• Login
  • Register
Minggu, 13 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Kata Nabi Saw, Menikah Adalah Bagian Dari Sunah

Pada masa Nabi Saw mengenai bagaimana banyak orang masih menganggap bahwa mendekati Allah Swt itu dengan cara menjauhi perempuan. Termasuk banyak para sahabat yang memilih untuk tidak menikah. Padahal, menikah adalah bagian dari sunah Nabi Saw

Redaksi Redaksi
18/02/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Menikah bagian dari sunah nabi saw

Menikah bagian dari sunah nabi saw

585
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam beberapa catatan hadis, Nabi Muhammad Saw menyampaikan bahwa menikah adalah bagian dari sunah Nabi Saw.

Ucapan menikah adalah bagian dari sunah Nabi Saw itu merujuk pada teks hadis yang diriwayat Sahih Bukhari. Isi hadis tersebut sebagai berikut:

Artinya : Dari Anas bin Malik ra, berkata: “Suatu saat ada tiga orang datang mengunjungi keluarga Nabi Saw. Mereka bertanya mengenai ibadah Nabi Saw. Ketika memperoleh jawaban, mereka menganggap kecil ibadah mereka sendiri: “Bagaimana dengan kami, (Duh, Nabi Saw sangat rajin ibadah), padahal sudah dimaafkan segala dosa-dosanya”.

Salah satu dari mereka kemudian berjanji: “Saya akan selalu shalat sepanjang malam”.

Yang lain berikrar: “Saya akan berpuasa sepanjang tahun”, dan yang lain menimpali: “Saya akan menjauh dari perempuan, saya tidak akan menikah seumur hidup”.

Baca Juga:

Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

Belajar dari Khansa binti Khidam Ra: Perempuan yang Dipaksa Menikah Berhak untuk Membatalkannya

Nabi Tak Pernah Membenarkan Pemukulan Terhadap Perempuan

Mendadak Rasululllah Saw datang dan menyahut: “Kamu yang berkata ini dan itu, demi Allah saya orang yang paling segan terhadap Allah dan paling dekat di antara kalian kepada-Nya, tetapi saya berpuasa di hari tertentu dan tidak berpuasa di hari yang lain, saya shalat dan saya juga tidur, begitupun saya menikahi perempuan. Barangsiapa yang menjauh dari kebiasaan saya seperti ini, maka ia bukan dari bagian saya”. (Sahih Bukhari, no. Hadis: 5118).

Penjelasan Hadis

Teks hadis di atas, menurut Faqihuddin Abdul Kodir, seperti dikutip di dalam buku 60 Hadis Shahih adalah rekaman peristiwa pada masa Nabi Saw mengenai bagaimana banyak orang masih menganggap bahwa mendekati Allah Swt itu dengan cara menjauhi perempuan. Termasuk banyak para sahabat yang memilih untuk tidak menikah. Padahal, menikah adalah bagian dari sunah Nabi Saw.

Terlebih anggapan ini, Nabi Saw memberikan kritik, baik dengan pernyataan tegas dan dengan teladan nyata.

Nabi Saw menceritakan bagaimana wahyu turun pada saat bersamaan dengan Aisyah ra, menunjukkan kedekatan dengan sang putri pada saat shalat, bahkan tidak mempermasalahkan perempuan berbaring di hadapannya ketika shalat. Luar biasa.

Selain itu, teks hadis di atas ini merupakan perilaku sunah-sunah Nabi Saw, adalah puasa dan makan, artinya tidak selamanya berpuasa.

Lalu shalat dan tidur, artinya tidak selamanya shalat dengan meninggalkan tidur. Juga berarti bahwa menikah adalah bagian dari sunah Nabi Saw. []

Tags: bagianmenikahNabi Sawsunah
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Perempuan

Merebut Kembali Martabat Perempuan

13 Juli 2025
Narkoba

Hancurnya Keluarga Akibat Narkoba

12 Juli 2025
Ayat sebagai

Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

12 Juli 2025
Hak Perempuan

Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

12 Juli 2025
Setara

Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

12 Juli 2025
Gender

Islam dan Persoalan Gender

11 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Ayat sebagai

    Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Merebut Kembali Martabat Perempuan
  • Kedisiplinan Mas Pelayaran: Refleksi tentang Status Manusia di Mata Tuhan
  • Kala Kesalingan Mulai Memudar
  • Hancurnya Keluarga Akibat Narkoba
  • Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID