Mubadalah.id – Islam merupakan agama yang memandang bahwa organ, fungsi, dan masa reproduksi perempuan adalah sesuatu yang mulia. Sehingga perlu diapresiasi, dan bahwa ketidakadilan bagi perempuan semata-mata karena keperempuanannya adalah sebuah tindakan zalim.
Perspektif Keadilan Hakiki bagi Perempuan menegaskan bahwa kondisi khas perempuan perlu mendapatkan perhatian khusus dalam memahami Nash Agama maupun realitas kehidupan.
Tanpa perhatian khusus pada kekhasan perempuan ini, maka ajaran agama mempunyai potensi besar dijadikan legitimasi untuk justru menyalahkan perempuan korban atas ketidakadilan yang dialaminya dan mengakibatkan perempuan jadi korban untuk kesekian kalinya.
Islam memberikan contoh bagaimana menempatkan laki-laki dan perempuan secara setara dan adil secara hakiki. Sebagai Muslim, perempuan dan laki-laki sama-sama memiliki Lima Rukun Islam, yaitu syahadat, shalat, zakat, puasa di bulan Ramadan, dan haji bagi yang mampu.
Keduanya sama-sama Islam perintahkan untuk melakukan kebaikan dan tidak boleh melakukan keburukan. Namun demikian, Islam juga memberikan perhatian khusus pada kondisi khas perempuan secara biologis, yaitu organ, fungsi, dan masa reproduksi perempuan.
Misalnya perempuan gugur kewajiban shalatnya selama menstruasi tanpa harus menggantinya, dan gugur kewajiban puasa di bulan Ramadan dengan menggantinya di hari lain. Perempuan juga boleh tidak berpuasa di bulan Ramadan dengan menggantinya di hari lain selama hamil atau menyusui.
Islam juga memberikan perhatian khusus pada realitas sosial perempuan. Misalnya, penegasan bahwa Allah tidak menyalahkan. Bahkan mengampuni, seorang budak perempuan yang tidak punya daya untuk menolak dilacurkan padahal ia ingin menjaga kesuciannya (QS. an-Nuur, 24:33).
Lalu mepertimbangan posisi lemah perempuan sebagai istri dalam kasus dhahaar. Sehingga laki-laki sebagai suami wajib membayar kafarat atau denda (QS. al-Mujaadilah, 58:3).
Kemudian, adanya kepastian bagian waris untuk perempuan menyikapi tradisi monopoli waris oleh laki-laki (QS. an-Nisaa’, 4:11).
Termasuk kepastian pengakuan terhadap nilai kesaksian perempuan yang sebelumnya diamputasi total oleh laki-laki (QS. al-Baqarah, 2:282 dan an-Nuur, 24:6-9). []