• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Kiat Mendeteksi Hoaks di Era Digital

Hasna Azmi Fadhilah Hasna Azmi Fadhilah
11/08/2020
in Aktual, Publik, Rekomendasi
0
289
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Saya pikir kecerobohan dan ketidakcermatan pemerintah dalam menangani pandemi sudah menjadi the worst nightmare di tahun 2020. Ternyata, saya salah besar! Keteledoran pemerintah yang bertindak tanpa banyak memperhatikan data-data sainstifik ternyata diikuti oleh beberapa oknum masyarakat, dan parahnya mereka berasal dari kalangan selebritas serta pesohor tanah air, yang punya pengikut jutaan!

Okelah kalau mereka hanya mengomentari hal-hal receh yang tidak berdampak pada keselamatan banyak orang, sayangnya isu serius seperti Covid-19 pun juga didiskusikan dengan menggandeng ‘pakar’ abal-abal yang mendaku sebagai profesor, seperti yang baru saja dilakukan oleh penyanyi Anji.

Lucunya, ketika belakangan ketahuan bahwa orang tersebut ternyata bukan profesor, bukannya segera meminta maaf pada publik, Anji malah tidak mau bertanggungjawab dan tetap bersikukuh bahwa Hadi Prayoto sendiri yang perlu melakukan konfirmasi. Seakan ingin menyuguhkan dagelan di era krisis, si expert palsu itu malah mengelak bahwa gelar profesor-nya bukan gelar akademik, tapi panggilan kesayangan.

Tak heran, banyak warga yang kemudian hanya bisa geleng-geleng kepala menyaksikan kekonyolan ini. Sampai-sampai salah satu media besar di Indonesia, karena saking kesalnya, mengusulkan para selebriti dan jajaran pemerintah yang tidak becus menangani covid-19 untuk segera membentuk jaringan atau aliansi baru, ‘Asosiasi Nasional Jaringan Indonesia Anti-Covid, yang disingkat. Anjrit-Covid.

Kekesalan redaksi media massa tersebut bisa dibilang wajar karena dari hari ke hari, selain ketidakseriusan pemerintah dalam menghadapi pandemi, para pesohor yang memiliki pengaruh kuat dan bisa menjadi contoh teladan justru semakin memperkeruh lini masa kita dengan aliran deras berita bohong alias hoax.

Baca Juga:

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

Terlebih dengan kemajuan teknologi dan berkembangnya media sosial, orang-orang terkenal tersebut dengan sedemikian mudah mempengaruhi tindakan yang lain melalui postingan dan kampanye yang mereka utarakan di akun media soaial. Tantangannya kemudian adalah bagaimana kita bisa mendeteksi yang mana fakta dan hoax dari apa yang mereka sampaikan.

Meski hal tersebut tidak mudah, namun dampak positifnya tentu lebih besar, dibanding ketika kita berhasil dibohongi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Terlebih, sebagian besar hoax yang tersirkulasi biasanya memiliki judul yang bombastis dan clickbait atau mendorong orang untuk segera membagikannya tanpa membaca dan mengevaluasinya terlebih dulu.

Belum lagi ketika kita sudah memiliki asumsi awal yang kita percaya, datangnya berita palsu yang mengkonfirmasi kepercayaan tadi semakin menguatkan kita untuk meyakini apa yang diberitakan oleh fake news tersebut.
Oleh karenanya, yuk simak beberapa kiat berikut agar kita tidak mudah dibohongi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab:

1) Selalu bersikap kritis
Tiap kali membaca berita atau postingan dari media sosial, baik itu dari grup WA atau Instagram. Coba perhatikan baik-baik apa isinya, cermati apakah itu masuk akal atau sekilas terlalu berlebihan gaya penyajiannya. Jangan juga mudah terpengaruh dan langsung otomatis membagikan yang postingannya tidak jelas kredibilitasnya. Khawatirnya, apa yang kita bagi tadi ternyata hanya sekadar isu belaka.

2) Pastikan sumber berita dapat dipercaya
Selain isi berita, pastikan juga sumber fakta yang kita dapat adalah pewarta terpercaya. Kantor berita resmi seperti Antara, TVRI, dan lain-lain contohnya. Meski semua kanal berita tak pernah bisa lepas dari bias dan subjektivitas, tapi minimal mereka memiliki panduan pemberitaan yang lebih ketat, jaringan sosial yang luas, dan reporter mereka juga dapat dinilai handal dalam penyajian narasi fakta di lapangan.

3) Perhatikan detail berita dan postingan
Seringkali hoaks yang beredar disebarkan tanpa melewati tahap editing terlebih dulu, makanya kerap ditemukan banyak typo dan kesalahan ejaan lain dalam narasinya. Tidak hanya pada tulisan, postingan yang tersaji dengan gambar pun, biasanya editannya tidak terlalu sempurna. Oleh karena itu penting untuk kita agar jeli memperhatikan apa yang berseliweran di lini media masa dengan sedikit lebih waspada.

4) Cari berita yang sama melalui sumber yang berbeda
Fakta yang menarik perhatian banyak audiens, biasanya diberitakan secara luas, dan tidak berhenti tersirkulasi dalam periode waktu tertentu. Dari situ, ada baiknya bila kita mendapat berita yang kredibilitasnya meragukan, kita bisa crosscheck dengan membandingkan apakah kanal berita atau channel lainnya juga menayangkan hal sama. Dan apabila masih diliputi keraguan, kita bisa mengecek apakah postingan tersebut memuat data-data valid.

Bila sudah ditelusuri, namun tersisa kejanggalan, langkah terakhirnya kita bisa mengeceknya melalui situs-situs resmi untuk mengkonfirmasi hoaks, di antaranya adalah: stophoax.id, cekfakta.com, dan turnbackhoaks.id. Selain itu, ada pula chatbot verifikasi informasi resmi milik Kementerian Komunikasi, dan Informatika (Kemenkominfo) melalui Telegram @chatbotantihoaks dan nomor Whatsapp resmi dari Mafindo +6285574676701. []

Hasna Azmi Fadhilah

Hasna Azmi Fadhilah

Belajar dan mengajar tentang politik dan isu-isu perempuan

Terkait Posts

Pacaran

Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

30 Juni 2025
Toxic Positivity

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

30 Juni 2025
Pisangan Ciputat

Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

30 Juni 2025
Kesetaraan Disabilitas

Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

30 Juni 2025
Geng Motor

Begal dan Geng Motor yang Kian Meresahkan

29 Juni 2025
Feminisme di Indonesia

Benarkah Feminisme di Indonesia Berasal dari Barat dan Bertentangan dengan Islam?

28 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Toxic Positivity

    Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
  • Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID