• Login
  • Register
Senin, 27 Juni 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Kafaah itu terbuka dan dinamis

Nur Rofiah Nur Rofiah
29/03/2018
in Personal
0
83
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Dalam berinteraksi sosial, kita kadang tak kuasa menghindar dari relasi kelas baik berbasis jenis kelamin, ras, maupun lainnya. Di masyarakat Arab, jenis kelamin, bangsa, dan suku agaknya paling menentukan. Ketiganya bersifat tertutup karena bawaan lahir. Merespon hal ini, Allah menegaskan bahwa ketiganya sama sekali bukan standard kualitas manusia.

Allah kemudian memberikan standard baru yang terbuka, yaitu ketaqwaan. Hal ini berarti bahwa seorang perempuan, bangsa Indonesia, suku Jawa yang bertaqwa lebih mulia daripada seorang laki-laki, ashli Arab, suku Quraish yang tidak bertaqwa. Jika keduanya bertaqwa ya sama-sama mulia. Apapun posisi keduanya dalam sebuah relasi sosial.

Taqwa dapat dipahami sebagai sebuah kesadaran untuk menjaga dan menyelaraskan diri dengan status melekat hanya sebagai hamba Allah (tauhid) dan amanah melekat sebagai khalifah fil ardl yang bertugas mewujudkan kemaslahatan di muka bumi. Taqwa dengan demikian adalah kombinasi iman dan perbuatan baik, atau iman yang menggerakkan perbuatan baik.

Pergeseran standard dalam melakukan relasi sosial ini juga terjadi dalam relasi perkawinan. Rasulullah mengubah standard kafa’ah (sekufu/sepadan) calon suami-istri yang umum dipegang masyarakat, yaitu kekayaan, keturunan, dan kesempurnaan fisik menjadi agama yang intinya adalah taqwa. Iman sebagai unsur penting dalam taqwa itu berada di hati dan tidak terukur.

Namun indikasi iman yaitu perbuatan baik adalah sesuatu yang terukur. Ukurannya ya kemaslahatan. Iman juga dinamis (yazidu wa yanqushu). Dang-kadang naik, dang-kadang turun. Kapan saja kita berbuat buruk atau melahirkan mafsadat, iman kita sedang turun. Sebaliknya kapan saja kita berbuat baik, iman sedang naik.

Baca Juga:

Doa Ketika Wukuf di Arafah Sesuai Anjuran Rasulullah Saw

Makna Wukuf di Arafah

Re Grow Solusi Darurat Sampah Pangan di Indonesia

Kecantikan Perempuan dan Luka-Luka yang Dibawanya

Ujian iman sejatinya terjadi setiap detik sepanjang hayat. Bahkan kadang berupa sesuatu yang menyenangkan sehingga kita berat menolaknya. Karenanya, laki-laki dan perempuan mesti bekerjasama sebagai mitra. Keduanya mesti bahu-membahu memelihara dan memupuk iman agar punya daya dorong kuat untuk melahirkan kemaslahatan di muka bumi, termasuk di dalam keluarga.

Taqwa sebagai standar kafaah (sekufu/sepadan) manusia termasuk suami-istri dengan demikian adalah sesuatu yang terbuka dan dinamis. Jadi, apapun latar belakang ini-itu kita, kalau latar depannya sama insya Allah kita bisa sekufu dengan siapa pun.

Nur Rofiah

Nur Rofiah

Nur Rofi'ah adalah alumni Pesantren Seblak Jombang dan Krapyak Yogyakarta, mengikuti pendidikan tinggi jenjang S1 di UIN Suka Yogyakarta, S2 dan S3 dari Universitas Ankara-Turki. Saat ini, sehari-hari sebagai dosen Tafsir al-Qur'an di Program Paskasarjana Perguruan Tinggi Ilmu al-Qur'an (PTIQ) Jakarta, di samping sebagai narasumber, fasilitator, dan penceramah isu-isu keislaman secara umum, dan isu keadilan relasi laki-laki serta perempuan secara khusus.

Terkait Posts

Kecantikan Perempuan

Kecantikan Perempuan dan Luka-Luka yang Dibawanya

26 Juni 2022
Budaya Patriarki

Perlawanan Perempuan terhadap Narasi Budaya Patriarki

25 Juni 2022
Kehidupan Perempuan

Kehidupan Perempuan Kini dalam Hegemoni Domestik

24 Juni 2022
Menjadi Ibu

Apakah Semua Perempuan Terlahir Menjadi Ibu?

23 Juni 2022
Merespon Curhatan Teman

Tips Merespon Curhatan Teman tentang Kekerasan yang Dialaminya

22 Juni 2022
Cara Mengatasi Overthinking

Bagaimana Cara Mengatasi Overthinking bagi Perempuan?

21 Juni 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kecantikan Perempuan

    Kecantikan Perempuan dan Luka-Luka yang Dibawanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Wukuf di Arafah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Re Grow Solusi Darurat Sampah Pangan di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Doa Ketika Wukuf di Arafah Sesuai Anjuran Rasulullah Saw

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perlawanan Perempuan terhadap Narasi Budaya Patriarki

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Doa Ketika Wukuf di Arafah Sesuai Anjuran Rasulullah Saw
  • Makna Wukuf di Arafah
  • Re Grow Solusi Darurat Sampah Pangan di Indonesia
  • Kecantikan Perempuan dan Luka-Luka yang Dibawanya
  • 3 Hikmah Pelaksanaan Ibadah Haji

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist