• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Figur

Meneladani Rasuna Said di Tengah Krisis Makna Pendidikan

Pendidikan, bagi Rasuna, bukan jalan menuju gelar, tetapi jalan menuju martabat. Ia mendidik agar manusia bebas dari ketakutan.

Firda Imah Suryani Firda Imah Suryani
05/05/2025
in Figur
0
Rasuna Said

Rasuna Said

1.6k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Hari Pendidikan Nasional kembali menyapa, membawa kita pada perenungan tentang arti sejati pendidikan. Di tengah gegap-gempita jargon reformasi kurikulum dan modernisasi sekolah, ada satu nama yang seharusnya tak pernah kita lupakan: Rasuna Said. Ia bukan hanya tokoh pendidikan, tetapi juga simbol perlawanan. Seorang perempuan revolusioner dalam Islam yang memadukan iman, akal, dan keberanian menjadi satu jalan juang.

Di masa ketika kaum perempuan bahkan belum diizinkan tampil di ruang publik, Rasuna sudah berdiri di mimbar, bersuara lantang tentang hak atas ilmu, tentang martabat manusia, dan tentang kemerdekaan. Bukan dengan kekerasan, melainkan dengan kalimat-kalimat yang tajam dan pikiran yang merdeka. Ia mengubah pena menjadi senjata, dan ruang kelas menjadi medan perjuangan.

Rasuna Said percaya bahwa pendidikan adalah kunci perlawanan. Ia mendirikan sekolah-sekolah di tanah Minangkabau bukan hanya untuk mendidik, tetapi untuk membangkitkan kesadaran.

Dalam kurikulum yang ia susun, ilmu agama dan ilmu umum berjalan berdampingan, tanpa saling merendahkan. Ia menunjukkan bahwa Islam tidak bertentangan dengan kemajuan, dan bahwa perempuan muslimah bisa menjadi pemimpin pemikiran sekaligus pejuang kemanusiaan.

Pendidikan sebagai Alat Pembebasan

Semangat itu yang hari ini terasa kian langka. Di tengah sistem pendidikan yang makin birokratis, Rasuna hadir sebagai pengingat bahwa pendidikan adalah hak dan alat pembebasan. Bahwa perempuan bukan objek dari perubahan, tetapi subjek yang aktif dalam membentuk masa depan. Ia melampaui zamannya, menjadikan Islam sebagai kekuatan pendorong bagi kemajuan sosial, bukan sebagai batasan.

Baca Juga:

Jukir Difabel Di-bully, Edukasi Inklusi Sekadar Ilusi?

Marsinah, RUU PPRT, dan Janji Prabowo

Kisah Sopyah dan Pentingnya Pendidikan bagi Masa Depan Perempuan

Ki Hajar Dewantara: Antara Pendidikan dan Perjuangan Kelas Pekerja

Rasuna Said tertangkap oleh pemerintah kolonial karena isi pidatonya yang mengkritik ketidakadilan. Ia diadili bukan karena mengangkat senjata, tapi karena suaranya mengancam struktur kekuasaan. “Saya tidak takut,” katanya, dengan kepala tegak. Dalam dirinya, Islam dan nasionalisme, ilmu dan keberanian, menyatu dalam satu nafas panjang perjuangan.

Dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional, semestinya kita menengok kembali ke warisan semangat Rasuna. Pendidikan, bagi Rasuna, bukan jalan menuju gelar, tetapi jalan menuju martabat. Ia mendidik agar manusia bebas dari ketakutan. Ia mengajar agar umat Islam mampu membaca zaman, bukan hanya membaca kitab.

Kini, ketika sekolah sering kali terjebak dalam rutinitas administratif dan kejar target, kita kehilangan ruh yang dulu diperjuangkan oleh tokoh seperti Rasuna. Kita lupa bahwa pendidikan seharusnya membentuk karakter, menyalakan semangat kritis, dan menumbuhkan keberanian untuk memperjuangkan kebenaran.

Warisan Nilai Rasuna Said

Rasuna Said wafat pada 1965, namun pikirannya hidup terus. Ia satu-satunya perempuan yang namanya terabadikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Tapi lebih dari sekadar gelar, ia meninggalkan warisan nilai. Nilai bahwa perempuan bisa menjadi pusat perubahan. Bahwa Islam mendorong umatnya untuk berpikir dan berbuat. Dan bahwa pendidikan sejati tak pernah netral: ia selalu berpihak pada keadilan.

Hari ini, ketika kita memperingati Hari Pendidikan Nasional, mari kita kenang Rasuna Said bukan sekadar sebagai tokoh sejarah, tetapi sebagai suara yang masih relevan. Suara perempuan muslim yang percaya bahwa pendidikan adalah senjata paling dahsyat untuk membebaskan manusia dari belenggu apa pun.

Di tengah gempuran zaman yang kian pragmatis, Rasuna Said mengingatkan kita bahwa pendidikan sejati bukan sekadar soal angka dan gelar, melainkan tentang keberanian berpikir, keterbukaan terhadap perbedaan, dan keberpihakan kepada nilai-nilai kemanusiaan.

Pendidikan harus menjadi ruang yang memanusiakan—bukan menakutkan, bukan kaku, apalagi menindas. Pada Hari Pendidikan Nasional ini, semangat Rasuna menjadi cermin: bahwa ilmu adalah jalan menuju kebebasan, dan bahwa tidak boleh ada kekekaran dalam dunia yang seharusnya membentuk manusia menjadi utuh, merdeka, dan penuh welas asih. []

Tags: Hari Pendidikan Nasionalpahlawan nasionalPahlawan PerempuanPendidikan PerempuanRasuna Said
Firda Imah Suryani

Firda Imah Suryani

Saya perempuan bukan aib masyarakat, bukan juga orang kriminal.  Pengemar musik indie dan pemakan sayuran.

Terkait Posts

Nyai Nur Channah

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

19 Mei 2025
Nyai A’izzah Amin Sholeh

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

18 Mei 2025
Nyai Ratu Junti

Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

17 Mei 2025
Nyi HIndun

Mengenal Nyi Hindun, Potret Ketangguhan Perempuan Pesantren di Cirebon

16 Mei 2025
Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi

Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi: Singa Podium dari Bojonegoro

9 Mei 2025
Tokoh Muslim Penyandang Disabilitas

Jejak Tokoh Muslim Penyandang Disabilitas

1 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • KB dalam Hadits
  • Ulama Perempuan sebagai Puser Bumi
  • Menyusui Anak dalam Pandangan Islam
  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version