• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Hari Raya Idulfitri: Hari Penuh Kemenangan

Aisyah, istri tercinta Nabi, pada hari raya, melihat orang-orang Habasyah (Etiopia) menari-nari sambil bernyanyi.

Redaksi Redaksi
09/04/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
671
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sebagian orang mengingat lebaran hari Raya Idulfitri dengan suasana takbir yang ingar-bingar dibarengi dengan bedug yang ditabuh bertalu-talu, atau kembang api yang diluncurkan ke langit biru.

Bila suara azan Maghrib akhir Ramadan berkumandang, suara takbir segera terdengar saling bersaut dari masjid, surau dan segala arah. Indah dan menggetarkan. Ini menyimpan makna kegembiraan lain yang lebih kudus.

Puasa selama sebulan berikut amal ibadah di dalamnya, seperti shalat Tarawih dan membaca al-Qur’an adalah anugerah yang agung dari Allah Swt.

Mereka bergembira, karena anugerah besar itu telah selesai ditunaikan dan rasa syukur itu diungkapkan dengan mengagungkan dan memuji Tuhan.

Mereka bergembira, lantaran Tuhan mengampuni dosa dan menganugerahi pahala yang berlipat-ganda. Sebuah Hadis Nabi Saw menyebutkan:

Baca Juga:

Tana Barambon Ambip: Tradisi yang Mengancam Nyawa Ibu dan Bayi di Pedalaman Merauke

Filosofi Bunga Telur, Tradisi Suku Melayu di Kalimantan Barat

Euforia Idulfitri dalam Bayang-bayang Kapitalisasi Tradisi dan Budaya Konsumerisme

Halal Bi Halal dan Keharmonisan Sosial sebagai Wujud Hablum Min Naas

“Siapa yang berpuasa Ramadan, dengan keimanan yang penuh dan mengharap rida Allah, diampuni dosa-dosanya.”

Nabi saw juga mengatakan:

“Bila pagi Idulfitri tiba, para Malaikat berbaris di pintu-pintu jalan sambil menyerukan: “Hai orang-orang yang berserah diri kepada Tuhan, segeralah berangkat menuju Tuhanmu Yang Mahamulia.

Tuhan akan menganugerahimu kebaikan dan memberimu pahala yang besar. Kamu telah diperintahkan beribadah malam, lalu kamu laksanakan. Kamu diperintahkan berpuasa siang hari, lalu kamu kerjakan. Kamu telah memenuhi seruan Tuhanmu. Maka terimalah pialamu.

Kemudian apabila mereka selesai shalat, Malaikat berseru lagi: “Ketahuilah bahwa Tuhanmu telah mengampuni dosa-dosamu. Maka kembalilah ke perjalanan hidup kalian selanjutnya sebagai orang-orang yang memperoleh petunjuk.” (HR. Thabrani dalam al-Kabir).

Penuh Kegembiraan

Apakah ada yang salah dengan sikap dan ekspresiekspresi kegembiraan menyambut lebaran hari raya Idulfitri di atas dari dimensi agama? Tidak, sama sekali tidak.

Aisyah, istri tercinta Nabi, pada hari raya, melihat orang-orang Habasyah (Etiopia) menari-nari sambil bernyanyi. Aisyah saat itu melihat Umar lewat lalu menghardik mereka.

Nabi saw yang melihat tindakan Umar itu menegurnya:

Umar, biarkan saja mereka merasa nyaman (gembira). Orang-orang Arab menyebut hari raya sebagai:

“Id al-Farah wa al-Surur La li al-Humum wa al-Ahzan” (momen besar kembali dalam kegembiraan dan keceriaan, bukan kedukaan dan bersedih hati). Nabi juga mengenakan pakaian yang paling bagus (Ajmal Isiyab) ketika lebaran dan hari Jumat. []

Tags: hariIdulfitrimerayakanrayaTradisi
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Poligami dalam

Menggugat Poligami, Menegakkan Monogami

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kehamilan Tak Diinginkan

    Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial
  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil
  • Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version