• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Islam Agama Ramah Perempuan

Begitu terhormatnya gambaran perempuan yang diajarkan oleh Islam bertentangan dengan pemandangan perempuan sebelum kehadiran Islam. Islam yang sejak awal hadir menjadi cahaya untuk menerangi kegelapan masa jahiliyah

Ahmad Murtaza MZ Ahmad Murtaza MZ
16/05/2022
in Publik, Rekomendasi
0
apresiasi

apresiasi

373
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sejarah mencatat sejak dahulu perempuan tidaklah mendapat kedudukan yang sama. Seakan dunia ini diciptakan hanya dikhususkan bagi pria saja. Keberadaan kaum Hawa yang diabaikan, haknya direnggut seakan menjadi kebahagiaan bagi kaum Adam. Sebagai agama ramah bagi perempuan, Islam juga tercatat dalam sejarah tersebut.

Entah apa yang menjadi alasan bagi perempuan yang harus menanggung dosa tersebut sejak kelahiran mereka. Dosa yang menjadikan mereka kehilangan segala haknya dan hanya dipandang sebagai manusia kelas kedua yang diciptakan oleh Tuhan di muka bumi. Seakan Islam sebagai agama ramah bagi perempuan menghapus dosa-dosa tersebut.

Tafsir Ashgar Mengenai Islam Agama Ramah Perempuan dan Laki-laki

Namun secara perlahan pandangan-pandangan seperti ini mulai runtuh sejak kehadiran Islam. Islam sebagai agama ramah bagi perempuan pernah dikatakan oleh Asghar dalam bukunya Tafsir Perempuan, Islam hadir di tengah-tengah kaum papa nan lemah yang terus berupaya dan menjadi harapan untuk mengangkat derajat-derajat mereka.

Ihwal ini sebagaiman firman Allah dalam QS. At-Taubah: 71-72, yang berbunyi

Q.S 9:71

Baca Juga:

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

Tafsir Sakinah

وَالْمُؤْمِنُوْنَ وَالْمُؤْمِنٰتُ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَاۤءُ بَعْضٍۘ يَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَيُطِيْعُوْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ ۗاُولٰۤىِٕكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللّٰهُ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ

Terjemah :

“Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.”

Q.S 9:72

وَعَدَ اللّٰهُ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا وَمَسٰكِنَ طَيِّبَةً فِيْ جَنّٰتِ عَدْنٍ ۗوَرِضْوَانٌ مِّنَ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ ࣖ

Terjemah :

“Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan (mendapat) tempat yang baik di surga ‘Adn. Dan keridaan Allah lebih besar. Itulah kemenangan yang agung.”

Dari kedua ayat di atas menjelaskan kehadiran baik laki-laki dan perempuan sama-sama setara karena keduanya harus saling tolong menolong. Dalam tafsir kementerian agama, Islam sebagai agama ramah bagi perempuan, menjelaskan bahwa perempuan dan pria keduanya saling membela satu sama lain tentu dalam koridor-koridor dalam agama.

Bahkan masih dalam tafsir yang sama menjelaskan istri-istri Rasul dan istri-istri para sahabat turun ke medan perang pula. Ini bertujuan untuk menjalin ikatan silaturrahmi dan membangkitkan rasa persaudaraan sesama mukmin.

Dari QS. At-Taubah: 71 ini sudah cukup jelas bahwa pria dan perempuan sama-sama memiliki peran dalam kehidupan masing-masing. Islam tidak menafikkan salah satunya. Islam sebagai agama ramah bagi perempuan dan laki-laki mengajak keduanya untuk saling tolong menolong agar menunjukkan identitas sebagai orang-orang yang beriman kepada Allah.

Selanjutnya, dalam QS. At-Taubah: 72 merupakan janji Allah kepada tiap mukmin baik perempuan ataupun pria akan mendapatkan imbalan surga dari amal perbuatan yang telah dilakukan. Di surga yang penuh dengan kenikmatan-kenikmatan diperuntukkan pula untuk pria dan perempuan bukan salah satu saja.

Dua ayat yang telah disebutkan sebelumnya menjadi argumen Islam tidak hanya agama yang ramah laki-laki, tapi agama ramah perempuan. Islam untuk memuliakan tiap makhluk hidup tanpa memandang jenis kelamin apapun atau meminjam istilah Kang Faqih dalam bukunya Qira’ah Mubadalah kedua ayat ini bersifat prinsip-prinsip baik prinsip umum ataupun prinsip khusus.

Begitu terhormatnya gambaran perempuan yang diajarkan oleh Islam bertentangan dengan pemandangan perempuan sebelum kehadiran Islam. Islam yang sejak awal hadir menjadi cahaya untuk menerangi kegelapan masa jahiliyah.

Salah satu ayat yang menjelaskan begitu kejamnya masa Jahiliyah terhadap perempuan tercatat dalam QS. At-Takwir: 8-9, Allah berfirman

Q.S 81:8-9 وَاِذَا الْمَوْءٗدَةُسُىِٕلَتْۖ *  بِاَيِّ ذَنْۢبٍقُتِلَتْۚ

Terjemah : “karena dosa apa dia dibunuh? * dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya,”

Dalam Surat At-Takwir tersebut menjelaskan begitu kejamnya masa-masa jahiliyah terhadap kaum perempuan. Tafsir kementerian agama mencatat, sebelum datangnya Islam kehadiran perempuan merupakan suatu hal yang dibenci sejak mereka lahir. Tiap bayi perempuan yang lahir akan dibunuh atau jika tidak dibunuh mereka akan ditelantarkan di padang pasir begitu saja.

Alasannya “karena perempuan tidak memiliki nilai ekonomis”. Alasan yang cukup kejam bukan? Alasan lainnya seperti tiap perempuan kerap kali menjadi koraban pelecehan seksual.

Yah, begitulah salah satu bentuk keadaan betapa rendah nan hinanya perempuan sebelum Islam hadir dan membawa perubahan terhadap adat isitiadat, pemikiran, dan pola pikir terhadap kaum jahiliah. Karena Islam datang menjadi agama ramah bagi perempuan dan laki-laki. Wallahua’lam. []

Tags: agamaislamPeempuanramahTafsir Adil Gender
Ahmad Murtaza MZ

Ahmad Murtaza MZ

Pecinta V60, masih belajar untuk merangkai kata. Mahasiswa program magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Terkait Posts

Tahun Hijriyah

Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

4 Juli 2025
Rumah Tak

Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

4 Juli 2025
Gerakan KUPI

Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

4 Juli 2025
Kritik Tambang

Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

4 Juli 2025
Isu Iklim

Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

3 Juli 2025
KB sebagai

Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama

3 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kritik Tambang

    Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh
  • Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat
  • Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer
  • Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak
  • Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID