• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Featured

Kartini: Menjawab Dilema Perempuan Berpendidikan Tinggi

Kartini memiliki keinginan memperjuangkan perempuan untuk mendapatkan pendidikan yang layak

Nela Salamah Nela Salamah
21/04/2024
in Featured, Publik
0
Perempuan Berpendidikan Tinggi

Perempuan Berpendidikan Tinggi

855
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Saya sering kali mendengar selentingan mengenai perempuan berpendidikan tinggi. Kurang lebih  seperti ini “Perempuan jangan sekolah tinggi-tinggi, nanti susah dapat jodoh.”

Juga pernah di suatu waktu, Ibu dari teman perempuan saya yang sedang menempuh pendidikan S2 dan berencana untuk melanjutkan studi S3 keluar negeri berbicara “Jare kita kuh uwis gah sun aja sekolah bae, ngko bokat angel olih lakine.” (Kata saya sudah jangan sekolah terus, nanti takut susah dapat suami). Demikian pernyataan si ibu dalam Bahasa Indramayu saat mengobrol dengan teman-temannya.

Stereotipe semacam ini sudah ada dari zaman kolonial dan siapa sangka masih tumbuh dengan subur di masyarakat sampai hari ini. Pada masa itu, akses pendidikan bagi perempuan masih sangat sulit. Tradisi merupakan salah satu penghambat bagi perempuan untuk mendapatkan pendidikan.

Raden Ajeng Kartini merupakan salah satu perempuan yang pada masa itu mengalami masa pingitan. Ia meninggalkan bangku sekolah karena tidak boleh keluar rumah dalam waktu yang telah ditentukan.

Hal tersebut mendasari Kartini untuk memperjuangkan hak kesetaraan bagi perempuan tidak terkecuali dalam bidang Pendidikan.

Baca Juga:

Peran Penting Ayah di Masa Ibu Menyusui

Tana Barambon Ambip: Tradisi yang Mengancam Nyawa Ibu dan Bayi di Pedalaman Merauke

Meneladani Rasuna Said di Tengah Krisis Makna Pendidikan

Kisah Sopyah dan Pentingnya Pendidikan bagi Masa Depan Perempuan

Dukungan Kartini untuk Hak Pendidikan Perempuan

Kartini memiliki keinginan memperjuangkan perempuan pada saat itu untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Selain itu, Kartini juga berpendapat bahwa pendidikan perempuan merupakan pendidikan yang sudah seharusnya diterima oleh perempuan tidak peduli kaya, miskin, strata sosial, ras dan lain sebagainya. Tidak hanya laki-laki saja yang dapat menempuh pendidikan setinggi mungkin, perempuan juga memiliki hak yang sama yakni bisa menempuh pendidikan yang mereka inginkan.

Tidak ada batasan maupun kriteria jenis kelamin untuk mendapatkan suatu pendidikan. Semua orang berhak untuk mendapatkan pendidikan yang mereka mau.

Menurut Raden Ajeng Kartini, pendidikan merupakan satu-satunya alat untuk mengangkat derajat perempuan dan menyadarkan masyarakat tentang pentingnya peran perempuan dalam membangun sebuah peradaban.

Urgensi Perempuan Berpendidikan Tinggi

Untuk para perempuan, jangan khawatir. Berikut adalah urgensi perempuan berpendidikan tinggi:

Perempuan Menjadi Tempat Pendidikan Pertama Bagi Anak-Anaknya

Dalam rumah tangga, perempuan akan berperan menjadi seorang ibu. Perempuanlah yang akan memberikan pendidikan pertama untuk anak-anaknya. Bahkan Kartini menyampaikan bahwa tangan seorang ibu menjadi penentu masa depan anaknya.

Perempuan berperan penting untuk menjadi tempat pendidikan pertama bagi anak-anaknya. Meski dalam praktiknya tetap harus melibatkan laki-laki, atau sosok Ayah dalam pengasuhan bersama. Hal tersebut membuat perempuan memerlukan pendidikan yang layak untuk mendidik dan membimbing anak-anaknya kelak.

Perempuan Menjadi Pembawa Peradaban

Perempuan tidak hanya memiliki peran penting di dalam rumah atau keluarga. Akan tetapi, perempuan juga pemegang peran penting dalam peradaban dunia. Apabila perempuan di suatu negara tertinggal, maka tidak akan maju negara tersebut.

Akan tetapi, perempuan tidak bisa secara tiba-tiba menjadi agent of change. Perempuan membutuhkan asupan untuk dirinya, dalam hal ini ialah pendidikan.

Media Untuk Meningkatkan dan Mengembangkan Kualitas Diri

Pendidikan tinggi merupakan media untuk perempuan bisa memperluas wawasan, meningkatkan keterampilan interpersonal dan berpeluang untuk mengembangkan kepribadian yang lebih baik. Pendidikan tinggi juga membantu perempuan untuk menjadi individu yang lebih percaya diri dan berdaya.

Kemandirian Finansial

Mandiri dalam hal keuangan bukan hanya kewajiban yang dipikul oleh laki-laki saja. Pada dasarnya, semua orang harus bisa mandiri secara keuangan tidak terkecuali perempuan. Mandiri secara finansial memberikan kekuatan untuk mengambil keputusan yang krusial dengan tidak bergantung pada orang lain.

Pendidikan tinggi memberi akses bagi perempuan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan penghasilan yang lebih tinggi. Hal ini memungkinkan mereka untuk mencapai kemandirian secara finansial.

Menjadi Teman Diskusi

Akan sangat menyenangkan jika kita memiliki pasangan yang dapat dijadikan sebagai teman diskusi. Dalam relationship, kita sangat butuh pasangan yang dapat mengimbangi pembicaraan kita sekalipun itu randomtalks.

Perempuan berpendidikan tinggi memliki pengetahuan yang luas dan dapat berpikir kritis dari sudut pandang berbeda saat menilai suatu masalah. Hal ini menjadikan perempuan tersebut sebagai teman diskusi yang menyenangkan bagi pasangannya.

Raden Ajeng Kartini pernah berpesan “Kita harus membuat sejarah. Kita mesti menentukan masa depan yang sesuai dengan keperluan sebagai kaum perempuan dan harus mendapat pendidikan yang cukup seperti kaum laki-laki.”

Oleh karena itu, jangan hanya karena selentingan orang membuat kita dilematis dan berujung melepaskan mimpi-mimpi kita. Sebagai perempuan kita memiliki hak yang sama dengan siapapun, termasuk untuk mengeyam pendidikan setinggi-tingginya. []

Tags: emansipasihari kartiniIbuPendidikan Perempuanperadabanperempuan berpendidikan tinggiRefleksi Kartini
Nela Salamah

Nela Salamah

Perempuan yang ingin namanya abadi melalui tulisan.

Terkait Posts

Inses

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Inses

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

17 Mei 2025
Kashmir

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

16 Mei 2025
Nakba Day

Nakba Day; Kiamat di Palestina

15 Mei 2025
Nenek SA

Dari Kasus Nenek SA: Hukum Tak Lagi Melindungi yang Lemah

15 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version