• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Kisah Para Pemimpin Perempuan

Sejak tahun 2000-an, sejumlah negara dikepalai atau dipimpin oleh perempuan. Antara lain Bangladesh, Guyana, Irlandia, Selandia Baru, Sri Langka, dan Indonesia

Redaksi Redaksi
16/02/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Pemimpin Perempuan

Pemimpin Perempuan

475
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Banyak orang berpendapat bahwa dibandingkan laki-laki, akal perempuan lebih rendah. Itu sudah dari “sono”-nya, sudah pembawaan, sudah kodrat. Dengan kata lain, sudah merupakan ketentuan Tuhan. Maka, tidak bisa diubah. Mengubahnya berarti sama dengan melawan takdir. Itulah sebabnya, perempuan, menurut mereka, tidak bisa dan tidak boleh menjadi pemimpin publik besar atau pemimpin keagamaan.

Akan tetapi, kita juga bisa melihat sejarah kehidupan manusia. Realitas sejarah manusia sejak dulu sampai hari ini membuktikan bahwa tidak setiap akal laki-laki lebih unggul dan lebih cerdas dari setiap akal perempuan, atau sebaliknya.

Sejarah juga membuktikan tidak setiap laki-laki lebih sukses memimpin bangsa daripada perempuan. Banyak contoh mengenai kebenaran ini.

Misalnya, Ratu Balqis dari Saba, Syajaratuddur dari Mesir, Maryam ibunda Nabi Isa, Aisyah binti Abu Bakar, istri Nabi Muhammad dan Rabi’ah Adawiyah dari Baghdad. Serta ada juga Benazir Bhuto dari Pakistan, Sultanah Khadija dan Fatima dari Maladewa dan Sheikh Hasina dari Bangladesh.

Sejarah Indonesia mencatat sejumlah penguasa perempuan, antara lain: Taj al-Alam, Nur al-Alam, Inayat Syah, dan Kamalat Syah. Perempuan lain menjadi pemimpin perang yang gagah, seperti Cut Nyak Dhien. Semuanya adalah perempuanperempuan cerdas dan sukses memimpin masyarakat dan bangsanya yang besar.

Baca Juga:

Ketika Sejarah Membuktikan Kepemimpinan Perempuan

Qiyas Sering Dijadikan Dasar Pelarangan Perempuan Menjadi Pemimpin

Membantah Ijma’ yang Melarang Perempuan Jadi Pemimpin

Tafsir Hadits Perempuan Tidak Boleh Jadi Pemimpin Negara

Sejak tahun 2000-an, sejumlah negara dikepalai atau dipimpin oleh perempuan. Antara lain Bangladesh, Guyana, Irlandia, Selandia Baru, Sri Langka, dan Indonesia. Ini untuk menyebut beberapa saja.

Jadi, kecerdasan dan tinggi-rendahnya akal perempuan adalah sesuatu yang relatif saja. Maka, kurang atau rendahnya akal perempuan tentu saja bukanlah kodrat, bukan sesuatu yang tetap, bukan ketentuan Tuhan dan bisa berubah atau ia ubah. Soalnya memang tergantung kita sendiri. []

Tags: pemimpinperempuan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version