• Login
  • Register
Sabtu, 4 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Laki-laki Boleh Menangis

Cahaya Hidayah Cahaya Hidayah
14/10/2019
in Personal
0
27
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Siang ini teleponku berdering 4x. Lalu sebuah pesan singkat masuk.

“Boleh saya nelpon?” tanya kawanku. Sebut saja namanya Manto.

Sudah beberapa hari ini Manto memohon untuk diberi kesempatan bicara. Saya memang tidak pernah mengabulkan permintaannya. 

Saya sangat menjaga pembicaraan di ruang privasi dengan laki-laki beristri kecuali itu urusan pekerjaan.

“Plis.. saya mohon.. sekali ini saja,” sambungnya lagi.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Makna Hijab Menurut Para Ahli
  • 5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan
  • Kisah Saat Perempuan Berbicara dan Berpendapat di Depan Nabi Saw
  • Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian

Baca Juga:

Makna Hijab Menurut Para Ahli

5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan

Kisah Saat Perempuan Berbicara dan Berpendapat di Depan Nabi Saw

Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian

“Saya mau curhat. Saya tidak tahu harus curhat kemana lagi, ini persoalan yang sangat pribadi, dan saya sangat percaya sama kamu,” pesan ketiga masuk.

“Oke, tapi sekali ini saja ya,” jawabku luluh.

Tidak menunggu beberapa detik dari pesan itu dia baca, teleponku berdering. “Manto memanggil!”

Lalu mengalirlah curhatan Manto. Ternyata itu persoalan rumah tangganya yang kini di ambang perceraian.

Saya berusaha memposisikan diri hanya sebagai pendengar. 
Saya pun dalam pergolakan batin khas perempuan yang tidak tahan selalu ingin menghakimi.

Saya tahu dia sedang tidak butuh dikomentari. Dia hanya butuh didengar.
“Come on, cukup sediakan telinga saja, jangan berkomentar,” batinku.

Jelas sekali terdengar suaranya bergetar menahan tangis dan emosi yang membuncah. Saya bisa merasakan Manto berada di bawah tekanan yang cukup berat. Selama ini dia hanya berpura-pura seolah-olah semuanya baik-baik saja.

Hal yang umum sih, toh semua orang pun begitu. Berpura-pura baik-baik saja.

“Saya seorang laki-laki. Tidak mungkin saya menunjukkan pada dunia bahwa saya sedang rapuh. Dunia akan menertawakan dan memberi label laki-laki lemah padaku. Ini persoalan harga diri,” katanya.

OH MY GOD ?

Lagi-lagi saya berusaha menahan diri untuk menimpali. Bukan saatnya berdebat, saat ini Manto hanya butuh dukungan moril, butuh support agar dia bisa kembali memiliki energi menghadapi dan menyelesaikan persoalan rumah tangganya.

*Persoalan Manto membuat saya sadar betapa patriarkisme tidak hanya mengintimidasi kaum perempuan, tapi kaum laki-laki pun jadi tertekan dan tidak leluasa dalam berekspresi.

Kawanku..

Laki-laki boleh menangis

Laki-laki boleh lemah

Laki-laki boleh rapuh

Laki-laki boleh salah dalam mengambil keputusan

It’s okay to not be okay

Because we are only human????

Cahaya Hidayah

Cahaya Hidayah

Terkait Posts

Gaya Hidup Minimalis

Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian

3 Februari 2023
Nikah di KUA

Salingers, Yuk Normalisasi Nikah di KUA

2 Februari 2023
Wasiat Buya Husein

Mematri Wasiat Buya Husein Muhammad

1 Februari 2023
Patah Hati

Perempuan, Patah Hati, dan Krisis Percaya Diri

31 Januari 2023
Refleksi Menulis

Refleksi Menulis: Upaya Pembebasan Diri, dan Menciptakan Keabadian

30 Januari 2023
Pengalaman Perempuan

Writing for Healing: Mencatat Pengalaman Perempuan dalam Sebuah Komunitas

28 Januari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Satu Abad NU

    Satu Abad NU:  NU dan Kebangkitan Kaum Perempuan 

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Anak Perempuan yang Nabi Muhammad Saw Hormati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kritik Ibn Hazm aẓ-Ẓahiri Terhadap Ulama yang Membolehkan Pernikahan Tanpa Wali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Makna Hijab Menurut Para Ahli
  • 5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan
  • Kisah Saat Perempuan Berbicara dan Berpendapat di Depan Nabi Saw
  • Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian
  • Kisah Anak Perempuan yang Nabi Muhammad Saw Hormati

Komentar Terbaru

  • Refleksi Menulis: Upaya Pembebasan Diri Menciptakan Keadilan pada Cara Paling Sederhana Meneladani Gus Dur: Menulis dan Menyukai Sepakbola
  • 5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia pada Cerita Singkat Kartini Kendeng dan Pelestarian Lingkungan
  • Ulama Perempuan dan Gerak Kesetaraan Antar-umat Beragama pada Relasi Mubadalah: Muslim dengan Umat Berbeda Agama Part I
  • Urgensi Pencegahan Ekstrimisme Budaya Momshaming - Mubadalah pada RAN PE dan Penanggulangan Ekstrimisme di Masa Pandemi
  • Antara Ungkapan Perancis La Femme Fatale dan Mubadalah - Mubadalah pada Dialog Filsafat: Al-Makmun dan Aristoteles
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist