• Login
  • Register
Minggu, 26 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Kisah Teladan Nabi Muhammad Saw yang Membebaskan

Pada hari ke empat Nabi Saw meminta sahabatnya melepaskan ikatannya dan membebaskannya. Tsumamah kemudian pergi ke sebuah pohon kurma di dekat masjid, lalu mandi. Sesudah itu kembali dan menyatakan masuk Islam, membaca dua kalimat Syahadat

Redaksi Redaksi
03/08/2022
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Nabi Muhammad Saw yang membebaskan

Nabi Muhammad Saw yang membebaskan

250
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pengasuh Pondok Pesantren Dar Al-Fikr Cirebon, Buya Husein Muhammad menceritakan kisah teladan Nabi Muhammad Saw yang membebaskan.

Kisah tersebut berawal dari Tsumamah bin Itsal. Seorang laki-laki asal Yamamah, Yaman yang amat sangat membenci Nabi Muhammad SAW, karena menurutnya ajaran yang dibawa oleh Nabi itu yakni Islam telah merusak tradisinya.

Hati Tsumamah bin Itsal, kata Buya Husein, memendam keinginan kuat untuk membunuh Nabi Muhammad SAW.

Pada saat yang direncanakan Tsumamah bin Itsal pun berangkat ke Madinah. Ia mempersiapkan senjata dan segala yang diperlukan untuk tujuan tersebut.

Umar bin Khattab dan para sahabat Nabi melihat kedatangannya dan memperhatikan gerak gerik dan gestur Tsumamah yang mencurigakan.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Nabi Saw Melarang Umatnya Merendahkan Perempuan
  • 3 Tips Jika Target Ibadah Ramadan Berhenti di Tengah Jalan
  • Nabi Muhammad Saw Berpesan Jika Berdakwah Sampaikan Dengan Tutur Kata Lembut
  • 5 Dasar Toleransi Menurut Wahbah Az-Zuhaili
    • Teladan Sifat Nabi Muhammad Saw yang Membebaskan

Baca Juga:

Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Nabi Saw Melarang Umatnya Merendahkan Perempuan

3 Tips Jika Target Ibadah Ramadan Berhenti di Tengah Jalan

Nabi Muhammad Saw Berpesan Jika Berdakwah Sampaikan Dengan Tutur Kata Lembut

5 Dasar Toleransi Menurut Wahbah Az-Zuhaili

Mereka lalu menghadang lelaki pemberani asal Yamamah itu.

Umar bin Khattab bertanya kedatangannya ke Madinah :

“Apa tujuanmu ke Madinah? Bukankah engkau seorang musyrik?” tanya Umar menginterogasi Tsumamah.

Dia memang punya nyali pemberani. “Aku ke sini untuk membunuh Muhammad!,” jawab Tsumamah tanpa ragu, sekaligus menantang.

Mendengar jawaban yang menantang ini Umar tak pelak segera menangkapnya dan membawanya ke masjid.

Umar segera mengikat tangannya, merampas senjatanya dan melaporkannya kepada Nabi Muhammad SAW.

Nabi SAW kemudian keluar menemui Tsamamah. Lalu terjadi dialog.

Nabi Saw bertanya: “bagaimana keadaanmu Tsamamah?”

Ia menjawab : “saya baik-baik saja.”

“Jika kamu membunuh seseorang, maka akan ada yang membalas kelak. Jika kamu memberi makan, maka kamu memberi kepada orang yang berterima kasih, dan jika kamu minta uang, maka aku akan memberi seberapapun kamu memintanya,” jawab Nabi Saw.

Dialog seperti ini terjadi sampai tiga hari, esok harinya dan hari berikutnya.

Teladan Sifat Nabi Muhammad Saw yang Membebaskan

Pada hari ke empat Nabi Saw meminta sahabatnya melepaskan ikatannya dan membebaskannya. Tsumamah kemudian pergi ke sebuah pohon kurma di dekat masjid, lalu mandi. Sesudah itu kembali dan menyatakan masuk Islam, membaca dua kalimat Syahadat.

Kemudian mengatakan :

قال: يا مُحمد، واللهِ ما كان على الأرض وجه أبغضَ إلىَّ من وجهكَ، فقد أصبحَ وجهك أحب الوجوه إلىَّ! وإنَّ خيلك َ أخذتني وأنا أريدُ العُمرة، فماذا ترى؟
فبشَّرَه النبيُّ صلَّى الله عليه وسلَّم وأمرَه أن يعتمرَ، فلما قَدِمَ مكة وعلمتْ قُريش بإسلامه، قالوا له: صبوتَ؟!
فقال: بل أسلمتُ مع محمدٍ صلَّى الله عليه وسلَّم،

Artinya : “Muhammad, demi Allah tidak ada di muka bumi ini orang yang paling aku benci selain kamu. Tetapi sekarang kamu adalah orang yang paling aku cintai. Jika kudamu bisa membawaku, aku ingin umroh, bagaimana menurutmu?.”

Nabi SAW gembira dan menyuruhnya umroh. Manakala dia tiba di Mekah, dan orang-orang Quraisy mengetahui dia masuk Islam, mereka berkata : “kamu pura-pura ya?”

Ia menjawab : “tidak. Aku mengikuti/bersama Muhammad.”

Tsumamah menjadi muslim yang baik dan ikut berjuang menyebarkan Islam secara baik-baik. (Rul)

Tags: bebasislamkisahmembebaskanNabi Muhammad SAWRasulullah SAWteladan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Kesehatan Gigi dan Mulut

Ramadan Tiba, Kesehatan Gigi dan Mulut Harus Tetap Terjaga

26 Maret 2023
Konstitusi

Kebebasan Dalam Konstitusi NKRI

25 Maret 2023
Nabi Muhammad Saw

Nabi Muhammad Saw Berpesan Jika Berdakwah Sampaikan Dengan Tutur Kata Lembut

25 Maret 2023
agama

Jangan Pernah Menyalahkan Agama Seseorang yang Berbeda

25 Maret 2023
keragaman

Keragaman Alam Semesta Adalah Kehendak Tuhan untuk Manusia

24 Maret 2023
Hikmah Ramadan

Hikmah Ramadan, dan Momentum Berlomba dalam Kebaikan

24 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Puasa dan Intoleransi

    Puasa dan Intoleransi: Betapa Kita Telah Zalim Pada Sesama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jangan Pernah Menyalahkan Agama Seseorang yang Berbeda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nabi Muhammad Saw Berpesan Jika Berdakwah Sampaikan Dengan Tutur Kata Lembut

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kebebasan Dalam Konstitusi NKRI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Zakat bagi Perempuan Korban Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ramadan Tiba, Kesehatan Gigi dan Mulut Harus Tetap Terjaga
  • Kisah Abu Nawas dan Penutupan Patung Bunda Maria
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Nabi Saw Melarang Umatnya Merendahkan Perempuan
  • 3 Tips Jika Target Ibadah Ramadan Berhenti di Tengah Jalan
  • Kebebasan Dalam Konstitusi NKRI

Komentar Terbaru

  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Kemandirian Perempuan Banten di Makkah pada Abad ke-20 M - kabarwarga.com pada Kemandirian Ekonomi Istri Bukan Melemahkan Peran Suami
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist