• Login
  • Register
Sabtu, 3 Juni 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Kenapa Perempuan Korban Kekerasan Seksual Selalu Disalahkan?

Nadhira Yahya Nadhira Yahya
15/11/2022
in Kolom
1
Kenapa Perempuan Korban Kekerasan Seksual Selalu Disalahkan?

Kenapa Perempuan Korban Kekerasan Seksual Selalu Disalahkan?

283
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.Id- Kenapa perempuan korban kekerasan seksual selalu disalahkan? Hal ini jamak sekali terjadi di pelbagai kasus kekerasan seksual. Bahkan oleh penagak hukum sekalipun. 

Perempuan merupakan makhluk yang dianggap sangat lemah, mengingat dari watak mereka yang mudah disinggung, diancam, disakiti, dan sebagainya. Mereka terus menerus menjadi sasaran empuk terhadap tindak kejahatan yang dilakukan oleh berbagai oknum. Meraka kerap menjadi korban pelecehan seksual.

Pelecehan seksual termasuk ke dalam tindak kekerasan seksual. Seringkali yang menjadi korban kekerasan ini adalah perempuan. Hal ini tentu menjadi perhatian khusus, melihat perempuan juga merupakan manusia yang memiliki hak-hak yang sama dengan kaum laki-laki.

Perilaku-perilaku kasar yang menimpa tentu akan sangat mengganggu jiwa mereka. Begitu pula dengan tindak kekerasan seksual.

Baca juga: Belajar dari Korban Kekerasan Seksual; Waspadai Orang Terdekat

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Prinsip Kesetaraan Dalam Islam
  • Keadilan Bagi Perempuan Harus Didasarkan Pada Hak Asasi Manusia
  • Mendengarkan Suara Perempuan Korban
  • Instrumen Hukum Gagal Memenuhi Keadilan bagi Perempuan

Baca Juga:

Prinsip Kesetaraan Dalam Islam

Keadilan Bagi Perempuan Harus Didasarkan Pada Hak Asasi Manusia

Mendengarkan Suara Perempuan Korban

Instrumen Hukum Gagal Memenuhi Keadilan bagi Perempuan

Kita melupakan suatu hal bahwa kekerasan seksual bukanlah hanya kekerasan yang berbentuk fisik. Tapi juga hal-hal yang bersifat verbal maupun psikis. Semua itu tentu sangat berpengaruh terhadap masa depan mereka.

Segala penyelewengan yang dilakukan oleh para pelaku kejahatan akan mendapatkan balasan berupa hukuman yang akan menimpa mereka nantinya. Namun, nyatanya segala bentuk peraturan dan hukuman bagi pelaku kejahatan tersebut tidaklah memberikan efek jera.

Aksi-aksi kekerasan terhadap wanita semakin sering terjadi, dan pelecehan seksual adalah salah satunya yang kian mencuat di negeri ini.

Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia mengatakan bahwa “semua orang dilahirkan bebas dan dengan martabat yang setara.” Pasal ini menjelaskan tentang pemberdayaan perempuan, karena pada realitasnya sekarang perempuan selalu disalahkan dan dijadikan sasaran perilaku kejahatan.

Baca juga: Adakah Solusi Hukum yang Adil bagi Perempuan Korban Inses?

Namun, segala bentuk aturan yang ada, yang tadinya bertujuan untuk mencegah dan meminimalisir tindak kriminalitas, ternyata kini faktanya tidak memberikan efek apapun. Kejahatan tersebut telah ada dimana-mana, dengan berbagai cara dan prosesnya yang berbeda-beda.

Belum lagi, korban kekerasan seringkali malah menjadi korban. Korban diadili sebagai pelaku kejahatan lainnya yang dilaporkan pelaku kekersan.

Seringkali juga terdengar suara-suara yang menyalahkan korban pada setiap tindak kekerasan seksual. Seperti bahwa salah korban karena memakai pakaian yang tidak senonoh. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang menyalahkan itu adalah sesama perempuan.

Jika memang pelecehan tersebut memang salah korban yang diangggap berpakain tidak senonoh, bagaimana terhadap contoh kasus kali ini yang mana korbannya adalah perempuan yang masih anak-anak, dan berpakaian seragam sekolah? Apakah tetap mau disalahkan juga si korban?

Baca juga: Nyai Badriyah: Stop Kekerasan terhadap Perempuan

Sebuah penelitian di Brussel, Belgia, menciptakan sebuah museum yang memamerkan sebanyak 18 baju korban pemerkosaan. Baju yang dipamerkan tidak ada yang terlalu terbuka atau seksi. Ada piyama, seragam polisi, dan celana jeans. Bahkan, ada juga baju anak My Little Poni.

Pameran ini membawa sebuah pesan, bahwa model baju bukanlah pemicu pemerkosaan atu pelecehan seksual. Banyak korban pelecehan seksual yang disalahkan, akibat baju yan mereka pakai.

“Saya waktu itu mengenakan seragam dan bersenjata lengkap, namun tetap tidak bisa menghindari pemerkosaan,” ungkap salah seorang polisi wanita yang kerap menjadi korban pemerkosaan saat sedang menjalankan tugasnya.

Jadi, apakah pelecehan dipicu oleh korbannya?

Kasus serupa yang terjadi di negeri sudah banyak. Namun, apakah kita akan terus menyalahkan korban? Atau kita sebagai sesama manusia akan lebih menegakkan aturan secara adil kepada seluruh masyarakat?

Bukankah kita harus saling melindungi agar tindak kejahatan tidak lagi terjadi kepada siapapun, dan pihak manapun? Karena sebagaimana yang kita ketahui bersama, sesama manusia, its not based on gender. Saling melindungi itu harus dilakukan.

Kenapa perempuan korban kekerasan seksual selalu disalahkan? Semoga bermanfaat.[]
Tags: aturandundang-undangkejahatankekerasankorbanlaki-lakiPBBperempuanperkosaanseksualtindakan
Nadhira Yahya

Nadhira Yahya

Terkait Posts

Relasi Gender dalam Agama Budha

Menilik Relasi Gender dalam Agama Budha

3 Juni 2023
Langgeng Berumah Tangga

Menyempurnakan Tips Langgeng Berumah Tangga ala Gus Baha

2 Juni 2023
Lahir Pancasila

Hari Lahir Pancasila: Upaya Mempererat Persaudaraan dan Menumbuhkan Sikap Toleransi

2 Juni 2023
KDRT

KDRT Tidak Sejalan dengan Ajaran Islam

1 Juni 2023
Energi

Mari Menjaga Lingkungan Dengan Menggunakan Energi Terbarukan

1 Juni 2023
Korban Kekerasan Seksual

Laki-laki Bisa Menjadi Korban Kekerasan Seksual

1 Juni 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Maria Ulfah Santoso

    Maria Ulfah Santoso, Perempuan Yang Ikut Berkontribusi Lahirnya Pancasila

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Childfree sebagai Pilihan Hidup

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dewi Suhita, Ratu Majapahit : Sosok di Balik Tegarnya Karakter Alina Suhita

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Unearthing Muarajambi Temples: Menyingkap Kemegahan Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mendengarkan Suara Perempuan Korban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Prinsip Kesetaraan Dalam Islam
  • Peran Putri Owutango dalam Perkembangan Islam di Gorontalo
  • Keadilan Bagi Perempuan Harus Didasarkan Pada Hak Asasi Manusia
  • Menilik Relasi Gender dalam Agama Budha
  • Mendengarkan Suara Perempuan Korban

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist