• Login
  • Register
Minggu, 13 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Kiat Agar Memiliki Anak Saleh dan Salehah

Redaksi Redaksi
21/05/2022
in Hikmah, Keluarga
0
3 Agar Memiliki Anak Saleh dan Salehah

3 Agar Memiliki Anak Saleh dan Salehah

603
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Memiliki anak saleh dan salehah merupakan dambaan bagi setiap orang tua (ibu dan ayah). Berikut 3 agar memiliki anak saleh dan salehah.

Akan tetapi, untuk mencetak anak saleh dan salehah sebaiknya para orang tua harus membekali anak-anaknya dengan pendidikan yang berkualitas.

Selain membekali dengan pendidikan berkualitas, ada beberapa prasyarat yang harus diperhatikan bagi setiap orang tua yang ingin memiliki anak saleh dan salehah.

Berikut tiga prasyarat agar memiliki anak saleh dan salehah, seperti dikutip di dalam buku Parenting With Love, yang ditulis Maria Ulfah Anshor.

1. Memilih pendamping hidup yang baik

Baca Juga:

Kasih Sayang Seorang Ibu

Pengrusakan Retret Pelajar Kristen di Sukabumi, Sisakan Trauma Mendalam bagi Anak-anak

Pentingnya Relasi Saling Kasih Sayang Hubungan Orang Tua dan Anak

Jangan Hanya Menuntut Hak, Tunaikan Juga Kewajiban antara Orang Tua dan Anak

Allah SWT menciptakan semua makhluk yang hidup di dunia secara berpasang-pasangan, laki-laki dan perempuan.

Dalam memilih suami, seorang wali berkewajiban memilih calon suami untuk anak gadisnya, dan kemudian dimintakan persetujuannya.

Tetapi, jika anak gadisnya tidak setuju, sebaiknya orangtua tidak memaksakan kehendaknya karena yang berhak menentukan pilihan bagi gadis yang sudah dewasa adalah yang bersangkutan.

Perempuan berhak menentukan pilihannya, kemudian diajukan kepada orangtua guna mendapatkan restunya.

Hal tersebut sebagaimana diceritakan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a bahwa seorang gadis mengadu kepada Rasulullah Saw tentang tindakan ayahnya yang memaksakan dirinya untuk menikah dengan laki-laki yang tidak ia sukai.

Nabi Saw memutuskan untuk menyerahkan kasus itu kepada gadis tersebut.

Lantas gadis tersebut berkata, “Sesungguhnya aku telah mengizinkan perbuatan ayahku, tetapi aku ingin memberitahukan kepada semua perempuan bahwa dalam masalah pernikahan, seorang ayah tidak berhak memaksakan kehendaknya.” (HR. Ibnu Majah)

2. Mempersiapkan pernikahan dengan matang

Kedua calon mempelai wajib mempersiapkannya sebaik mungkin agar kebahagiaan rumah tangga yang mereka dambakan terwujud.

Persiapan yang dimaksud di sini adalah persiapan menyediakan tempat tinggal (maskan), termasuk di dalamnya kebutuhan sandang dan pangan serta sarana pendukung yang dapat mengantarkan tercapainya kesejahteraan dan kemaslahatan keluarga.

Perempuan sebagai istri berhak mendapatkan jaminan kesejahteraan berupa seluruh kebutuhan dasarnya, seperti sandang dan pangan yang cukup.

Terutama ketika sedang menjalani proses reproduksi, seperti ketika hamil, melahirkan, dan menyusui. Hal tersebut sebagaimana firman Allah SWT, “Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut,” (QS Al-Baqarah (21: 233).

Kesejahteraan keluarga merupakan salah satu syarat untuk mengantarkan anak-anak memperoleh jaminan pendidikan dan kesehatan yang baik menuju masa depan yang dicita-citakan.

3. Berjanji setia dengan satu pasangan

Mewujudkan keluarga sakinah mawaddah wa rahmah yang menjadi cita-cita dari sebuah pernikahan, sebagaimana diamanatkan dalam al-Qur’an, adalah tanggung jawab bersama antara suami dan istri.

Sebab, rumah tangga sakinah yang menjadi mimpi bersama, saat-saat terindah waktu berbulan madu maupun saat-saat indah setelah menikah, tidak datang tiba-tiba, melainkan dibangun dengan usaha dan kemauan keras dari keduanya.

Ketika akad nikah berlangsung, sesungguhnya tidak sekadar perjanjian antar manusia, tetapi sebuah ritual manusia yang melibatkan persetujuan Tuhan, sebagai hamba-Nya yang tunduk menjalankan perintah agama Tuhan.

Berbeda dengan makhluk Tuhan yang lain, dalam prosesi pernikahan sepasang anak manusia ada komitmen bersama yang diucapkan dan disepakati yang disaksikan keluarga, kerabat, dan handai taulan.

Konsekuensinya, satu sama lain harus saling menumbuhkan dan menjaga cinta dan kasih sayang yang telah diikat dalam sebuah pernikahan dengan perjanjian yang kuat (mitsaqan ghalizhan) tersebut.

Artinya, satu sama lain tidak boleh saling mengkhianati pernikahan, tetapi harus saling mencintai, mengasihi, dan melengkapi. Bahkan saling mendidik, mengajar, memaklumi, berkomunikasi, mengingatkan, menghargai, menghormati, dan tidak saling mencaci manakala di antara keduanya menemukan ketidak cocokan dalam hal tertentu, agar rumah tangga yang dibinanya tetap utuh. (Rul)

Tags: 3 prasyaratanakayahIbuorang tuasalehsalehah
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Perempuan

Merebut Kembali Martabat Perempuan

13 Juli 2025
Narkoba

Hancurnya Keluarga Akibat Narkoba

12 Juli 2025
Praktik Kesalingan

Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

12 Juli 2025
Ayat sebagai

Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

12 Juli 2025
Hak Perempuan

Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

12 Juli 2025
Setara

Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

12 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Ayat sebagai

    Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Merebut Kembali Martabat Perempuan
  • Kedisiplinan Mas Pelayaran: Refleksi tentang Status Manusia di Mata Tuhan
  • Kala Kesalingan Mulai Memudar
  • Hancurnya Keluarga Akibat Narkoba
  • Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID