• Login
  • Register
Minggu, 26 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Kiprah Perempuan Pada Masa Nabi dalam Partisipasi Politik

Kiprah perempuan pada masa Nabi, terutama dalam partisipasi politik, sangat penting untuk dituliskan. Perempuan dan laki-laki adalah makhluk ciptaan Allah SWT.

Redaksi Redaksi
07/05/2022
in Hikmah, Pernak-pernik
0
kiprah perempuan pada masa nabi

kiprah perempuan pada masa nabi

124
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kiprah perempuan pada masa Nabi, terutama dalam partisipasi politik, sangat penting untuk dituliskan. Perempuan dan laki-laki adalah makhluk ciptaan Allah SWT. Sebagai hamba yang sama dihadapan Tuhan, perempuan dan laki-laki memiliki tanggung jawab yang sama, yaitu tanggung jawab kemanusiaan, memakmurkan bumi, dan mensejahterakan manusia.

Perempuan tidak dibedakan dari laki-laki dalam tugas tersebut. Tuhan telah memberikan kepada mereka potensi-potensi dan keahlian dalam diri masing-masing untuk tanggung jawab menunaikan amanah tersebut.

Daftar Isi

  • Pendapat Kiai Husein Muhammad Tentang Kiprah Perempuan Pada Masa Nabi
  • Baca Juga:
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Nabi Saw Melarang Umatnya Merendahkan Perempuan
  • Salahkah Memilih Childfree?
  • Dalam Catatan Sejarah, Perempuan Kerap Dilemahkan
  • Perempuan Juga Wajib Bekerja

Pendapat Kiai Husein Muhammad Tentang Kiprah Perempuan Pada Masa Nabi

Terkait kiprah perempuan pada masa Nabi, tidak sedikit teks suci, seperti dikutip di dalam buku Islam Agama Ramah Perempuan karya KH. Husein Muhammad, menegaskan keharusan kerja sama laki-laki dan perempuan untuk tugas-tugas pengaturan dunia ini.

“Laki-laki dan perempuan yang beriman, menurut al-Qur’an, saling bekerja sama untuk tugas keagamaan yaitu menyerukan kebaikan dan menghapuskan kemungkaran (kerusakan sosial),” tulis Buya Husein.

Buya Husein menegaskan akan adanya balasan yang sama antara laki-laki dan perempuan bagi pekerjaan-pekerjaan politik (QS. Ali-Imran (3): 195, QS. an-Nahl (16): 97, QS. at-Taubah (9): 71).

Baca Juga:

Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Nabi Saw Melarang Umatnya Merendahkan Perempuan

Salahkah Memilih Childfree?

Dalam Catatan Sejarah, Perempuan Kerap Dilemahkan

Perempuan Juga Wajib Bekerja

Beberapa ayat al-Qur’an ini dan masih ada ayat yang lain, kata Buya Husein, cukup menjadi dasar legitimasi betapa partisipasi politik perempuan tidak dibedakan dari laki-laki. Partisipasi mereka menjangkau seluruh dimensi kehidupan.

“Diktum-diktum Islam telah memberikan ruang pilihan bagi perempuan dan juga laki-laki untuk menjalani peran-peran politik domestik maupun publik, untuk menjadi cerdas dan terampil,” jelas Buya Husein.

Buya Husein juga mengingatkan bahwa sejarah kenabian mencatat sejumlah besar perempuan yang ikut memainkan peran-peran bersama kaum laki-laki.

Di antaranya : Khadijah Ra, Aisyah Ra, Ummu Salamah Ra, dan para istri nabi yang lain. Fathimah Ra (putri Nabi Saw), Zainab Ra (cucu Nabi Saw), dan Sukainah Ra (cicit Nabi Saw) adalah perempuan-perempuan terkemuka yang cerdas.

“Mereka sering terlibat dalam diskusi tentang tema-tema sosial dan politik, bahkan mengkritik kebijakan-kebijakan domestik maupun publik yang patriarkis,” tegasnya.

Buya Husein memaparkan juga bahwa partisipasi perempuan juga muncul di sejumlah baiat (perjanjian, kontrak) untuk kesetiaan dan loyalitas kepada pemerintah.

Sejumlah perempuan sahabat Nabi Muhammad Saw seperti Nusaibah binti Ka’ab Ra, Ummu Athiyyah al-Anshariyah Ra, dan Rabi’ binti al-Mu’awwadz Ra ikut bersama kaum laki-laki dalam perjuangan bersenjata melawan penindasan dan ketidakadilan.

“Umar bin Khathab Ra juga pernah mengangkat Asy-Syifa, seorang perempuan cerdas dan tepercaya, untuk jabatan manajer pasar di Madinah,” tukasnya.

Demikian catatan tentang kiprah perempuan pada masa Nabi dalam partisipasi politik. Semoga bermanfaat. (Rul)

Tags: kiprahKiprah perempuan pada masa Nabilaki-lakinabi muhammadpartisipasi politikperempuanpolitik
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Kesehatan Gigi dan Mulut

Ramadan Tiba, Kesehatan Gigi dan Mulut Harus Tetap Terjaga

26 Maret 2023
Konstitusi

Kebebasan Dalam Konstitusi NKRI

25 Maret 2023
Nabi Muhammad Saw

Nabi Muhammad Saw Berpesan Jika Berdakwah Sampaikan Dengan Tutur Kata Lembut

25 Maret 2023
agama

Jangan Pernah Menyalahkan Agama Seseorang yang Berbeda

25 Maret 2023
keragaman

Keragaman Alam Semesta Adalah Kehendak Tuhan untuk Manusia

24 Maret 2023
Hikmah Ramadan

Hikmah Ramadan, dan Momentum Berlomba dalam Kebaikan

24 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Puasa dan Intoleransi

    Puasa dan Intoleransi: Betapa Kita Telah Zalim Pada Sesama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jangan Pernah Menyalahkan Agama Seseorang yang Berbeda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nabi Muhammad Saw Berpesan Jika Berdakwah Sampaikan Dengan Tutur Kata Lembut

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kebebasan Dalam Konstitusi NKRI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Zakat bagi Perempuan Korban Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ramadan Tiba, Kesehatan Gigi dan Mulut Harus Tetap Terjaga
  • Kisah Abu Nawas dan Penutupan Patung Bunda Maria
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Nabi Saw Melarang Umatnya Merendahkan Perempuan
  • 3 Tips Jika Target Ibadah Ramadan Berhenti di Tengah Jalan
  • Kebebasan Dalam Konstitusi NKRI

Komentar Terbaru

  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Kemandirian Perempuan Banten di Makkah pada Abad ke-20 M - kabarwarga.com pada Kemandirian Ekonomi Istri Bukan Melemahkan Peran Suami
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist