد قد عم النواحي وحزني في ازدياد لا يبيد
فإن كنت اقترفت خلال سوء فعذري في الهوى ألا أعود
Aku memang terasing darimu, sehingga tertutup semua pintu
Tapi, tidakkah engkau mengasihi diriku dan mau berbagi rindu?
Kegembiraan hari raya telah membahana ke segala penjuru
Tetapi sedihku justru bertambah, dan suaranya masih nyaring menderu
Aku akui telah berdosa padamu pada saat-saat salah dan khilafku
Maafkan nafsuku, berjanji tidak mengulangi, janjiku kan setia padamu.

Baca Juga:

Berdosakah Istri Meminta Cerai: Perspektif Mubadalah

Puasa Dzulhijjah Hanya 3 Hari, Bolehkah?

Stigma Duda, Laki-laki yang Menjadi Korban Patriarki

Puasa Dzulhijjah Tapi Tidak Berurutan, Bolehkah?

Sebagian ulama lain juga bersenandung:
للناس عشر وعيد وأنا فقير وحيد
يا غايتي ومنايا قد لذ لي ما تريد
Mereka punya hari-hari raya dengan suka cita
Aku miskin dan sendiri, tidak memiliki itu semua
Duhai tujuan hidup dan matiku
Suka citaku ketika memenuhi semua maumu

Imam al-Syibli (Dulaf bin Jahdar, w. 334 H/946 M) juga menggubah sebuah bait syi’ir serupa:
إذا ما كنت لي عيدا فما أصنع بالعيد
جرى حبك في قلبي كجري الماء في العود
Andai aku berjumpa dengan hari raya
Apakah yang bisa kuperbuat untuknya?
Cukuplah cintamu yang mengalir dalam hatiku
Laksana air yang mengalir dalam batang kayu

Bagi orang-orang yang berman, kata Ibn Rajab, setiap hari adalah hari raya, ketika bisa beribadah, bertakwa, dan sadar dengan kehadiran Allah Swt. Sebagaimana di surga kelak, setiap hari adalah hari raya, karena selalu berjumpa dan bercengkerama dengan Allah Swt. Imam Hasan al-Bashri juga berkata dalam hal ini: “Hari dimana seseorang tidak berdosa adalah hari raya yang sesungguhnya, begitupuan hari dimana seseorang bisa bertakwa adalah hari raya yang sesunggunya”.

Demikian pernyataan-pernyataan ini bisa ditemukan di Kitab “Latha’if al-Ma’arf fima li Mawasi al-‘Am min al-Wazha’if” karya Imam al-Hafiz Zayn al-Din Abi al-Faraj ‘Abdurrahman ibn Ahmad ibn Rajab al-Hanbali al-Dimasyqi (736-795 H). []

Faqih Abdul Kodir

Faqih Abdul Kodir

Faqih Abdul Kodir, biasa disapa Kang Faqih adalah alumni PP Dar al-Tauhid Arjawinangun, salah satu wakil ketua Yayasan Fahmina, dosen di IAIN Syekh Nurjati Cirebon dan ISIF Cirebon. Saat ini dipercaya menjadi Sekretaris ALIMAT, Gerakan keadilan keluarga Indonesia perspektif Islam.

Terkait Posts

Puasa Dzulhijjah

Puasa Dzulhijjah Hanya 3 Hari, Bolehkah?

2 Juli 2022
Puasa Dzulhijjah

Puasa Dzulhijjah Tapi Tidak Berurutan, Bolehkah?

2 Juli 2022
Amalan di Bulan Dzulhijjah

3 Amalan di Bulan Dzulhijjah yang Mendatangkan Banyak Pahala

2 Juli 2022
Ruang Aman bagi Perempuan

Bisakah Kampus Menjadi Ruang Aman bagi Perempuan?

2 Juli 2022
Keutamaan Shalat Sunah pada Malam Hari di Bulan Dzulhijjah

Catat, Ini Keutamaan Shalat Sunah pada Malam Hari di Bulan Dzulhijjah

1 Juli 2022
Keutamaan Bulan Dzulhijjah

Ini 10 Keutamaan Bulan Dzulhijjah

1 Juli 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Stigma Duda

    Stigma Duda, Laki-laki yang Menjadi Korban Patriarki

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Sikap Lagertha, Pemimpin Perempuan dalam Serial Vikings yang Patut Dicontoh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisakah Kampus Menjadi Ruang Aman bagi Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kesetaraan Gender dalam Perspektif Tokoh Perempuan Nahdlatul Ulama Masa Kini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Amalan di Bulan Dzulhijjah yang Mendatangkan Banyak Pahala

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Berdosakah Istri Meminta Cerai: Perspektif Mubadalah
  • Puasa Dzulhijjah Hanya 3 Hari, Bolehkah?
  • Stigma Duda, Laki-laki yang Menjadi Korban Patriarki
  • Puasa Dzulhijjah Tapi Tidak Berurutan, Bolehkah?
  • 5 Sikap Lagertha, Pemimpin Perempuan dalam Serial Vikings yang Patut Dicontoh

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist