• Login
  • Register
Sabtu, 19 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Keberhasilan Dakwah Melalui Akhlak: Teladan dari Rasulullah SAW

Warisan Nabi Muhammad bukan hanya soal agama, tapi juga tentang kebaikan hati dan akhlaknya yang terus menginspirasi dunia

Nadhira Yahya Nadhira Yahya
19/09/2024
in Hikmah
0
Teladan Rasulullah

Teladan Rasulullah

1000
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Bulan Maulid telah tiba! Mari kita sambut dengan penuh suka cita..

Mubadalah.id – Dalam rangka memperingati hari lahir Nabi kita, marilah kita renungkan kembali akhlak beliau yang mulia. Teladan Rasulullah menjadi contoh bagi kita semua.

Nabi Muhammad SAW terkenal sebagai seorang pemimpin yang hebat dan penuh kasih sayang. Ajarannya, yang membentuk dasar Agama Islam, memang seringkali menjadi bahan perdebatan, dan tidak semua orang bisa menerimanya. Tapi, satu hal yang tak terbantahkan: Kebaikan akhlaknya. Kebaikan Nabi Muhammad begitu kuat, bahkan melampaui perbedaan keyakinan.

Salah satu bukti kebaikannya adalah julukan “Al-Amin” yang diberikan kepadanya. Artinya “yang dapat kita percaya”. Jauh sebelum menjadi Nabi, Nabi Muhammad sudah terkenal sebagai orang yang jujur dan dapat diandalkan. Dalam Masyarakat Arab kala itu, yang penuh konflik dan tipu daya, kata-kata Nabi Muhammad sangat mereka hormati. Semua orang percaya padanya.

Kejujuran Nabi Muhammad Saw

Kisah tentang kejujuran Nabi Muhammad banyak diceritakan. Salah satunya adalah ketika ia dipercaya untuk menjaga harta Ka’bah, tempat suci umat Islam. Nabi Muhammad menjaga harta itu dengan sangat hati-hati dan jujur. Ketika harta itu hilang, ia langsung mencari dan menemukannya. Kejujurannya membuat semua orang kagum dan mempercayainya sepenuhnya.

Yang menarik, bahkan orang-orang yang tidak percaya pada ajaran Nabi Muhammad pun mempercayai sifatnya. Mereka seringkali menitipkan harta atau barang bawaannya kepada Nabi. Mereka tahu bahwa Nabi Muhammad akan menjaga barang titipan mereka dengan baik dan aman. Hal ini menunjukkan bahwa kebaikan Nabi Muhammad telah terakui oleh semua orang, terlepas dari keyakinan mereka.

Baca Juga:

Mengapa Perempuan Ditenggelamkan dalam Sejarah?

Mengapa Sejarah Ulama, Guru, dan Cendekiawan Perempuan Sengaja Dihapus Sejarah?

Ketika Zakat Profesi Dipotong Otomatis, Apakah Ini Sudah Adil?

Sound Horeg: Antara Fatwa Haram Ulama’ dan Hiburan Masyarakat Kelas Bawah

Kebaikan Nabi Muhammad bukan hanya soal sifat pribadinya. Kebaikan itu juga tercermin dalam cara ia memimpin. Ia selalu menunjukkan contoh yang baik, menjalankan apa yang ia ajarkan. Tindakannya lebih bermakna daripada kata-kata. Ia membuktikan bahwa dirinya adalah orang yang jujur dan adil. Kebaikannya menginspirasi banyak orang untuk menjadi lebih baik.

Seperti saat Nabi Muhammad berdakwah di kota Taif. Ia menerima sambutan dengan kasar dan dilempari batu oleh penduduk kota. Namun, Nabi Muhammad tetap sabar dan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Ia berdoa agar Allah SWT memberikan hidayah kepada penduduk Taif. Pada akhirnya, sikap Nabi yang penuh kasih sayang ini membuat banyak orang terharu dan akhirnya memeluk Islam.

Bahkan, saat menghadapi kesulitan dan menerima hinaan, Nabi Muhammad tetap teguh pada prinsipnya. Ia sabar dan penuh kasih sayang. Ia tidak pernah membalas semua kejahatan atau hinaan yang orang lain lakukan. Sikapnya ini menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang damai dan penuh ketenangan.

Kebaikan Nabi Inspirasi bagi Semua Orang

Menilik kebaikan Nabi Muhammad Saw menjadi inspirasi bagi semua orang. Kebaikannya melampaui batas agama. Ia mengingatkan kita bahwa kejujuran, kebaikan, dan kepercayaan adalah nilai-nilai universal yang penting bagi semua orang. Warisan Nabi Muhammad bukan hanya soal agama, tapi juga tentang kebaikan hati dan akhlaknya yang terus menginspirasi dunia.

Akhlak dulu, baru ilmu. Itulah yang Islam ajarkan kepada kita. Islam menekankan pentingnya akhlak yang baik sebelum mengejar ilmu. Sebab ilmu tanpa akhlak bisa berbahaya, seperti pedang di tangan orang yang tidak bertanggung jawab.

Akhlak yang baik adalah dasar untuk membangun diri yang berilmu. Dengan akhlak yang baik, ilmu akan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Sebaliknya, ilmu tanpa akhlak bisa membuat seseorang sombong dan takabur, dan ilmunya pun menjadi sia-sia. Mari kita belajar dari Rasulullah SAW, yang mengajarkan kita untuk selalu bersikap jujur, amanah, rendah hati, sabar, dan penuh kasih sayang.

Akhlak adalah pondasi awal. Bayangkan sebuah rumah yang kokoh. Dindingnya kuat, atapnya kokoh, tapi pondasinya rapuh. Apa yang terjadi? Rumah itu bisa runtuh kapan saja, kan? Begitu juga dengan kehidupan kita. Ilmu pengetahuan ibarat dinding dan atap rumah. Penting, tapi tanpa pondasi yang kuat, semua itu tak akan berguna. Nah, dalam Islam, pondasi kuat itu adalah akhlak, budi pekerti yang baik.

Uswatun Hasanah

Nabi Muhammad adalah uswatun hasanah, panutan dan teladan yang ideal bagi seluruh umat manusia. Beliau menunjukkan bagaimana seharusnya seorang manusia hidup dengan penuh kasih sayang, kejujuran, keadilan, dan kesabaran. Kehidupannya yang penuh dengan cobaan dan ujian menjadi bukti nyata bahwa akhlak mulia adalah kunci menuju kebahagiaan sejati, baik di dunia maupun di akhirat.

Melalui teladan beliau, kita dapat belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih berakhlak mulia, dan lebih bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Dengan akhlak yang baik, ilmu yang kita miliki akan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Kita akan menggunakan ilmu untuk kebaikan, bukan untuk menindas atau menyakiti.

Jadi, mari kita belajar dari Rasulullah SAW. Mari kita tanamkan akhlak mulia dalam diri kita, sebelum kita mengejar ilmu pengetahuan. Karena dengan akhlak yang baik, hidup kita akan menjadi lebih bermakna dan bermanfaat bagi sesama.

Sekali lagi, selamat merayakan bulan kelahiran Nabi kita Muhammad SAW. Semoga kita semua mendapatkan keberkahan di bulan ini. Amiin. []

 

Tags: Akhlak NabidakwahislamMaulid NabisejarahTeladan Rasulullah
Nadhira Yahya

Nadhira Yahya

Terkait Posts

Nabi Saw

Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

18 Juli 2025
rajulah al-‘Arab

Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

18 Juli 2025
Sejarah Perempuan

Mengapa Perempuan Ditenggelamkan dalam Sejarah?

18 Juli 2025
Rabi’ah al-Adawiyah

Belajar Mencintai Tuhan dari Rabi’ah Al-Adawiyah

18 Juli 2025
Sejarah Perempuan dan

Mengapa Sejarah Ulama, Guru, dan Cendekiawan Perempuan Sengaja Dihapus Sejarah?

17 Juli 2025
Menjadi Pemimpin

Perempuan Menjadi Pemimpin, Salahkah?

17 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Penindasan Palestina

    Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kehamilan Perempuan Bukan Kompetisi: Memeluk Setiap Perjalanan Tanpa Penghakiman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan
  • Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab
  • Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID