• Login
  • Register
Rabu, 9 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Ibrahim bin Adham: Sosok Sang Pemimpin Sejati

Ibrahim bin Adham lebih suka mengembara sambil berpuasa untuk berguru kepada para ulama terkemuka di Irak, Syria, dan Hijaz.

Redaksi Redaksi
13/02/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Ibrahim bin Adham

Ibrahim bin Adham

591
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ibrahim bin Adham (w. 161 H/778M), kelahiran Balkh, adalah putra seorang miliuner yang tak betah tinggal di rumahnya yang sangat megah bagai istana raja.

Ia lebih suka mengembara sambil berpuasa untuk berguru kepada para ulama terkemuka di Irak, Syria, dan Hijaz. Ketika ia berada di Kilikiya, seorang hamba sahaya ayahnya datang memberitahukan ayahnya meninggal dunia sambil menyerahkan uang warisan ratusan ribu dirham.

Ibrahim kemudian memerdekakan si hamba dan menyerahkan semua uangnya kepadanya. Ia lebih suka memperoleh uang dari bekerja di ladang atau menunggu kebun. Di kemudian hari, ia menjadi seorang sufi terkemuka.

Sementara itu, Sahl at-Tustari juga adalah seorang sufi terkemuka, kelahiran Persia Iran, yang wafat di Basrah Irak. Ia juga menjalani kehidupan sederhana dan asketis, melakukan perjalanan ke Mesir dan Makkah.

Ia pernah dibuang dari kampung halamannya karena pikiran-pikirannya yang dianggap aneh atau nyeleneh. Dalam tradisi sufisme, ia dihormati karena telah mewariskan visi dan kearifan helenistik dan mengintegrasikannya ke dalam kearifan sufi Islam.

Baca Juga:

Sa’adah: Sosok Pendamping Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak  

Sahabat Sejati

Siti Hajar & Asiyah: Sosok Ibu yang Luar Biasa

Gus Dur Sosok yang Rela Menanggung Luka

Sahl at-Tustari pernah bercerita tentang Ibrahim bin Adham, “Aku dan seorang temanku pernah bersama-sama melakukan perjalanan jauh bersama Ibrahim bin Adham. Di tengah jalan, aku jatuh sakit. Untuk mengobati sakitku perlu biaya yang cukup besar.”

Menjuang Barang Kesayangannya

Ibrahim kemudian menjual apa yang ia miliki. Bahkan, keledai kesayangan yang dipakai untuk perjalanan itu pun ikut dijualnya. Ketika aku sembuh, aku menanyakan keledainya ke mana. Ibrahim kemudian menjawab telah dijual.

“Lalu dengan apa kita meneruskan perjalanan ini, padahal perjalanan kita masih beberapa kilometer lagi?” tanya Sahl atTustari.

“Naiklah di kedua bahuku,” jawab Ibrahim bin Adham.

Fariduddin Attar menceritakan kembali bahwa ketika mereka harus tidur di masjid yang rusak, Ibrahim bin Adham tidak ikut tidur. Ia berdiri dekat pintu sampai pagi. Manakala Sahl at-Tustari bangun, ia bertanya mengapa Ibrahim melakukan itu.

Ibrahim bin Adham kemudian menjawab, “cuaca tadi malam sangat dingin. Aku sengaja berdiri agar kalian tidak menderita kedinginan dan biarlah aku yang menanggungnya.”

Begitulah Ibrahim bin Adham. Ia memang seorang pemimpin sejati dan penting untuk dicontoh oleh kita semua. []

Tags: Ibrahim bin AdhamSang Pemimpinsejatisosok
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Seksualitas

Ketika Perempuan Tak Punya Hak atas Seksualitas

9 Juli 2025
Tubuh Perempuan

Mengebiri Tubuh Perempuan

9 Juli 2025
Pengalaman Biologis Perempuan

Mengapa Pengalaman Biologis Perempuan Membatasi Ruang Geraknya?

9 Juli 2025
Perjanjian Pernikahan

Perjanjian Pernikahan

8 Juli 2025
Kemanusiaan sebagai

Kemanusiaan sebagai Fondasi dalam Relasi Sosial Antar Manusia

8 Juli 2025
Kodrat Perempuan

Meruntuhkan Mitos Kodrat Perempuan

8 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Pernikahan Tradisional

    Sadar Gender Tak Menjamin Bebas dari Pernikahan Tradisional

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kemanusiaan sebagai Fondasi dalam Relasi Sosial Antar Manusia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perempuan Lebih Religius Daripada Laki-laki?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Pengalaman Biologis Perempuan Membatasi Ruang Geraknya?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Relasi Imam-Makmum Keluarga dalam Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Melawan Perundungan dengan Asik dan Menyenangkan
  • Ketika Perempuan Tak Punya Hak atas Seksualitas
  • Relasi Imam-Makmum Keluarga dalam Mubadalah
  • Mengebiri Tubuh Perempuan
  • Mengapa Perempuan Lebih Religius Daripada Laki-laki?

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID