• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Jadilah “Onderdil Peradaban Berkeadilan”: Pesan KH. Marzuki Wahid dalam Wisuda Sarjana VIII ISIF

"Jadilah onderdil yang berfungsi dengan baik untuk mewujudkan peradaban yang adil, bermartabat, dan membawa kemaslahatan," pesannya. 

Fachrul Misbahudin Fachrul Misbahudin
23/12/2024
in Aktual
0
Sarjana VIII ISIF

Sarjana VIII ISIF

673
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Di sebuah ruang penuh khidmat, ratusan mahasiswa duduk berbaris rapi dengan toga kebanggaan mereka. Hari ini adalah momentum penting bagi Institut Studi Islam Fahmina (ISIF), yang menggelar Sidang Senat Terbuka Wisuda Sarjana VIII, di Hotel Patra Cirebon, pada Senin, 23 Desember 2024.

Dalam amanatnya, Rektot ISIF, KH. Marzuki Wahid mengingatkan para lulusan bahwa ikrar yang mereka ucapkan saat prosesi wisuda bukan sekadar rangkaian kata. Ikrar itu adalah janji, tekad, dan komitmen moral yang harus diwujudkan dalam kehidupan nyata.

“Kalian tadi sudah mengikrarkan janji dengan menyebut nama Allah. Itu bukan janji biasa, tetapi janji yang mengikat kepada nilai keadilan, kemaslahatan, kemanusiaan, dan kedamaian. Jika kalian mengkhianati janji ini, berarti kalian mengkhianati gelar sarjana yang kalian raih dengan susah payah,” kata Kiai Marzuki dengan tegas.

Beliau juga menyampaikan bahwa Islam adalah agama yang membawa rahmat bagi seluruh makhluk. Oleh karena itu, para lulusan diminta untuk menjadi pembawa nilai-nilai tersebut dalam kehidupan bermasyarakat, khususnya dalam memperjuangkan keadilan dan kesetaraan, termasuk kesetaraan gender.

“Laki-laki dan perempuan itu setara. Tugas kalian adalah memperjuangkan keadilan dan kesetaraan untuk semua, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi untuk seluruh umat manusia,” tambahnya.

Baca Juga:

Peran Ulama Perempuan untuk Kehidupan yang Berkeadilan

Padang Wulanan ISIF: Ruang Dialektika Mahasiswa terhadap Realitas Sosial

Mahasantriwa SUPI ISIF Belajar Keberagaman bersama Masyarakat Adat Sunda Wiwitan Cigugur

Puluhan Wisudawan dan Wisudawati ISIF Cirebon Ikrar Wujudkan Keadilan dan Kemanusian

Ilmu dan Moral: Warisan Utama ISIF

Kiai Marzuki menegaskan bahwa ISIF tidak memberikan warisan harta kepada para lulusannya, melainkan dua hal yang jauh lebih bernilai: ilmu dan moral. Ia berpesan agar kedua hal tersebut dijaga dengan baik.

“Ilmu tanpa moral adalah bencana. Kami mengharamkan lulusan ISIF untuk terlibat dalam korupsi atau kekerasan dalam bentuk apa pun. Jika ada alumni ISIF yang melanggar nilai ini, kami tak segan untuk mengevaluasi gelar kesarjanaannya. Gelar itu bukan hanya pengakuan akademik, tetapi juga simbol integritas moral,” ujarnya.

Moralitas, lanjut Kiai Marzuki, harus menjadi landasan utama dalam mempraktikkan ilmu. Nilai-nilai seperti keadilan, kemanusiaan, kesetaraan, dan kemaslahatan harus menjadi pijakan dalam setiap langkah para lulusan, baik di dunia kerja maupun di kehidupan pribadi mereka.

Menjadi “Onderdil Peradaban Berkeadilan”

Salah satu bagian amanat yang paling menyentuh adalah ketika Kiai Marzuki mengibaratkan lulusan ISIF sebagai “onderdil peradaban.” Ia menggambarkan bahwa para lulusan adalah bagian penting dari mesin besar yang bernama peradaban manusia.

“ISIF mendidik kalian untuk menjadi agen perubahan yang berkontribusi pada peradaban umat manusia. Kalian adalah bagian dari visi besar ini, baik di keluarga, masyarakat, negara, maupun dunia. Jadilah onderdil yang berfungsi dengan baik untuk mewujudkan peradaban yang adil, bermartabat, dan membawa kemaslahatan,” pesannya.

Kiai Marzuki juga menekankan pentingnya menjaga kesadaran kritis yang telah diajarkan selama di kampus. Kesadaran ini, menurutnya, berakar pada tradisi pesantren yang mengedepankan akhlak dan kebermanfaatan.

Penghormatan kepada Orang Tua

Dalam mengakhiri pidatonya, Kiai Marzuki memberikan pesan yang menggugah hati para lulusan. Ia meminta mereka untuk tidak melupakan peran orang tua dalam keberhasilan mereka.

“Sebelum kalian bersalaman dengan siapa pun, cium tangan dan pipi kedua orang tua kalian. Mereka adalah alasan kalian bisa berdiri di sini hari ini. Doa, pengorbanan, dan cinta merekalah yang membawa kalian ke titik ini,” tukasnya.

Acara tersebut dihadiri oleh ratusan tamu undangan, termasuk para orang tua, dosen, dan tokoh masyarakat. Suasana haru dan bahagia menyelimuti seluruh ruangan, menandai awal perjalanan baru bagi para lulusan sarjana VIII ISIF. []

Tags: BerkeadilanisifKH Marzuki WahidOnderdil PeradabanWisuda Sarjana VII
Fachrul Misbahudin

Fachrul Misbahudin

Lebih banyak mendengar, menulis dan membaca.

Terkait Posts

Rieke Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mendokumentasikan Peran Ulama Perempuan

KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

19 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

18 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Bersama Ulama dan Guru Perempuan, Bangkitlah Bangsa!

16 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

KUPI Gelar Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Seruan Bangkit dari Krisis Kemanusiaan

14 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version