• Login
  • Register
Jumat, 11 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Hikmah Dibelahnya Dada Sang Nabi

Bagaimana mungkin, manusia terbaik, tapi masih perlu ada perbaikan? Sedangkan nabi-nabi yang lain tidak pernah ada kisah pernah dibelah dadanya?

Muhammad Hendrawan Muhammad Hendrawan
14/10/2022
in Hikmah
0
Dibelahnya Dada Sang Nabi

Dibelahnya Dada Sang Nabi

873
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.Id- Semoga dengan membaca dan menyampaikan ini kita termasuk orang-orang yang mendapat syafaatnya sang Nabi di akhirat kelak. “Seandainya tidak ada Nabi Muhammad Saw, maka bumi dan langit pun tidak ada.”

Begitulah makna salah satu syair yang menggambarkan kemuliaan dan tingginya derajat Nabi Muhammad Saw di sisi Allah Swt. Satu-satunya makhluk yang tercipta untuk membawa rahmat bagi alam semesta ini. Makhluk yang tidak punya cacat, kurang, dan tidak ada yang menandingi kemulian sang Nabi mulia di sisi Allah Swt.

Tak hanya mulia fisik, sang nabi menegaskan bahwa beliaulah “uswah”. Figur percontohan yang bukan koar-koar belaka, kelembutan budi pekerti  beliau terwujud dalam sikapnya. Bahkan saat beliau hijrah ke thaif, penduduk thaif mengusirnya, batu dan celaan dilemparkan.

Malaikat jibril yang geram berkata “wahai rasulullah, bolehkah aku timpakan gunung ini kepada mereka?”. Dan apa jawaban nabi? “jangan Jibril, siapa tahu mereka memiliki keturunan yang nanti masuk Islam”, sungguh mulianya beliau.

Mukjizat Sang Nabi

Namun kita tak dapat menutup mata, banyak kejadian aneh dan masih membingungkan. Terlepas peristiwa itu termasuk mukjizat yang memang tak tercapai akal manusia, ada banyak peristiwa yang masih kita cari makna dan hikmahnya. Yang mana jikalau hikmah itu tidak kita ketahui, kemungkinan dapat menyebabkan kebencian di hati.

Baca Juga:

Islam: Membebaskan Manusia dari Gelapnya Jahiliyah

Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

Salah satu peristiwa yang mungkin perlu kita pertanyakan, yaitu peristiwa dibelahnya dada sang Nabi Muhammad Saw. Bagaimana mungkin, manusia terbaik, tapi masih perlu ada perbaikan? Sedangkan nabi-nabi yang lain tidak pernah ada kisah pernah dibelah dadanya?

Tersebutkan dalam kitab Fathul Al-Bari Syarah Shahih Bukhari dengan hadits yang panjang tentang perjalanan Nabi Isra’ Miraj. Peristiwa dibelahnya dada nabi itu terjadi empat kali. Pertama, ketika Nabi masih kecil (masih berada di Bani Sa’ad). Kedua, ketika nabi telah berumur 10 tahun. Ketiga, ketika nabi diutus menjadi rasul. Dan yang keempat, ketika malam isra’.

Pada malam isra’, sebelum Nabi Saw melakukan perjalanan dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa, Nabi Saw keluar dari rumah beliau dengan ditemani oleh malaikat Jibril menuju Hijir Ismail, di sanalah Nabi dibelah dadanya untuk terakhir kalinya. Dengan bantuan Malaikat Mikail, Malaikat Jibril mulai membelah dada mulia Nabi Saw, kemudian membasuhnya tiga kali dengan air zam-zam.

Perjalanan Sang Nabi

Tatkala Malaikat Jibril telah membelah dada Nabi SAW. serta membasuhnya dengan air zam-zam, Malaikat Jibril lanjut mengeluarkan segumpal darah yang berwarna hitam dari dada Nabi SAW. Dalam suatu hadis riwayat Imam Muslim dari sahabat Anas Ra, ia menjelaskan bahwa ketika mengeluarkan segumpal darah tersebut, Malaikat Jibril berkata, “Ini adalah bagian untuk setan yang terdapat dalam dirimu”. Maksud dari bagian setan adalah rahmat untuk setan yang ada dalam hati Baginda Muhammad Saw.

Mengapa setan juga dapat rahmatnya Nabi? karena Nabi adalah rahmat bagi seluruh alam ini, Allah berfirman dalam Al-Quran surah Al-Anbiya ayat 107

{وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ [الأنبياء: 107]

Artinya :”kami tidak mengutusmu (Muhammad) kecuali sebagai rahmat untuk seluruh alam semesta”

Ucapan nabi, perbuatannya, maupun jiwa raganya, semua itu adalah rahmat bagi alam. Bahkan hati nabi Muhammad Saw sekalipun adalah rahmat bagi seluruh alam, dan rahmat itu tidak hanya khusus untuk kalangan manusia saja melainkan juga untuk segala yang ada di dunia ini. Maka apapun itu, semut, batu, angin, bahkan setan masih kebagian rahmat dari Allah Swt yang tertitipkan melalui sang nabi Saw.

As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani menjelaskan dalam kitabnya, Al-Anwar Al- Bahiyyah min Isra’ wa Mi’raaj Khoiril Bariyyah. Segumpal darah yang berwarna hitam itu tadi adalah rahmat yang Allah titipkan di hati Nabi untuk setan dan seluruh pengikutnya. Namun dalam peristiwa ini, Allah Swt mengeluarkan bagian untuk setan yang terdapat di hati Nabi, sehingga tak ada lagi bagian rahmat untuk setan di hati mulia baginda nabi Muhammad Saw.

Itulah hikmah dibelahnya dada sang nabi, agar setan tidak mendapat rahmat karena kesombongannya. Wallahu a’lam. []

 

 

 

 

 

Tags: Akhlak NabiHikmahislamMaulid Nabisejarah
Muhammad Hendrawan

Muhammad Hendrawan

Mahasantri Ma’had Aly Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo Jawa Timur

Terkait Posts

Membebaskan Manusia

Islam: Membebaskan Manusia dari Gelapnya Jahiliyah

11 Juli 2025
Berkeluarga

Berkeluarga adalah Sarana Menjaga Martabat dan Kehormatan Manusia

10 Juli 2025
Perempuan sebagai Fitnah

Sudah Saatnya Menghentikan Stigma Perempuan Sebagai Fitnah

10 Juli 2025
Perempuan sebagai Fitnah

Hingga Saat Ini Perempuan Masih Dipandang sebagai Fitnah

10 Juli 2025
Istri

Kuasa Suami atas Tubuh Istri

10 Juli 2025
Kesehatan Reproduksi

Pendidikan Kesehatan Reproduksi bagi Remaja

9 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kopi yang Terlambat

    Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sudahkah Etis Jokes atau Humor Kepada Difabel? Sebuah Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Horor, Hantu Perempuan dan Mitos-mitos yang Mengikutinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hingga Saat Ini Perempuan Masih Dipandang sebagai Fitnah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji
  • Islam: Membebaskan Manusia dari Gelapnya Jahiliyah
  • Ikrar KUPI, Sejarah Ulama Perempuan dan Kesadaran Kolektif Gerakan
  • Berkeluarga adalah Sarana Menjaga Martabat dan Kehormatan Manusia
  • Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID